Share to:

 

Stadion Gelora Bandung Lautan Api

Stadion Gelora Bandung Lautan Api
Stadion Gelora Bandung Lautan Api
GBLA
Gelora Bandung Lautan Api Stadium
LokasiGedebage, Bandung, Jawa Barat
Koordinat6°57′31″S 107°42′41″E / 6.95861°S 107.71139°E / -6.95861; 107.71139
Transportasi umumKAI Commuter:Stasiun CimekarCB
KCIC:Stasiun Tegalluar Whoosh
PemilikPemerintah Kota Bandung
OperatorPersib Bandung
Kapasitas40.000
PermukaanManila grass
Konstruksi
Mulai pembangunanOktober 2009
DibukaMaret 2013
BiayaRp545 miliar
ArsitekPenta Architecture
Pemakai
Persib Bandung (2016–2018, 2022–Sekarang)

Stadion Gelora Bandung Lautan Api, (bahasa Inggris: Gelora Bandung Lautan Api Stadium (GBLA); (Aksara Sunda Baku: ᮞ᮪ᮒᮓᮤᮇᮔ᮪ ᮍᮨᮜᮧᮛ ᮘᮔ᮪ᮓᮥᮀ ᮜᮅᮒᮔ᮪ ᮃᮕᮤ) adalah sebuah stadion sepak bola yang berlokasi di Kecamatan Gedebage, Kota Bandung, Jawa Barat.[1]

Stadion berada di antara ruas Jalan Tol Purbaleunyi km 149 dan Jalan Bypass Soekarno-Hatta Bandung. Akses jalan menuju Stadion akan dibuat pintu tol khusus di KM 149 ruas Tol Purbaleunyi dan ruas jalan dari arah Stasiun Cimekar dan dari jalan Rancanumpang. Dibuat juga ruas jalan baru menyusuri tol sekitar 2 kilometer, disamping ruas jalan yang sudah ada. Stadion ini juga menjadi salah satu kebanggaan warga Jawa Barat. Stadion ini awalnya dirancang pada tahun 2009 dengan anggaran sebesar Rp 278 Miliar.[2]

Pembukaan dan Peresmian (Soft Launching)

Pembukaan dan peresmian atau soft launching stadion yang semula akan diadakan pada tanggal 31 Desember 2012 diundur menjadi tanggal 10 Mei 2013 karena kondisi stadion yang belum rampung terkendala beberapa faktor seperti cuaca dan lain-lain. Stadion ini diresmikan oleh Wali kota Bandung, Dada Rosada. Selain itu acara peresmian juga dihadiri oleh Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, Wakil Gubernur Dede Yusuf, Wakil Wali kota Bandung Ayi Vivananda, dan beberapa pihak lainnya. Acara peresmian ini dihadiri sekitar 5000 orang.[3]

Kondisi Awal (Eksisting)

Stadion Gelora Bandung Lautan Api berada tepat di cekungan Danau Purba Bandung yang tanahnya mudah amblas & dibangun setinggi 5 meter dari permukaan tanah. Namun karena lahan yang digunakan lunak, ketinggian akan turun 1,7 meter hingga ketinggiannya menjadi 3,3 meter. Oleh karena itu, sampai tahap pelaksanaan proyek hambatan utama adalah pengurugan tanah dan keterlambatan perizinan ke PU untuk bukaan akses tol untuk pengangkutan material. Tanah untuk bangunan stadion adalah 24,5 hektaree, sementara kalau dengan fasilitas pendukung lain ditargetkan 40 hektaree.

Tanah eksisting untuk stadion adalah berupa sawah dengan material lempung lunak umumnya ketebalannya 30 meter. Oleh karena itu dilakukan rekayasa teknologi tinggi kontruksi mirip menjahit/mengobras tanah melalui alat bantu pemasangan jalur-jalur pipa PVD (Prefabricated Vertical Drain). PVD ini dipasang dengan jarak 1,3 x 1,3 meter sedalam 20 meter.

Sebelum tanah di uruk di atas tanah asli, dilakukan terlebih dahulu pemasangan lembaran material geotextile tujuannya supaya penurunan tanah akibat konsolidasi merata. Selanjutnya dilakukan kegiatan penjahitan dari ketebalan 5 meter pengurugan tanah, nantinya akan turun 1,7 meter sehingga stadion berada pada ketinggian 3,3 meter di atas permukaan tanah yang sekarang. Karena teknologi ini biayanya mahal, maka hanya dilakukan pada area stadion yaitu seluas 50.000 meter persegi.

Pendanaan

Kesepakatan awal tadinya MoU antara Pemprov dengan Pemkot Kota Bandung tahun 2008, disepakati proporsi anggaran 60 % provinsi: 40 % Kota Bandung. Dengan catatan, tanah dan gedung stadion akan jadi aset provinsi. Perkembangan terbaru, MoU 27 Desember 2009, proporsi anggaran tidak ada lagi maka stadion Gedebage akan dibangun dan menjadi aset Kota Bandung, tetapi Provinsi Jabar membantu selama 3 tahun anggaran lewat bantuan keuangan (Bankeu). Provinsi Jabar berkepentingan dengan Stadion Gelora Bandung Lautan Api karena akan jadi stadion Ibu Kota Provinsi dan akan jadi tempat pembukaan PON 2016 di Jawa Barat.

Fasilitas

Stadion ini di desain berstandar internasional, rumput yang digunakan adalah dari jenis Zoysia Matrella (Linn) Merr yakni rumput kelas satu standar FIFA. Stadion ini dilengkapi dengan lapangan sepak bola, atletik, kantor, sirkulasi, tribun atap full keliling, servis, e-board, scoring board dan kursinya tahan api dengan kursi merk Ferco. Karena standard FIFA itulah jumlah kursi penonton hanya 40.000 orang.[4] Kalau tanpa kursi sebenarnya bisa menampung 72.000 orang.

  • Standar Indonesia: SNI T-25-1991-03 STDR. PERENCANAAN STADION.
  • Standar Internasional: Football Stadium Technical, Recommendation Requirements, FIFA Safety Guidelines.

Luas bangunan stadion:

  • Tapak Stadion 5.2 Ha
  • Lansekap 16.9 Ha

Gedungnya berlantai 4 dengan luas ruangan 72.000 meter persegi sehingga kalau ditotal dengan fasilitas pendukung lain dapat mencapai 40 hektare. Akan ada banyak mushola dan toilet berjumlah 766 buah, selain itu juga ada ruang VVIP untuk kelas kepala negara presiden dengan kaca anti peluru dan landasan helikopter.

Pemberian Nama Stadion

Awal mula nama stadion mengambil dari tempat stadion dibangun yaitu Gedebage sehingga masyarakat mengenal secara mudah mengingat dengan nama Stadion Gedebage, namun nama tersebut hanya sementara sebelum dibuat peraturannya. Setelah ada keputusan pemerintah, maka pemberian nama stadion dilakukan lewat polling terhadap masyarakat dan hasilnya nama Stadion Gelora Bandung Lautan Api menjadi suara terbanyak dari masyarakat. Hasil polling tersebut sudah disepakati berbagai kalangan dan sudah ditetapkan dalam rapat paripurna DPRD Kota Bandung.

Referensi

  1. ^ Wamad, Sudirman. "Profil Stadion GBLA yang Batal Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20". Detik. Bandung: Trans Media. Diakses tanggal 2023-11-12. 
  2. ^ "2010, Pemkot Anggarkan Rp 278 M untuk Stadion Utama Gedebage". detiknews. Diakses tanggal 2023-03-27. 
  3. ^ "Stadion Gelora Bandung Lautan Api Diresmikan". detikcom. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-07-02. Diakses tanggal 2013-06-24. 
  4. ^ "SEJARAH Stadion GBLA, Homebase Favorit Persib & Bobotoh, Miliki Fasilitas VVIP Berstandar FIFA - Tribuncirebon.com". cirebon.tribunnews.com. Diakses tanggal 2023-11-12. 

Pranala luar

Kembali kehalaman sebelumnya