Glimepirid
Glimepirid, adalah obat yang biasa digunakan untuk penanganan penyakit diabetes melitus tipe 2 .[1][2] Obat ini lebih jarang digunakan daripada obat metformin . Glimepiride memerlukan tiga jam setelah diminum untuk mencapai efek maksimal dan efek ini berlangsung hingga satu hari. Efek samping yang umum dialami pengguna antara lain sakit kepala, mual, dan pusing berputar. Efek samping yang sangat serius termasuk ke dalamnya antara lain gejala-gejala hipoglikemia . Penggunaan glimepirid ini selama kehamilan tidak dianjurkan dan termasuk ke dalam kategori C.[3] Obat ini juga tidak dianjurkan digunakan oleh ibu menyusui karena seperti halnya obat-obat golongan sulfonilurea, obat ini dapat diekskresikan ke dalam air susu.[3] Obat ini berkerja dengan meningkatkan kadar insulin yang dihasilkan oleh pankreas .[1] Obat ini diklasifikasikan sebagai obat golongan sulfonilurea generasi kedua.[4] Glimepirid ini dipatenkan pada tahun 1979 dan disetujui untuk penggunaan secara medis pada tahun 1995.[5] Obat ini juga tersedia sebagai obat generik .[2] Pada tahun 2018, glimepirid ini adalah obat ke-71 yang paling sering diresepkan di Amerika Serikat, dengan lebih dari 11 juta resep.[6][7] Penggunaan medisGlimepiride ini bekerja dengan meningkatkan sekresi insulin oleh pankreas. Namun obat ini membutuhkan sintesis insulin yang memadai sebagai salah satu syarat untuk mengobati DM dengan tepat. Obat ini tidak digunakan untuk mengobati diabetes tipe 1 karena pada diabetes tipe 1 pankreas itu sendiri tidak dapat memproduksi insulin.[8] KontraindikasiPenggunaan glimepirid ini dikontraindikasikan pada pasien yang memiliki hipersensitivitas terhadap obat glimepiride atau sulfonilurea lainnya. Selain itu obat ini juga dikontraindikasikan pada pasien dengan ketoasidosis diabetik, dengan atau tanpa koma, Diabetes tipe 1, dan DM gestasional komplikata. Efek SampingEfek samping termasuk gangguan saluran pencernaan (GI), reaksi alergi, dan gangguan darah termasuk trombositopenia, leukopenia, dan anemia hemolitik . Pada minggu-minggu pertama awal pengobatan, risiko hipoglikemia juga dapat meningkat. Penggunaan alkohol serta paparan dari sinar matahari langsung harus dibatasi karena dapat memperburuk efek samping obat.[8] InteraksiOAINS (seperti asam salisilat), sulfonamid, kloramfenikol, kumadin dan probenesid dapat meningkatkan potensi hipoglikemik obat glimepirid. Penggunaan bersamaan dengan tiazid, diuretik lainnya, phothiazides, produk tiroid, kontrasepsi oral, dan fenitoin harus berhati-hati karena obat-obatan tersebut cenderung menyebabkan hiperglikemia.[9] Mekanisme aksiSeperti halnya obat-obatan golongan sulfonilurea lainnya, glimepirid bertindak sebagai insulin stimulan.[10] Obat ini menurunkan kadar glukosa dalam darah dengan menstimulus pelepasan insulin oleh sel sel-sel beta pankreas. Selain itu glimepirid juga bekerja dengan mendorong peningkatan aktivitas reseptor insulin di dalam sel. Tidak semua obat-obatan golongan sulfonilurea lini kedua memiliki risiko hipoglikemia yang sama. Glibenklamid dikaitkan dengan kejadian hipoglikemia hingga 20-30%, dibandingkan dengan glimepirid yang hanya 2% hingga 4%. Glibenklamid ini juga melakukan intervansi pada supresi homeostatis normal dari sekresi insulin sebagai reaksi terhadap hipoglikemia, sedangkan glimepiride tidak. Glibenklamid ini juga menurunkan sekresi glukagon sebagai reaksi terhadap hipoglikemia, sedangkan glimepirid tidak.[11] FarmakokinetikObat ini diserap sempurna di saluran cerna, tanpa adanya hambatan bila digunakan bersamaan dengan makanan. Penyerapan yang signifikan dapat terjadi dalam satu jam setelah diminum, dan didistribusikan ke seluruh tubuh, 99,5% terikat pada protein plasma. Metabolisme ini dilakukan dengan cara biotransformasi oksidatif di hati. Awalnya obat dimetabolisme menjadi metabolit M1 oleh CYP2C9 . M1 berperan sekitar sepertiga dari seluruh aktivitas farmakologi dari obat glimepirid, namun tidak diketahui apakah hal ini bermakna secara klinis pada kadar glukosa darah. M1 selanjutnya dimetabolisme menjadi metabolit M2 oleh enzim sitosol, yang secara farmakologis tidak aktif. Ekskresi glimepirid di urin sekitar 65%, dan sisanya dikeluarkan melalui feses. Pranala luar
Referensi
|