Share to:

 

Sutra Hati

Teks berbahasa Sanskerta Sūtra Hati (bahasa Inggris: Heart Sūtra, dalam naskah Siddhaṃ. Replika dari manuskrip daun palem tertanggal 609 M.
Teks berbahasa Tionghoa Sūtra Hati, oleh pelajar dan kaligrafer Ouyang Xun, tahun 635 M.
Teks berbahasa Tionghoa Sūtra Hati, oleh seniman dan kaligrafer Dinasti Yuan Zhao Mengfu (1254–1322 EU).
Bagian dari serial
Buddhisme
Lima Kelompok
Caodong / Sōtō
Linji / Rinzai
Fayan / Hōgen
Guiyang / Igyō
Yunmen / Unmon
Tata cara
Meditasi duduk
Samādhi
Pencerahan
Pelatihan Kōan
Naskah utama
Sūtra Laṅkāvatāra
Sūtra Intan
Sūtra Hati
Sūtra Śūraṅgama
Sūtra Altar
Kumpulan Kōan
Buddhisme Mahāyāna
Garis waktu Buddhisme
(Kategori)

Sutra Hati (Sanskrit: प्रज्ञापारमिताहृदयसूत्र Prajñāpāramitā Hṛdayasūtra; Jawa: ꦥꦿꦘꦴꦥꦫꦴꦩꦶꦠꦴꦲꦽꦢꦪꦱꦹꦠꦿ; Hanzi sederhana: 般若波罗蜜多心经; Hanzi tradisional: 般若波羅蜜多心經; Pinyin: Bō Rě Bō Luó Mì Duō Xīn Jīng) adalah sebuah sutra yang terkenal dalam Buddhisme Mahayana, yang merupakan inti sari dari Sutra Kesempurnaan Kebijaksanaan (Maha Prajna Sutra). Meskipun hanya ditulis dalam 260 aksara Mandarin, Sutra Hati mengandung kebijaksanaan paling mendalam dalam Buddhisme Mahayana. Ajaran Buddha Dharma tentang Prajna (Kebijaksanaan Sempurna) sedalam samudera dan seluas alam semesta. Maha Prajna Sutra yang lengkap dibabarkan oleh Guru Agung Shakyamuni Buddha selama 22 tahun (dari 49 tahun pengajaran-Nya), tersusun dalam 600 jilid.[1] Sutra Hati yang diterjemahkan dari bahasa Sanskerta ke dalam bahasa Mandarin memiliki 14 versi, namun makna dan inti ajarannya semua sama. Terjemahan dari Maha Bhiksu Xuanzang dinilai efektif, sehingga terpilih, diambil, dan dipergunakan oleh seluruh kalangan Buddhis Mahayana.[1] Versi Sutra Hati yang paling awal di Tiongkok dalam bahasa Mandarin adalah berasal dari terjemahan Kumarajiva, yang sampai sekarang sudah memiliki sejarah lebih dari 1500 tahun.[2] Menurut terjemahan Mahaguru Kumarajiva, sutra ini dibawakan sendiri oleh Sang Buddha. Sutra Hati ini disarikan dari Maha Prajna Paramita dan kata-kata sederhana di dalamnya dipilih secara saksama agar mudah dipahami.

Sutra Hati dikenal di semua aliran Mahayana yang ada di dunia, mencakup Zen, Vajrayana, Tantrayana, dan aliran-aliran Buddha di Jepang dan Republik Rakyat Tiongkok.

Prajñāpāramitā Hṛdayasūtra (dalam bahasa Indonesia)

Prajñāpāramitā Hṛdayasūtra (Sutra Hati)

Om sujud kepada Arya Bhagavati Prajnaparamita!

Saat itu, Arya Avalokiteshvara sedang menyelami Prajnaparamita, namun yang tampak dalam pengamatan dia hanyalah panca-skandha yang bersifat shunya dari svabhava.

Oh Sariputra, wujud adalah shunyata, shunyata adalah wujud; shunyata tak lain dari wujud, wujud tak lain dari shunyata; wujud apa pun itu shunyata, shunyata apa pun itu wujud. Begitu juga sensasi, pembedaan, aktivitas-aktivitas mental yang lain, dan kesadaran.

Oh Sariputra, semua dharma bersifat shunya; tiada yang muncul dan tiada yang lenyap; tidak bernoda dan tidak murni; tiada yang kurang dan tiada yang lengkap.

Oleh karena itu, Sariputra, dalam shunyata tiada wujud, tiada sensasi, tiada pembedaan, tiada aktivitas-aktivitas mental yang lain, tiada kesadaran; tiada mata. Tiada telinga, tiada hidung, tiada lidah, tiada badan, tiada unsur kesadaran. Tiada wujud, tiada suara, tiada bebauan, tiada rasa, tiada objek sentuhan, dan tiada dharma. Tiada indra penglihatan, dan sebagainya, termasuk tiada unsur kesadaran. Tiada kesalahpengertian, tiada berakhirnya kesalahpengertian, dan sebagainya, termasuk tiada penuaan dan kematian, tiada berakhirnya penuaan dan kematian. Tiada duhkha, tiada sebab duhkha, tiada berakhirnya duhkha, tiada jalan untuk mengakhiri duhkha. Tiada pengertian, tiada yang dicapai, dan tiada yang tidak dicapai.

Maka Sariputra, karena tiada yang ingin dicapai, dengan mengandalkan Prajnaparamita, Bodhisattva bebas dari segala gangguan pikiran. Karena bebas dari segala gangguan pikiran, mereka tidak gentar. Dan dengan mengatasi penyebab halangan-halangan, pada akhirnya mereka mencapai Nirvana.

Semua Buddha di tiga masa, mencapai tingkat yang tak terbandingkan, Penggugahan agung yang lengkap dan sempurna, dengan mengandalkan Prajnaparamita.

Maka ketahuilah Prajnaparamita adalah mantra agung, mantra pengetahuan agung, mantra yang tertinggi, mantra yang tak terbandingkan, yang secara tuntas mengatasi semua duhkha. Mantra yang harus dimengerti sebagai kebenaran sejati, yang tidak mungkin palsu. Dengan Prajnaparamita, diutarakanlah mantra ini:

Tadyatha Gate Gate Paragate Parasamgate Bodhi Svaha

Demikianlah Prajnaparamita Hrdaya Sutra.

(Diterjemahkan dari bahasa Sanskerta ke bahasa Indonesia oleh tim Potowa Center. Revisi: Mei 2012)[3]

Bhagavati Prajñāpāramitā Hṛdaya Sūtra (versi bahasa Sanskerta)

Aryavalokitesvara Bodhisattva gambhirayam prajnaparamitayam caryam caramano

vyavalokayati sma panca-skandha

Tams ca svabhava sunyam pasyati sma,

Iha Sariputra, rupam sunyata, sunyata iva rupam

rupa na prthak sunyata, sunyataya na prthak rupam

yad rupam sa-sunyata ya sunyata tad-rupam

Evam eva vedana samjna sam-skara vijnanani

Iha Sariputra sarva dharma sunyata-laksana

anutpanna aniruddha amala vimala, nona na-paripurna

Tasmat Sariputra sunyatayam na rupam

na vedana, na samjna

na samskara, na vijnanani

na caksuh srotra ghrana jihva kaya manamsi

na rupam sabda gandha rasa sparastavya dharma

na caksur-dhatu yavan na mano vijnana-dhatu

na vidya, navidya-ksayo

yavan na jara-maranam na jara-marana ksayo

na dukkha, samudaya, nirodha, marga

na jnanam, na praptir na abhisamaya

Tasmac na apraptir tva Bodhisattvasya prajnaparamita

asritya viharaty acittavaranah cittavarana nastitvad atrasto

vi-paryasati-kranto nistha nirvanam

Tri-adhva vyavasthita sarva buddha prajna-paramitam

a-sirtya anuttara-samyak-sambodhim abhi-sambuddha

Tasmat jnatavyam prajna-paramita maha mantro

maha-vidya mantro, nuttara mantro

sama-sama mantra

Sarva dukkha pra-samana satyam amithyatva

prajna-paramitayam ukho mantra tadyata

gate gate paragate parasamgate bodhi svaha

iti prajnaparamita hrdayam samaptam.

Mantra Sutra Hati

Beberapa variasi mantra Sutra Hati dalam berbagai bahasa di antaranya:

  • Devanāgarī: गते गते पारगते पारसंगते बोधि स्वाहा, IPA: ɡəteː ɡəteː paːɾəɡəteː paːɾəsəŋɡəte boːdʱɪ sʋaːɦaː
  • Sanskrit: IAST: gate gate pāragate pārasaṃgate bodhi svāhā,
  • Hanzi Tradisional: 揭諦揭諦,波羅揭諦,波羅僧揭諦,菩提薩婆訶; Hanzi Sederhana: 揭谛揭谛,波罗揭谛,波罗僧揭谛,菩提萨婆诃; Pinyin: Jiēdì, jiēdì, bōluó jiēdì, bōluósēng jiēdì, pútí suōpóhē; bahasa Jepang: 羯諦羯諦、波羅羯諦、波羅僧羯諦、菩提薩婆訶; Rōmaji: Gyatei gyatei haragyatei harasōgyatei boji sowaka; bahasa Korea: 아제 아제 바라아제 바라승아제 모지 사바하; Romaja: Aje aje bara-aje baraseung-aje moji sabaha; bahasa Vietnam: Yết đế, yết đế, Ba la yết đế, Ba la tăng yết đế, Bồ đề tát bà ha
  • Tibet: ག༌ཏེ༌ག༌ཏེ༌པཱ༌ར༌ག༌ཏེ༌པཱ༌ར༌སཾ༌ག༌ཏེ༌བོ༌དྷི༌སྭཱ༌ཧཱ།Wylie: Gate gate pāragate pārasaṃgate bodhi swāhā
  • Terjemahan dalam Bahasa Indonesia: "Telah pergi, telah pergi; telah pergi lama; Benar benar telah pergi; Pujian akan pencerahan"

Referensi

  1. ^ a b YM Bhiksu, Tadisa Paramita Sthavira (Edisi No.16/01/I/HAR/10, Januari 2010), "Penjelasan Singkat Prajna Paramita Hrdaya Sutra", Majalah Harmoni 
  2. ^ <李, 居明. 《心經結緣錄》. hlm. 1. 
  3. ^ Tim, Potowa Center (2005-12-15). "Sutra Sari (Sutra Prajnaparamita Hrdaya)" (pdf). Potowa.org. Diakses tanggal 10 Desember 2015. 
Kembali kehalaman sebelumnya