4Q414Q41 atau 4QDeuteronomyn (disingkat 4QDeutn atau 4QDtn, juga dikenal sebagai All Souls Deuteronomy, di mana "Deuteronomy" adalah nama Inggris untuk Kitab Ulangan) adalah sebuah naskah kuno dari abad ke-1 SM yang memuat dua nas dalam tulisan Ibrani dari Alkitab Ibrani dan Perjanjian Lama dalam Alkitab Kristen, yaitu dari Kitab Ulangan. Diketemukan pada tahun 1952 dalam sebuah gua di Qumran dekat Laut Mati di Israel. Merupakan salah satu manuskrip tertua yang memuat Sepuluh Perintah Allah. PenemuanNaskah yang asalnya berupa suatu gulungan ini diketemukan dalam Gua 4 di Qumran oleh Ta’amireh Bedouin pada bulan Agustus 1952.[1] Kemudian dibeli dengan harga "beberapa ribu dollar (Amerika Serikat)" di pasar gelap oleh Frank Moore Cross dan Roland de Vaux dengan uang yang disumbangkan oleh seorang jemaat (anonim) dari gereja Unitarian Church of All Souls di New York, Amerika Serikat. Inilah yang selanjutnya menimbulkan sebutan "All Souls' Deuteronomy".[2] PemerianYang terlestarikan dari naskah ini adalah dua potongan yang asalnya dijahit menjadi satu. Keduanya dipotong rata di bagian bawahnya[3] menjadi berukuran tinggi 7,1 cm dan keseluruhan panjang sekitar 45 cm.[4] Fragmen pertama memuat tulisan dalam satu kolom, bukanlah permulaan gulungan, sebagaimana dapat dilihat pada jahitan tepian pada kedua sisinya.[5] Lembaran kedua memuat tiga kolom lengkap dan dua kolom rusak. Gulungan ini dipersiapkan dengan garis-garis horisontal dan vertikal, serta tanda-tanda titik dengan tinta untuk menandai permulaan baris. Perkamen yang terawetkan luar biasa baik ini relatif sangat kecil dibandingkan gulungan Laut Mati lain-lainnya.[6] Tarikh dan jenis tulisanBerdasarkan paleografi naskah ini diperkirakan dibuat pada masa Herodian awal, antara tahun 30 dan 1 SM.[7] Tulisan tangan naskah ini tidak seperti lazimnya berukuran kecil, di mana huruf-huruf waw dan yod hampir tidak bisa dibedakan, sehingga sejumlah pembacaan tidak pasti.[6][8] Ortografi yang digunakan oleh jurutulis ini lebih "penuh" dibandingkan dengan naskah Teks Masoret maupun Taurat Samaria.[9] IsiDua fragmen yang ada masing-masing memuat Ulangan 8:5–10 dan Ulangan 5:1–6:1. Meskipun gulungan itu asalnya lebih panjang, urutan teks yang tidak biasanya mengindikasikan bahwa naskah ini bukan sebuah gulungan Alkitab biasa, melainkan hanya berisi saduran-saduran tertentu dari Kitab Ulangan, kemungkinan untuk tujuan liturgi atau ibadah.[10] Penjelasan lain diberikan oleh John Strugnell, bahwa gulungan itu diperbaiki secara keliru.[11] Teks Sepuluh Perintah Allah umumnya mengikuti teks lazim Kitab Ulangan, tetapi di sejumlah tempat diubah agar lebih sesuai dengan versi paralel dalam Kitab Keluaran.[12] Satu varian penting yang unik dalam naskah ini,[13] adalah tambahan alasan untuk pelaksanaan hari Sabat, yang hanya terdapat dalam Kitab Keluaran.[14] Lihat pulaReferensi
Pranala luar
Pustaka tambahan
|