Aliran-aliran pemikiran anarkis
Anarkisme adalah filsafat politik yang menyatakan bahwa kelas pemerintahan[1] dan negara bersifat tidak diinginkan, tidak penting, dan berbahaya;[2][3] dalam definisi lain, anarkisme melawan otoritas dan organisasi hierarkis dalam perilaku hubungan antarmanusia.[4][5][6][7][8][9] Pendukung anarkisme, yang disebut anarkis, mendukung masyarakat tanpa negara yang didasarkan pada perhimpunan sukarela[10][11] non-hierarkis.[4][12][13] Akan tetapi, berbagai aliran pemikiran anarkis dapat berbeda-beda secara mendasar, mulai dari individualisme ekstrem hingga kolektivisme penuh.[3] Biasanya, berbagai aliran ini dibagi menjadi kategori dualistik, seperti anarkisme sosial atau anarkisme individualis; juga termasuk anarkisme hijau dan anarkisme pascakiri.[14][15] Anarkisme adalah sebuah ideologi sayap kiri jauh.[16][17] Kebanyakan filsafat ekonomi dan hukum anarkis berdasar pada interpretasi-interpretasi anti-otoritarian, antinegara, dan libertarian terhadap sistem politik sayap kiri radikal dan sosialis seperti antara lain komunisme, kolektivisme, pasar bebas, individualisme, mutualisme, partisipisme dan sindikalisme, termasuk juga filsafat-filsafat sosialis libertarian lainnya.[18] Pada titik tertentu, "aliran-aliran pemikiran kolektivis, komunis, dan liberal dan individual yang menjadi hulu inspirasi kaum anarkis mulai menciptakan tegangan dan pemisahan antara aliran-aliran anarkis yang berbeda."[19] Antropolog David Graeber mencatat bahwa sementara kebanyakan aliran-aliran pemikiran Marxis selalu memiliki pencetus (seperti Leninisme, Trotskyisme dan Maoisme), aliran-aliran pemikiran anarkisme "hampir selalu muncul dari sejenis prinsip atau praktik organisasional". Sebagai contoh, ia mengedepankan anarkosindikalisme, anarkisme individualis, serta platformisme.[20] Anarkisme klasikDekade-dekade akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20 merupakan zaman kejayaan dalam sejarah anarkis.[21] Dalam era klasik ini, yang secara kasar dapat didefinisikan menjadi dekade 1840an[22] atau 1860an[23][24] hingga 1939,[25] anarkisme memainkan peranan penting dalam perjuangan kelas pekerja, di sisi Marxisme di Eropa, Amerika Utara dan Selatan, Asia, serta Australia.[21][26] Modernisme, migrasi massal, rel kereta api dan akses percetakan, semua perkembangan teknologi ini membantu kaum anarkis mengembangkan gerakan mereka.[27] MutualismeMutualisme bermula pada gerakan buruh Inggris dan Perancis di abad ke-18, dan kemudian mengambil bentuk anarkis yang diasosiasikan dengan Pierre-Joseph Proudhon di Perancis dan Amerika Serikat.[28] Gerakan ini memengaruhi anarkis individual di Amerika Serikat seperti Benjamin Tucker dan William B. Greene. Josiah Warren mencetuskan ide-ide yang serupa pada tahun 1833[29] setelah berpartisipasi dalam eksperimen kaum Owen yang gagal.[30] Dalam dekade 1840an dan 1850an, Charles A. Dana[31] dan William Batchelder Greene memperkenalkan karya-karya Proudhon ke Amerika Serikat. Greene menyesuaikan mutualisme Proudhon ke dalam konteks Amerika, dan memperkenalkannya kepada Benjamin Tucker.[32] Anarkisme mutualis berhubungan dengan timbal balik, asosiasi bebas, kontrak sukarela, federasi, serta reformasi kredit dan keuangan. Banyak dari kaum mutualis yang percaya bahwa pasar tanpa intervensi pemerintah dapat menurunkan harga hingga hanya perlu membayar buruh, menghilangkan keuntungan, biaya sewa, dan bunga, menurut teori nilai kerja. Perusahaan-perusahaan akan terpaksa bersaing mencari pekerja, sebagaimana pekerja bersaing mendapatkan kerja; akhirnya, persaingan ini akan meningkatkan gaji.[33][34] Ada yang menempatkan mutualisme di antara anarkisme individualis dan kolektivis.[35] Dalam Apa itu Properti?, Proudhon mengembangkan konsep "kebebasan" yang setara dengan "anarki", yaitu "sintesis komunisme dan properti" secara dialektis.[36] Greene, yang terpengaruh oleh Pierre Leroux, menempatkan mutualisme sebagai sintesis antara tiga aliran filsafat: komunisme, kapitalisme, dan sosialisme.[37] Anarkis individual selanjutnya kemudian menggunakan istilah mutualisme, tetapi tidak terlalu mementingkan sintesis, sementara anarkis sosial seperti para penulis An Anarchist FAQ mengklaim bahwa mutualisme adalah cabang tradisi filsafat mereka.[38] Anarkisme sosialAnarkisme sosial adalah sebuah kategori besar anarkisme yang terpisah dari anarkisme individualis.[38] Kalau bentuk-bentuk individual anarkisme menekankan otonomi pribadi dan sikap rasional manusia, anarkisme sosial memandang bahwa "kebebasan individual secara konseptual memang terhubung dengan kesetaraan sosial dan bantuan dari masyarakat dan sesama".[39] Anarkisme sosial mengedepankan aspek-aspek komunitarian dan kerja sama yang ada dalam teori dan praktik anarkis. Beberapa -isme yang termasuk dalam anarkisme sosial adalah antara lain anarkisme kolektivis, anarko-komunisme, sosialisme libertarian, anarko-sindikalisme, dan ekologi sosial.[38] Anarkisme kolektivisAnarkisme kolektivis adalah sebentuk anarkisme revolusioner[40] yang biasanya diasosiasikan dengan Mikhail Bakunin, Johann Most, dan bagian anti-otoritarian Asosiasi Pekerja Internasional.[41] Tidak seperti kaum mutualis, anarkis kolektivis melawan semua bentuk kepemilikan pribadi alat produksi dan mengharuskan kepemilikan tersebut menjadi kolektif. Pemindahan ini dapat dilakukan oleh suatu kelompok elit kohesif yang melakukan aksi kekerasan, atau "propaganda dengan perbuatan", yang pada akhirnya dapat menginspirasi para buruh untuk melakukan revolusi dan memaksa kolektivisasi alat produksi.[40] Para pekerja akan diberikan upah kerja mereka dengan dasar jumlah waktu yang dikontribusikan bagi produksi, bukan dengan barang yang didistribusikan "sesuai kebutuhan" sebagaimana dalam anarko-komunisme. Meskipun kaum anarkis kolektivis ini mendukung pengupahan kerja, ada dari mereka yang tetap membuka kemungkinan terhadap transisi pascarevolusioner menjadi sistem distribusi komunis yang "sesuai kebutuhan".[42] Anarkisme kolektif muncul bersama dengan Marxisme, tetapi kelompok ini melawan kediktatoran proletariat, meskipun Marxisme pada ujungnya tetap mencoba meraih masyarakat tanpa negara yang kolektivis.[43] Ada beberapa anarkis kolektif yang tidak melawan penggunaan mata uang. Ada pula yang mendukung pengupahan pekerja berdasarkan waktu yang dihabiskan untuk produksi. Upah ini dapat kemudian digunakan untuk membeli barang dalam pasar komunal.[44] Kedua sistem ini bertolak belakang dengan anarko-komunisme yang berupaya meninggalkan sistem pengupahan; di dalamnya, setiap individual bebas mengambil "sesuai keperluannya" dari sebuah gudang bersama. Kebanyakan anarkis kolektivis modern memandang visi mereka adalah suatu masyarakat permanen, ketimbang sekadar masyarakat transisi menuju anarko-komunisme atau ekonomi hibah. Ada pula anarkis kolektivis yang tetap percaya pada pengupahan dan sistem kredit, tetapi tidak percaya pada mata uang atau pasar, seperti para pendukung ekonomi partisipatoris. Walaupun anarkisme kolektivis amat mirip dengan anarkisme komunis, banyak pula perbedaan di antara keduanya. Misalnya, anarkis kolektivis percaya bahwa ekonomi dan kebanyakan properti harus dimiliki bersama oleh masyarakat; sementara itu, anarkis komunis berpendapat bahwa konsep kepemilikan itu sendiri harus ditolak oleh masyarakat, dan diubah dengan konsep penggunaan.[45] Kaum anarkis kolektivis juga suka menggunakan sebentuk mata uang untuk mengupah pekerja, sesuai dengan waktu yang dihabiskan berkontribusi kepada masyarakat, sementara kaum anarkis komunis percaya bahwa mata uang dan upah harus dihapuskan sekalian—barang-barang harus "diberikan kepada setiap orang sesuai kebutuhan". Anarko-komunisme
Anarko-komunisme adalah teori anarkisme yang mendukung pembongkaran negara, pasar, uang, properti pribadi (sambil tetap mempertahankan aspek-aspek properti personal) dan kapitalisme, serta pemastian kepemilikan bersama alat produksi,[46][47] pencanangan demokrasi langsung, serta jaringan horizontal perhimpunan sukarela dan dewan pekerja dengan produksi dan konsumsi yang didasarkan pada etos "berilah sesuai kemampuan, terimalah sesuai kebutuhan".[48][49] Beberapa bentuk komunisme anarkis, seperti anarkisme insureksioner, amat terpengaruh oleh egoisme dan individualisme radikal. Bentuk-bentuk tersebut percaya bahwa anarko-komunisme adalah sistem sosial terbaik untuk menyatakan kebebasan individu.[50][51][52][53] Sementara, kebanyakan anarko-komunis memandang sistem yang mereka pegang sebagai suatu cara untuk merekonsiliasi perlawanan antara individu dan masyarakat.[54][55][56] Anarko-komunisme berkembang dari gejolak sosialis radikal yang terjadi setelah Revolusi Perancis,[57][58] tetapi perumusannya pertama kali adalah dari kelompok Italia di Asosiasi Pekerja Internasional.[59] Kerja teori oleh Pyotr Kropotkin kemudian akan penting karena mengembangkan banyak pemikiran pro-organisasionalis dan anti-organisasionalis insureksioner.[60] Hingga saat ini, contoh-contoh terbaik masyarakat anarko-komunis (yaitu masyarakat yang terbangun di atas ide yang tampak pada hari ini dan mencapai perhatian mancanegara dan dicatat dalam sejarah pengetahuan) antara lain termasuk daerah-daerah anarkis yang terbentuk setelah Revolusi Rusia, Asosiasi Rakyat Korea di Manchuria, serta Revolusi Spanyol.[61] Saat Perang Saudara Rusia, kaum anarkis seperti Nestor Makhno bergabung dalam Tentara Insureksioner Revolusioner Ukraina untuk mendirikan dan membela anarko-komunisme di Teritori Bebas Ukraina dari tahun 1919, sebelum akhirnya ditaklukkan oleh kaum Bolshevik pada tahun 1921. Di tahun 1921, Korea mencapai anarko-komunisme sebagai hasil dari kerja sama Federasi Anarkis Korea di Manchuria dan Federasi Anarko-Komunis Korea, dengan bantuan jendral anarkis dan aktivis kemerdekaan Kim Chwa-chin. Teritori ini berdiri hingga 1931, hancur setelah Kekaisaran Jepang membunuh Kim dan menginvasi dari selatan sementara kaum Nasionalis Tiongkok menginvasi dari utara, menghasilkan Manchukuo, negara boneka Kekaisaran Jepang. Melalui upaya dan pengaruh kaum anarkis Spanyol, pada masa Revolusi Spanyol yang terjadi waktu Perang Sipil Spanyol, mulai tahun 1936 anarko-komunisme banyak didirikan di hampir seluruh Aragon; sebagian Andalusia dan Levante; dan di bentengnya, Catalunya Revolusioner, sebelum akhirnya ditaklukkan oleh kekuatan gabungan fasis Francoisme, Jerman Nazi, dan Italia Fasis, serta tekanan dari Partai Komunis Spanyol yang dibantu Uni Soviet. Tekanan di Spanyol ini semakin diperparah oleh pemblokiran senjata dari negara-negara kapitalis, juga Republik Spanyol itu sendiri.[62] Anarkisme individualis
Anarkisme individualis adalah sekumpulan beberapa aliran pemikiran di dalam gerakan anarkis yang menekankan sang individu dan kehendak-nya, di atas setiap jenis penentu luar seperti kelompok, masyarakat, tradisi, dan sistem ideologis.[63][64] Anarkisme filosofisWilliam Godwin, pendiri anarkisme filosofis, mengembangkan yang dianggap banyak orang sebagai ekspresi pertama pemikiran anarkis modern.[65] Menurut Pyotr Kropotkin, Godwin adalah "orang pertama yang merumuskan konsepsi anarkisme secara politis dan ekonomi, meskipun ia tidak pernah memberikan nama pada ide-ide yang ia kembangkan."[66] Anarkisme filosofis berpendapat bahwa negara tidak memiliki legitimasi moral; tidak ada kewajiban atau tanggung jawab individu untuk menuruti negara. Sebaliknya, negara juga tidak punya hak untuk menuntut individu. Akan tetapi, aliran pemikiran ini tidak secara eksplisit mengajak revolusi untuk menyingkirkan negara. Menurut The Blackwell Dictionary of Modern Social Thought, anarkisme filosofis "terutama merupakan suatu bagian anarkisme individualis".[67] Kaum anarkis filosofis dapat menerima keberadaan pemerintahan yang minimal sebagai "kejahatan yang diperlukan", setidaknya selama sementara, tetapi menekankan pula bahwa warga negara tidak memiliki kewajiban moral untuk menaati negara ketika hukum-hukum yang dicanangkannya bertentangan dengan otonomi individu.[68] Sebagaimana dituliskan oleh Godwin, dalam anarkisme filosofis, setiap orang harus bertindak sesuai dengan penilaiannya sendiri dan memberikan kebebasan yang sama kepada orang lain. Secara egoistis, sebagaimana dirumuskan oleh Max Stirner, "sang unik" yang benar-benar "memiliki dirinya sendiri" tidak mengenali tanggung jawab apa pun kepada orang lain; dan dalam batasan kemampuannya, ia melakukan apa pun yang terbaik bagi dirinya.[67] Godwin menentang aksi revolusioner. Ia memandang konsep negara penjaga malam sebagai suatu keperluan yang menyebalkan,[69] tetapi akan perlahan hilang dan tidak berkuasa akibat penyebaran pengetahuan secara perlahan.[65] Godwin mendukung individualisme ekstrem; ia mengemukakan bahwa seluruh kerja sama dalam hal pekerjaan harus dihentikan.[70] Godwin merasa diskriminasi dalam hal apa pun, kecuali ketidakmampuan, tidak dapat ditoleransi. Kaum anarkis filosofis lebih cenderung memperjuangkan perubahan secara gradual dalam hal pembebasan individu dari hukum-hukum yang dianggap menindas, serta dari batasan-batasan sosial negara modern, demi membuka jalan penentuan nasib dan nilai sendiri oleh masing-masing individu.[71] Mereka mungkin akan menentang penyingkiran langsung negara dengan kekerasan karena bisa jadi justru muncul negara baru yang lebih berbahaya dan menindas. Pendapat ini umum ditemui pada kaum anarkis yang menganggap kekerasan dan negara adalah sama, atau yang menganggap bahwa kekerasan bersifat kontraproduktif karena reaksi masyarakat umum terhadap kekerasan biasanya semakin menjustifikasi penegakan hukum. Anarkisme egoisAnarkisme egois bermula dari filsafat Max Stirner, seorang filsuf Hegelian abad ke-19 yang "namanya muncul secara teratur dalam survei pemikiran anarkis, sebagai seorang pendukung anarkisme individualis paling awal dan paling terkenal".[72] Filsafat Stirner biasanya disebut "egoisme" karena ia berkata bahwa sang egois menolak tunduk kepada "ide besar, gerakan, doktrin, sistem, atau panggilan" tertentu. Sang egois justru tidak memiliki panggilan politis, tetapi "hidup sendiri", tanpa memedulikan "apakah kemanusiaan akan jadi lebih baik atau buruk karenanya".[73] Stirner menganggap bahwa pembatasan satu-satunya pada hak individu adalah kemampuannya mendapatkan apa yang ia inginkan.[74] Ia mengemukakan bahwa kebanyakan lembaga sosial yang berterima di masyarakat – seperti misalnya, konsep negara, hak properti, hak alami secara umum dan bahkan masyarakat itu sendiri – adalah semacam ketakutan dalam pikiran. Stirner "tidak hanya ingin menyingkirkan negara, tetapi juga masyarakat, sebagai sebuah lembaga yang bertanggung jawab bagi anggotanya".[75] Gagasan Stirner mengenai kesatuan para egois pertama kali dijelaskan dalam The Ego and Its Own. Kesatuan ini harus dipahami sebagai sebuah perhimpunan nonsistematis yang diajukan Stirner sebagai lawan bagi negara.[76] Hubungan yang ada dalam kesatuan adalah hubungan antara kaum egois yang terus menerus diperbarui melalui kehendak masing masing anggotanya.[77] Kesatuan tersebut mewajibkan para anggotanya berpartisipasi secara sadar. Apabila ada satu pihak yang diam-diam menderita, tetapi tidak mengatakan apa-apa dan diam saja, maka kesatuan tersebut telah berubah menjadi sesuatu yang lain.[77] Kesatuan ini tidak dapat dipandang sebagai suatu otoritas di atas kehendak seseorang. Gagasan ini telah diinterpretasi dalam ilmu politik, ekonomi, dan cinta. Meskipun filsafat Stirner bersifat individualis, gagasan-gagasannya telah banyak memengaruhi kaum anarko-komunis. "Dewan Pendukung Manajemen Diri" membahas Stirner dan mencetuskan ide egoisme komunis, yang didefinisikan sebagai semacam sintesis individualisme dan kolektivisme, dan menyatakan bahwa "kerakusan dalam arti yang sepenuhnya adalah satu-satunya dasar bagi masyarakat komunis".[78] Bentuk-bentuk komunisme libertarian seperti anarkisme insureksionis terpengaruh oleh Stirner.[79][80] Emma Goldman terpengaruh oleh Stirner dan Pyotr Kropotkin dan menggabungkan kedua pemikiran mereka menjadi pemikirannya sendiri.[81] Seorang filsuf Jerman yang lahir di Skotlandia, John Henry Mackay, menemukan Stirner ketika ia sedang membaca History of Materialism and Critique of its Present Importance (Sejarah Materialisme dan Kritik Kepentingannya Masa Kini) oleh Friedrich Albert Lange. Mackay kemudian membaca The Ego and Its Own. Ia amat tertarik dengan buku itu dan menulis biografi Stirner (Max Stirner – sein Leben und sein Werk), yang diterbitkan di Jerman pada tahun 1898.[82] Tulisan Mackay mengenai egoisme Stirner dan hak homoseksual dan biseksual lelaki memengaruhi Adolf Brand, yang pada tahun 1896 menerbitkan majalah tentang homoseksualitas pertama di dunia berjudul Der Eigene.[83] Publikasi anarkis Jerman lainnya yang sangat terpengaruh oleh Stirner adalah Der Einzige. Majalah tersebut terbit secara mingguan mulai tahun 1919, kemudian secara sporadis hingga tahun 1925, disunting oleh kedua sepupu Anselm Ruest (nama pena Ernst Samuel) dan Mynona (nama pena Salomo Friedlaender). Egoisme Stirnerian memainkan peranan besar dalam anarkisme individualis Eropa, memengaruhi pendukung-pendukung terbesarnya di awal abad ke-20, seperti Émile Armand dan Han Ryner di Perancis, Renzo Novatore di Italia, Miguel Giménez Igualada di Spanyol, dan Lev Chernyi di Rusia. Ilegalisme adalah sebuah praktik anarkis yang terutama berkembang di Perancis, Italia, Belgia, Swiss pada awal tahun 1900an; praktik ini dijustifikasi melalui filsafat Stirner.[84] Kaum ilegalis secara terbuka mengadopsi kriminalitas sebagai gaya hidup mereka. Beberapa anarkis individualis Amerika Serikat, seperti Benjamin Tucker, meninggalkan pemikiran mereka tentang hak alami dan lebih memilih anarkisme egois Max Stirner. John Beverley Robinson menulis sebuah esai berjudul "Egoisme" yang di dalamnya ia menulis: "egoisme modern sebagaimana digagas oleh Stirner dan Nietzsche, dan dijelaskan oleh Ibsen, Shaw, dan kawan-kawan, tidak hanya semata-mata yang mereka jelaskan, tetapi juga kesadaran oleh seorang individu bahwa dirinya adalah seorang individu; dan, sejauh yang bisa mereka lihat, mereka adalah satu-satunya individu".[85] Anarkis komunis Emma Goldman sangat terpengaruh oleh Stirner dan Pyotr Kropotkin, juga aliran anarkisme individualis Rusia, dan menggabungkan filsafat-filsafat tersebut menjadi pemikirannya sendiri, sebagaimana ditunjukkan dalam bukunya seperti Anarkisme dan Esai-esai Lain.[86][87] Enrico Arrigoni (nama pena Frank Brand) adalah seorang anarkis individualis Italia-Amerika, yang bekerja sebagai tukang bubut, pengecat rumah, pembangun dinding, penulis naskah theater, dan aktivis politis, amat terpengaruh oleh karya karya Stirner.[88][89] Filsafat Stirner juga diikuti di Kolombia oleh Biófilo Panclasta dan Jepang oleh Jun Tsuji dan Sakae Osugi. Pada tahun 1980an, di Amerika Serikat muncul sebuah kecenderungan anarkisme pascakiri yang amat terpengaruh oleh egoisme Stirner dalam aspek-aspek seperti kritik ideologi. Anarkisme individualis di Amerika SerikatJosiah Warren banyak dianggap sebagai anarkis Amerika pertama,[90] dan koran mingguan empat halaman yang ia sunting di tahun 1833, The Peaceful Revolutionist, adalah majalah anarkis pertama yang diterbitkan di Amerika.[91] Bagi sejarawan anarkis Amerika Eunice Minette Schuster, "cukup jelas ... bahwa Anarkisme Proudhonian dapat ditemukan di Amerika Serikat paling awal tahun 1848, dan bentuk anarkisme tersebut masih tidak sadar dengan kedekatannya dengan Anarkisme Individualis yang dikemukakan oleh Josiah Warren dan Stephen Pearl Andrews ... William B. Greene mengemukakan Mutualisme Proudhonian ini dalam bentuknya yang paling murni dan sistematis."[92] Henry David Thoreau (1817–1862) memegang peranan awal penting dalam perkembangan pemikiran anarkis individualis di Amerika Serikat dan Eropa. Thoreau adalah seorang penulis, penyair, naturalis, pelawan pajak, kritik pengembangan, surveyor, sejarawan, filsuf, dan transendentalis Amerika. Ia paling dikenal untuk bukunya yang berjudul Walden, yang di dalamnya ia merenung tentang kehidupan sederhana dikelilingi alam; dan esainya, Civil Disobedience, yang mendukung perlawanan individu terhadap pemerintahan sipil dengan basis oposisi moral terhadap negara yang tidak adil. Benjamin Tucker kemudian menggabungkan egoisme Stirner dengan teori ekonomi Warren dan Proudhon dalam publikasi eklektis berpengaruh berjudul Liberty. Kaum anarkis individualis Amerika banyak mengedepankan cinta bebas. Cinta bebas mensyaratkan keberadaan hak perempuan karena kebanyakan hukum seksual mendiskriminasi perempuan, misalnya hukum pernikahan dan peraturan anti-kontrasepsi.[93] Majalah cinta bebas Amerika yang paling penting adalah Lucifer the Lightbearer (1883–1907) yang disunting oleh Moses Harman dan Lois Waisbrooker.[94] Ada pula majalah The Word (1872–1890, 1892–1893) yang disunting oleh Ezra Heywood dan Angela Heywood.[93] Free Society (1895–1897 dengan judul The Firebrand; 1897–1904 dengan judul Free Society) adalah koran anarkis besar di Amerika Serikat pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20.[95] Koran tersebut sangat mendukung cinta bebas dan hak perempuan dan mengkritik penyensoran informasi seksual. M. E. Lazarus juga merupakan seorang anarkis individualis Amerika penting yang mendukung cinta bebas.[93] Pemikiran bebas (freethought) juga menjadi motivasi besar bagi aktivisme gerakan ini. Pemikiran bebas, pada dasarnya, adalah sebuah pergerakan anti-Kristen dan anti-rohaniwan yang bertujuan untuk memajukan sang individu baik secara politis maupun spriritual dan mengedepankan kebebasannya untuk menentukan sendiri hal-hal yang berkaitan dengan agama. Sejumlah kontributor Liberty adalah tokoh-tokoh terkenal dalam hal pemikiran bebas dan anarkisme. Anarkis individualis George MacDonald adalah seorang ko-editor majalah Freethought dan juga The Truth Seeker. E.C. Walker merupakan ko-editor majalah pemikiran bebas/cinta bebas Lucifer the Lightbearer.[96] Anarkisme individualis di EropaAnarkisme individualis Eropa berawal pada karya-karya William Godwin,[97] Pierre-Joseph Proudhon, dan Max Stirner. Proudhon adalah pelopor awal anarkisme dan juga aliran anarkis individualis penting yaitu mutualisme.[98][99] Stirner menjadi figur penting dalam anarkisme individualis melalui karya seminalnya, The Ego and Its Own, yang dianggap sebagai teks pelopor dalam tradisi anarkisme individualis.[72] Tokoh awal penting lainnya adalah Anselme Bellegarigue.[100] Anarkisme individualis berkembang dan menjadi beragam di Eropa, sambil terus mengambil pengaruh dari anarkisme individualis Amerika Utara. Anarkis individualis Eropa antara lain adalah Max Stirner, Albert Libertad, Anselme Bellegarigue, Émile Armand, Enrico Arrigoni, Lev Chernyi, Han Ryner, John Henry Mackay, Renzo Novatore, Miguel Giménez Igualada, dan kini Michel Onfray. Dua penulis penting di kalangan anarkis individualis adalah Friedrich Nietzsche (lihat Anarkisme dan Friedrich Nietzsche) dan Georges Palante. Dari pemikiran Proudhon dan Stirner muncul tradisi kuat anarkisme individualis Perancis. Tokoh awal gerakan ini adalah Anselme Bellegarigue. Ia berpartisipasi dalam Revolusi Perancis 1848 dan merupakan penulis dan penyunting Anarchie, Journal de l'Ordre dan Au fait ! Au fait ! Interprétation de l'idée démocratique dan menulis Manifesto Anarkis pada tahun 1850. Autonomie Individuelle adalah sebuah publikasi anarkis individualis penting yang terbit dari tahun 1887 ke 1888. Publikasi ini disunting oleh Jean-Baptiste Louiche, Charles Schæffer dan Georges Deherme.[101] Tradisi ini kemudian dilanjutkan oleh kaum intelektual seperti Albert Libertad, André Lorulot, Émile Armand, Victor Serge, Zo d'Axa, dan Rirette Maîtrejean, yang pada tahun 1905 mengembangkan teori di dalam majalah anarkis individualis terpenting di Perancis berjudul L'Anarchie. Selain terbitan ini, Han Ryner menulis Petit Manuel individualiste (1903). Di tahun 1891, muncul majalah L'En-Dehors oleh Zo d'Axa. Kaum individualis Perancis amat mengedepankan libertarianisme dan percobaan pribadi. Naturisme dan cinta bebas mulai memainkan peranan penting dalam lingkup-lingkup anarkis individualis Perancis dan dari situ menyebar ke seluruh Eropa, misalnya ke kelompok anarkis individualis Spanyol.[102] Anarko-naturisme didukung oleh Henri Zisly, Émile Gravelle,[103] dan Georges Butaud. Butaud adalah seorang individualis yang menerbitkan majalah Flambeau ("musuh otoritas") pada tahun 1901 di Wina. Waktunya ia habiskan untuk menciptakan koloni-koloni anarkis (communautés expérimentales).[104] Ilegalisme[105] adalah sebuah filsafat anarkis yang terutama berkembang di Perancis, Italia, Belgia, dan Swiss pada awal tahun 1900an, tumbuh sebagai hasil dari anarkisme individualis Stirner. Kaum ilegalis pada umumnya tidak mencari dasar moral bagi tindakan-tindakan mereka. Mereka hanya menganggap realitas "kekuasaan" lebih tinggi daripada "hak", dan tindakan ilegal pun hanya dilakukan untuk memuaskan keinginan pribadi, bukan untuk mencapai ideal tinggi lainnya,[106] meskipun ada pula kejahatan yang dilakukan atas nama propaganda dengan perbuatan.[105] Selain itu, mereka juga menggunakan aksi langsung. Spanyol juga mendapatkan pengaruh anarkisme individualis Amerika, akan tetapi lebih terpengaruh oleh aliran-aliran Perancis. Pada awal abad kedua puluh, Individualisme di Spanyol diperkenalkan oleh tokoh tokoh seperti Dorado Montero, Ricardo Mella, Federico Urales, dan J. Elizalde, yang menerjemahkan tulisan tulisan dari kaum individualis Perancis dan Amerika. Majalah-majalah yang terbit, seperti La Idea Libre, La Revista Blanca, Etica, Iniciales, Al margen dan Nosotros juga penting.[102] Anarkisme pascaklasikSetelah Revolusi Spanyol dan Perang Dunia II, gerakan anarkis seperti "hantu", sebagaimana diproklamirkan oleh sejarawan anarkis George Woodcock.[107] Dalam bukunya, Anarchism: A History of Libertarian Ideas and Movements yang dipublikasikan pada tahun 1962, ia menulis bahwa setelah tahun 1936 gerakan anarkis menjadi "sebuah hantu yang tidak menakutkan bagi pemerintah maupun mencetuskan harapan masyarakat maupun menarik perhatian para jurnalis."[108] Kapitalisme terus tumbuh pada masa pascaperang, meskipun para ilmuwan Marxis terus mengatakan bahwa sistem tersebut akan runtuh akibat kontradiksi-kontradiksinya sendiri. Anarkisme kembali mendapatkan minat masyarakat pada tahun 1960an. Diperkirakan alasan populernya kembali anarkisme ini adalah demistifikasi perlahan Uni Soviet dan tegangan-tegangan pada puncak Perang Dingin.[109][110] Kiri Baru, yang muncul di tahun 1950an, adalah gerakan sosialis Libertarian yang dekat dengan anarkisme. Pemikir-pemikir terkenal seperti Herbert Marcuse dan C. Wright Mills sangat kritis terhadap Amerika Serikat dan Marxisme Soviet. Anarkisme insureksionisAnarkisme insureksionis adalah sebuah teori, praktik, dan kecenderungan revolusioner dalam gerakan anarkis yang mengedepankan insureksi.[111][112] Paham ini tidak mendukung organisasi formal seperti serikat dan federasi buruh yang berdasar pada program politik dan kongres periodik.[111] Mereka justru mendukung organisasi informal dan organisasi yang berbasis pada kelompok afinitas kecil.[111][112] Mereka sangat mendukung kekerasan, konflik kelas permanen, dan menolak bernegosiasi atau bekerjasama dengan musuh kelas.[111][112] Kini, anarkisme insureksionis mewariskan pandangan dan taktik dari ilegalisme[112] dan anarko-komunisme[60] yang bersifat anti-organisasional. Pemikir-pemikir penting yang ada di dalam gerakan ini adalah Alfredo Maria Bonanno dan Wolfi Landstreicher. Anarkisme hijauAnarkisme hijau[113] adalah aliran pemikiran di dalam anarkisme yang mengedepankan masalah-masalah lingkungan.[114] Pengaruh penting bagi gerakan ini adalah pemikiran anarkis Amerika Henry David Thoreau dan bukunya berjudul Walden,[115] juga Leo Tolstoy[116] dan Élisée Reclus.[117] Pada akhir abad ke-19, muncul anarko-naturisme sebagai gabungan anarkisme dan naturisme dalam lingkup-lingkup anarkis individualis di Perancis, Spanyol, dan Portugal.[116][118] Aliran kontemporer yang penting adalah anarko-primitivisme dan ekologi sosial. Penulis-penulis kontemporer penting yang mengedepankan anarkisme hijau antara lain Murray Bookchin, Daniel Chodorkoff, antropolog Brian Morris dan orang-orang di sekitar Institut Ekologi Sosial; dan orang orang yang bersikap kritis terhadap teknologi seperti Layla AbdelRahim, Derrick Jensen, George Draffan dan John Zerzan; dan lainnya, termasuk Alan Carter.[119] Kaum ekologis sosial juga dapat dianggap sebagai sejenis anarkis sosialis. Mereka sering mengkritik aliran-aliran utama anarkisme yang dianggap terlalu berfokus dan berdebat pada politik dan ekonomi dan tidak mementingkan ekosistem (manusia dan lingkungan). Aliran ini mendukung munisipalisme libertarian dan teknologi hijau. Kaum anarko-primitif sering mengkritik anarkisme garis utama karena dianggap masih mendukung peradaban modern yang mereka anggap berdasar pada dominasi dan eksploitasi. Kaum anarko-primitif justru mendukung proses pengembalian keliaran atau berhubungan ulang dengan lingkungan alami. Veganarkisme adalah filsafat politik Veganisme, lebih tepatnya pembebasan binatang, dan anarkisme hijau. Pandangan ini mencakup kebencian terhadap negara yang dianggap berbahaya kepada manusia dan hewan sambil melakukan diet vegan.[120] Anarko-primitivismeAnarko-primitivisme adalah kritik anarkis terhadap asal-muasal dan perkembangan peradaban. Menurut kaum anarko-primitif, pergeseran dari masyarakat pemburu-pengumpul menjadi masyarakat berdasar pada pertanian menghasilkan stratifikasi, pemaksaan, dan alienasi sosial.[121] Anarko-naturismeAnarko-naturisme muncul di akhir abad ke 19 sebagai persatuan filsafat-filsafat anarkis dan naturalis.[116][122][123] Pandangan ini paling penting dalam lingkar-lingkar anarkis individualis[124][125][126] di Spanyol,[116][122][127] Perancis,[127][128] Portugis,[129] dan Kuba.[130] Kaum anarko-naturalis mendukung vegetarianisme, cinta bebas, nudisme, berpergian naik gunung, dan pandangan hidup ekologis baik di dalam maupun di luar lingkup anarkis.[116][126] Aliran ini mendukung pandangan hidup ekologis, desa ekologis (ecovillage) kecil, dan yang paling tampak jelas, nudisme sebagai cara menghindari kepalsuan masyarakat modern industrial.[131] Kaum anarkis individualis naturalis menemukan sang individu dalam aspek-aspek biologis, fisik, dan psikologis yang dimilikinya dan mencoba untuk menyingkirkan batasan-batasan sosial.[131] Ekologi sosialEkologi sosial adalah sebuah aliran filsafat yang dikembangkan oleh Murray Bookchin di tahun 1960an yang menyatakan bahwa masalah-masalah lingkungan berakar pada masalah-masalah sosial yang lebih mendalam, utamanya yaitu sistem sosial dan politik hierarkis yang dominan. Sistem semacam itu membuat orang menerima begitu saja cara pandang pertumbuhan tanpa batas yang sangat kompetitif. Aliran ini berpendapat bahwa cara pandang tersebut tidak dapat dilawan melalui aksi individu seperti konsumerisme etis, tetapi harus diselesaikan dengan cara pikir etis yang lebih dalam serta aktivitas kolektif yang didasarkan pada ide-ide demokratis radikal. Kaum pemegang aliran ini sangat memperhatikan kerumitan hubungan manusia dengan alam, serta struktur-struktur sosial yang berhubungan dengan kerumitan tersebut.[132] Anarko-feminismeAnarko-feminisme adalah bentuk anarkisme yang mensintesis feminisme radikal dan anarkisme. Dalam pandangan ini, patriarki (dominasi lelaki atas perempuan) adalah manifestasi fundamental hierarki berdasar paksaan yang dilawan oleh kaum anarkis. Anarko-feminisme mulai berkembang di akhir abad ke-19 oleh penulis-penulis anarkis terdahulu seperti Lucy Parsons, Emma Goldman, dan Voltairine de Cleyre. Seperti feminis radikal lainnya, kaum anarkis mengkritik dan mendukung penghapusan konsep-konsep tradisional dalam keluarga, pendidikan, dan gender. Mereka utamanya bersikap kritis terhadap institusi pernikahan. Sebagai contohnya, seorang anarkis feminis bernama Emma Goldman berpikir bahwa pernikahan semata-mata merupakan kontrak ekonomi dan "perempuan harus membayar bagi pernikahan dengan namanya, privasinya, harga dirinya, dan nyawanya."[133] Kaum anarkis feminis juga sering mengkritik pandangan beberapa anarkis tradisional seperti Mikhail Bakunin yang percaya bahwa patriarki hanyalah masalah kecil dan keberadaannya bergantung pada keberadaan negara dan kapitalisme; setelah negara dan kapitalisme hilang, maka patriarki juga akan hilang. Sebaliknya, kaum anarkis feminis memandang bahwa patriarki adalah masalah mendasar dalam masyarakat dan percaya bahwa perjuangan feminis melawan seksisme dan patriaki adalah komponen penting dalam perjuangan anarkis melawan negara dan kapitalisme. Sebagaimana dituliskan oleh Susan Brown: "anarkisme adalah filsafat politik yang melawan semua hubungan kuasa, karena itu ia secara inheren bersifat feminis."[134] Anarko-pasifismeAnarko-pasifisme adalah bentuk anarkisme yang secara serta-merta menolak penggunaan kekerasan dalam segala bentuknya. Tokoh berpengaruh utama dalam aliran ini adalah Henry David Thoreau; melalui karyanya, Civil Disobedience, ia memengaruhi konsep resistensi tanpa kekerasan yang dikedepankan oleh Leo Tolstoy dan Mohandas Gandhi.[135] Sebagai sebuah gerakan global, anarko-pasifisme mulai muncul di Belanda, Britania Raya, dan Amerika Serikat tidak lama sebelum Perang Dunia II. Gerakan ini dapat sangat jelas terlihat dalam kampanye-kampanyenya yang berhubungan dengan perlucutan nuklir. Dalam anarkisme, kekerasan selalu menjadi topik yang kontroversial. Meskipun banyak anarkis pada abad ke-19 yang menerima konsep propaganda dengan perbuatan, Leo Tolstoy dan banyak anarko-pasifis lainnya sama sekali menolak kekerasan sebagai cara menciptakan perubahan. Tolstoy berpendapat bahwa anarkisme pada dasarnya bersifat melawan kekerasan, karena secara definisinya anarkisme adalah perlawanan terhadap pemaksaan. Pemaksaan dan kekuasaan adalah cara-cara yang digunakan oleh negara; dengan demikian, pasifisme yang sesungguhnya pasti bersifat anarkistis. Pemikiran ini adalah inspirasi besar bagi Gandhi, seorang pemimpin kemerdekaan India dan seorang pasifis yang mengaku dirinya adalah anarkis. Ferdinand Domela Nieuwenhuis juga amat berpengaruh dalam menciptakan kecenderungan pasifis di gerakan anarkisme.[136] Di Perancis, pada bulan Desember 1902, Georges Yvetot adalah salah satu pendiri Ligue antimilitariste, bersama dengan Henry Beylie, Paraf-Javal, Albert Libertad, dan Émile Janvion. Ligue antimilitariste ini kemudian akan menjadi bagian Perancis dalam Asosiasi Antimiliteris Internasional (Association internationale antimilitariste, AIA) yang didirikan di Amsterdam pada tahun 1904.[137] Anarkisme religiusAnarkisme religius adalah sekumpulan ideologi anarkis yang terinspirasi oleh ajaran agama (terorganisir), meskipun sebenarnya banyak anarkis yang pada dasarnya bersikap skeptis dan melawan agama terorganisir.[138] Sejumlah agama telah diasosiasikan dengan bentuk-bentuk anarkisme religius, terutama Kristenitas, karena kaum anarkis Kristen percaya bahwa ajaran-ajaran Injil bersesuaian dengan filsafat anarkis. Ada pula anarkisme religius yang non-Kristen seperti anarkisme Buddhis, anarkisme Yahudi, dan yang paling baru, Neopaganisme. Neopaganisme sangat mementingkan kesucian lingkungan dan kesetaraan. Agama tersebut juga pada dasarnya bersifat tidak sentral. Sebagai akibatnya, ada banyak anarkis yang terinspirasi oleh Neopaganisme; salah satu yang paling terkenal adalah Starhawk, yang banyak menulis tentang spiritualitas dan aktivisme. Anarkisme KristenAnarkisme Kristen adalah sebentuk anarkisme religius yang berupaya untuk menggabungkan anarkisme dengan Kristenitas. Para anarkis Kristen menyatakan bahwa anarkisme dapat disokong oleh ajaran-ajaran Yesus Kristus. Kaum anarkis Kristen dan beberapa sejarawan menganggap bahwa masyarakat Kristen awal memiliki sifat-sifat anarko-komunis. Anarkis Kristen, seperti Leo Tolstoy dan Ammon Hennacy, percaya bahwa ajaran-ajaran Paulus dari Tarsus menciptakan semacam pergeseran dari ajaran-ajaran Yesus Kristus terdahulu yang lebih egalitarian dan anarkistis.[139][140] Akan tetapi, ada pula orang yang percaya bahwa penekanan Paulus terhadap Pemeliharaan Tuhan juga dapat dimengerti sebagai kepercayaan terhadap prinsip-prinsip anarkis. Anarkisme tanpa kata sifatMenurut sejarawan George Richard Esenwein, anarkisme tanpa kata sifat adalah bentuk anarkisme yang "tidak memiliki tanda sambung, yaitu anarkisme tanpa label setelahnya, seperti komunis, kolektivis, mutualis, atau individualis. ... Anarkisme seperti ini dapat dimengerti sebagai suatu sikap yang membolehkan keberadaan bersama masing-masing aliran pemikiran anarkis."[141] Kaum anarkis dalam aliran ini menekankan harmoni di antara berbagai faksi-faksi anarkis dan berupaya untuk menyatukan mereka dengan dasar kepercayaan anti-otoritarian yang dipegang bersama. Istilah ini pertama kali diajukan oleh Fernando Tarrida del Mármol dari Kuba, di Barcelona pada bulan November 1889. Fernando pertama kali mengajukan istilah ini sebagai ajakan untuk bertoleransi, setelah mengalami banyak perdebatan pahit antara gerakan gerakan yang berbeda.[142] Rudolf Rocker mengatakan bahwa tipe-tipe anarkis yang berbeda tersebut "sebenarnya hanya berbeda dalam hal ekonomi, yang kemungkinan praktisnya sendiri pun belum diuji; sasaran pertama yang terpenting adalah mengamankan kebebasan pribadi dan sosial manusia, tanpa peduli basis ekonomis yang digunakan untuk mencapai kebebasan tersebut."[143] Voltairine de Cleyre adalah seorang penganut anarkisme tanpa kata sifat yang pada awalnya mengaku sebagai seorang anarkis individual. Ia kemudian mendukung sebentuk anarkisme yang lebih kolektivis dan tidak mau bergabung dengan aliran pemikiran kontemporer apa pun: "Kaum buruh, baik lelaki maupun perempuan, sebaiknya mengorganisasikan industri masing-masing agar bisa menghilangkan uang ... Biarkan mereka berproduksi bersama-sama, secara kooperatif dan bukan dalam hubungan pemberi kerja dan buruh; biarkan mereka berkelompok; yang butuh hasil kerjanya silakan gunakan sendiri, kalau masih ada sisa taruhlah di gudang, dan kasih ke orang lain yang kebetulan membutuhkan."[144] Ia berkata bahwa: "baik Sosialisme maupun Komunisme, keduanya tetap membutuhkan upaya dan administrasi bersama yang pada akhirnya akan menimbulkan lebih banyak aturan daripada ideal Anarkisme; Individualisme dan Mutualisme, yang masih berpegang teguh pada konsep properti, pada akhirnya akan mengembangkan polisi swasta yang sama sekali tidak kompatibel dengan pikiran saya mengenai kebebasan." Namun, ia tetap tidak mengatakan bahwa ide-ide tersebut masuk ke dalam kategori non-anarkis.[144] Errico Malatesta juga merupakan pendukung anarkisme tanpa kata sifat, ia mengatakan: "tidak benar kalau kita berkelahi akibat sekadar hipotesa."[145] Anarkisme kontemporerAnarkisme memunculkan banyak filsafat dan gerakan eklektik dan sinkretik. Sejak kemunculan kembali anarkisme di pertengahan abad ke-20,[146] sejumlah gerakan dan aliran baru telah muncul. Antropolog anarkis, David Graeber, menyatakan bahwa ada pemisahan antara generasi-generasi anarkisme. Ada mereka yang masih "belum lepas dari kebiasaan sektarian abad sebelumnya", sementara aktivis-aktivis "yang lebih muda, kini lebih berpengetahuan tentang konsep-konsep masyarakat adat, feminisme, ekologi, dan kritik budaya". Pada awal abad ke-21, anarkis yang lebih muda ini lebih banyak jumlahnya.[20] Tradisi antikapitalis yang ada dalam anarkisme klasik masih ada dalam aliran-aliran anarkisme pascaklasik dan kontemporer.[147] Kaum anarkis berkomitmen melawan otoritas dalam segala bentuknya, yaitu "semua bentuk pemerintahan tersentralisasi dan hierarkis (seperti monarki, demokrasi representatif, sosialisme negara, dsb.), sistem kelas ekonomi (kapitalisme, Bolshevisme, feodalisme, perbudakan, dsb.), agama otokrat (Islam fundamentalis, Katolik Romawi, dsb.), patriarki, heteroseksisme, supremasi kulit putih, dan imperialisme." Berbagai aliran pemikiran anarkis hanya berselisih dalam metode yang digunakan untuk melakukan perlawanan.[148] Bagi ilmuwan anarkis asal Inggris, Simon Critchley, "anarkisme kontemporer dapat dipandang sebagai sebuah kritik bernas terhadap pseudo-libertarianisme yang dipegang dalam neoliberalisme kontemporer. Dapat dikatakan bahwa anarkisme kontemporer berhubungan dengan tanggung jawab dalam urusan gender, lingkungan, dan sosio-ekonomi. Aliran ini muncul dari hati nurani yang menyaksikan penindasan-penindasan Barat terhadap dunia di luarnya. Aliran ini adalah reaksi etis terhadap ketidaksetaraan, pemiskinan, dan penghilangan hak yang begitu tampak jelas, baik secara lokal, maupun secara global."[149] Aliran ini juga mungkin bermula pada "keruntuhan 'sosialisme yang benar-benar ada' dan penyerahan demokrasi sosial Barat kepada neoliberalisme".[150] Anarko-transhumanismeAnarko-transhumanisme adalah sintesis antara anarkisme dengan transhumanisme yang masing-masing berhubungan dengan kebebasan sosial dan fisik. Kaum anarko-transhumanisme mendefinisikan kebebasan sebagai perluasan kemampuan manusia untuk mengalami dunia sekitar.[151] Aliran filsafat ini banyak dipengaruhi oleh anarkisme individualis William Godwin dan Voltairine de Cleyre,[152] juga siberfeminisme yang dipresentasikan oleh Donna Haraway dalam bukunya, A Cyborg Manifesto.[153] Aliran ini banyak membahas masalah-masalah seputar otonomi tubuh,[154] disabilitas,[155] gender,[154]neurodiversitas,[156] teori queer,[157] sains,[158] dan seksualitas.[159] Anarko-transhumanisme memberikan kritik terhadap ableisme,[156] cisheteropatriarki,[154] dan primitivisme,[160] lewat pembacaan khusus menggunakan lensa anarkis dan transhumanis. Kaum anarko-transhumanis juga mengkritik transhumanisme non-anarkis seperti transhumanisme demokratis dan transhumanisme libertarian. Mereka berpendapat bahwa bentuk-bentuk tersebut inkoheren dan tidak akan mampu bertahan karena masih mempertahankan kapitalisme dan negara. Menurut pandangan mereka, kedua instrumen kekuasaan tersebut bersifat tidak etis dan tidak cocok dengan percepatan kebebasan material dan sosial bagi seluruh individu.[161] Pasca-anarkismePasca-anarkisme didefinisikan oleh Saul Newman sebagai sebuah gerakan teoretis menuju sintesis teori anarkis klasik dengan pemikiran pascastrukturalis. Aliran ini pertama kali mendapatkan perhatian khusus dalam buku Newman berjudul From Bakunin to Lacan dan kini telah berkembang, baik oleh Newman sendiri, maupun dalam hubungannya dengan ide-ide seperti pascamodernisme, otonomisme, anarkisme pascakiri, situasionisme, pascakolonialisme, dan Zapatismo. Secara definitif, pasca-anarkisme menolak anggapan bahwa dirinya harus mengandung doktrin dan kepercayaan yang koheren. Dengan demikian, sulit sekali, bahkan tidak mungkin, untuk menyatakan dengan jelas siapa yang dapat dikatakan sebagai seorang penganut pasca-anarkisme. Tetap saja, pemikir-pemikir kunci yang terhubung dengan pasca-anarkisme adalah antara lain Saul Newman, Todd May, Lewis Call, Gilles Deleuze, Félix Guattari, dan Michel Onfray. Anarkisme pascakiriAnarkisme pascakiri adalah aliran baru dalam pemikiran anarkis yang mengkritik hubungan anarkisme terhadap politik sayap kiri tradisional. Beberapa penganut anarkisme pascakiri mencoba untuk menjauhi batasan-batasan ideologi secara umum, sambil memberikan pula kritik terhadap konsep organisasi dan moralitas. Mereka banyak terpengaruh oleh karya-karya Max Stirner dan Situasionis Internasional.[162] Dukungan terhadap insureksi sosial, dan penolakan terhadap organisasi sosial kiri, dapat ditemukan di dalam aliran ini.[163] Ketiga majalah Anarchy: A Journal of Desire Armed, Green Anarchy dan Fifth Estate banyak membicarakan dan mengembangkan anarki pascakiri. Penulis-penulis individu yang dekat dengan kecenderungan ini adalah Hakim Bey, Bob Black, John Zerzan, Jason McQuinn, Fredy Perlman, Lawrence Zarach, dan Wolfi Landstreicher. Jaringan kolektif kontemporer bernama CrimethInc. mendukung banyak pandangan anarkis pascakiri. Anarkisme queerAnarkisme queer menganggap bahwa anarkisme adalah jalan menuju pembebasan queer dan juga merupakan solusi bagi berbagai masalah yang dihadapi komunitas LGBT seperti homofobia, lesbofobia, transmisogini, bifobia, transfobia, heteronormativitas, patriarki, dan gender biner. Orang-orang yang mengampanyekan hak LGBT baik di dalam dan di luar pergerakan anarkis dan LGBT adalah John Henry Mackay,[164] Adolf Brand dan Daniel Guérin.[165] Anarkis individualis Adolf Brand menerbitkan Der Eigene dari tahun 1896 ke 1932 di Berlin. Majalah tersebut adalah majalah bertahan lama pertama yang khusus membahas isu-isu gay.[166][167] Jenis-jenis organisasiKaum anarkis menciptakan macam-macam organisasi yang berbeda-beda untuk bertemu satu sama lain, berbagi informasi, merencanakan perjuangan, dan mencari cara untuk menyebarkan ide -ide anarkis ke seluruh dunia. Organisasi-organisasi tersebut biasanya terstruktur dengan prinsip-prinsip Anarkisme, yaitu non-hirarki, ketiadaan pemaksaan, dan dengan bentuk perhimpunan sukarela. Mereka paham bahwa satu-satunya cara untuk meraih masyarakat yang bebas dan egaliter pada akhirnya adalah dengan cara-cara yang bebas dan egaliter pula.[168] Anarkisme sintesisAnarkisme sintesis adalah bentuk organisasi anarkis yang mencoba menggabungkan para anarkis dari berbagai kecenderungan di bawah prinsip anarkisme tanpa kata sifat.[169] Bentuk organisasi ini bertujuan mengumpulkan kaum anarkis dari berbagai macam kecenderungan, yaitu anarkisme individualis, anarkisme komunis, dan mutualisme.[170] Pada tahun 1920an, bentuk organisasi ini banyak didukung oleh Volin dan Sébastien Faure.[169][171] Bentuk organisasi ini adalah prinsip organisasi utama di balik berbagai federasi anarkis yang tergabung dalam Federasi Anarkis Internasional.[169] PlatformismePlatformisme adalah kecenderungan dalam gerakan anarkis yang berorganisasi dalam tradisi yang dicetuskan dokumen Platform Organisasi Kesatuan Umum Anarkis (Draf) oleh Dielo Truda.[172] Dokumen tersebut didasarkan pada pengalaman kaum anarkis di Rusia pada Revolusi Oktober 1917, yang di dalamnya kaum anarkis kalah dan kaum Bolshevik dan kawan-kawannya menang. Dokumen Platform tersebut berupaya menjelaskan berbagai kegagalan gerakan anarkis pada masa Revolusi Rusia. Dokumen itu sendiri terbilang kontroversial dalam kalangan anarkis; banyak yang memujinya, banyak pula yang mencela. Kini, platformisme adalah bentuk organisasi yang penting dalam anarkisme internasional. Sekitar tuga puluh orang platformis dan spesifis tergabung dalam proyek Anarkismo, termasuk kelompok-kelompok dari Afrika, Eropa, Amerika Utara dan Latin.[173] Anarko-sindikalismePada awal abad ke-20, anarko-sindikalisme berkembang sebagai aliran yang terpisah dalam anarkisme. Aliran ini lebih berfokus kepada gerakan buruh daripada bentuk-bentuk anarkisme yang sebelumnya. Sindikalisme percaya bahwa serikat dagang radikal adalah kekuatan yang penting dalam perubahan sosial revolusioner. Mereka berupaya mengubah kapitalisme dan negara dengan masyarakat baru yang diatur secara mandiri oleh para pekerja. Kaum anarko-sindikalis berupaya untuk menghilangkan sistem pengupahan serta kepemilikan pribadi alat produksi. Mereka percaya bahwa kedua hal tersebut akan berujung pada pembagian kelas. Prinsip-prinsip sindikalisme yang terbilang penting adalah solidaritas buruh, aksi langsung (seperti mogok buruh) dan manajemen mandiri pekerja. Anarko-sindikalisme tidak terpisah secara langsung dari aliran-aliran lain anarkisme. Mereka umumnya percaya pada anarkisme komunis atau kolektivis. Aliran ini mendukung organisasi pekerja sebagai cara untuk mengembangkan fondasi masyarakat anarkis non-hierarkis di dalam sistem yang ada, baru kemudian mendirikan revolusi sosial. Menurut para penulis An Anarchist FAQ, sistem ekonomi Anarko-sindikalis biasanya berbentuk sistem ekonomi anarko-komunis atau anarko-kolektivis.[38] Rudolf Rocker adalah teoris Anarko-Sindikalisme yang tersohor.[38] Ia pernah membuat beberapa gambaran garis besar tentang asal-muasal pergerakan tersebut, apa yang mereka perjuangkan, dan kepentingannya bagi dunia buruh dalam pamflet yang terbitkan di tahun 1938 berjudul Anarchosyndicalism.[174] Noam Chomsky memandang ide ide anarko-sindikalisme dan sosialis libertarian sebagai turunan dari ide-ide liberal klasik Zaman Pencerahan.[175] Ia berargumen bahwa posisi ideologisnya dimaksudkan untuk "mengembangkan sifat libertarian dan kreatif seorang manusia".[175] Ia membayangkan masa depan anarko-sindikalis yang di dalamnya pada pekerja mengendalikan secara langsung alat-alat produksi dan pemerintahan melalui dewan buruh. Masing-masing dewan buruh ini kemudian akan mengirimkan perwakilan untuk bertemu dalam rapat-rapat umum. Meskipun aliran ini lebih dekat dengan perjuangan buruh awal abad ke-20 (terutama di Perancis dan Spanyol), kini masih ada banyak organisasi sindikalis yang aktif, seperti SAC di Swedia, USI di Italia, dan CNT di Spanyol. Sejumlah organisasi tersebut bersatu secara internasional melalui keanggotaan di dalam Asosiasi Pekerja Internasional. Lihat pula
Pranala luar
Referensi
|