Keraguan (Pali: vicikicchā; Sanskerta: विचिकित्सा, vicikitsā) adalah sebuah faktor mental dalam Buddhisme. Keraguan diartikan sebagai memiliki dua jalur pikiran tentang makna Empat Kebenaran Mulia; berfungsi sebagai dasar untuk tidak terlibat dalam perbuatan-perbuatan baik.[1][2]
Salah satu dari enam akar faktor mental yang tidak baik dalam ajaran Abhidharma Mahayana
Definisi
Theravāda
Nina van Gorkom menjelaskan:
Realitas vicikicchā tidak sama dengan apa yang kita maksud dengan keraguan dalam bahasa konvensional. Vicikicchā bukanlah keraguan tentang nama seseorang atau tentang cuaca. Vicikicchā adalah keraguan tentang realitas, tentang nāma (batin) dan rūpa (jasmani), tentang sebab dan akibat [karma], tentang Empat Kebenaran Mulia, tentang Kemunculan Bersebab.[3]
Kitab Aṭṭhasālinī (II, Bagian IX, Bab III, 259) mendefinisikan vicikicchā sebagai berikut:
...Ia memiliki pergeseran sebagai ciri khas, keragu-raguan batin sebagai fungsi, keragu-raguan atau ketidakpastian dalam genggaman sebagai manifestasi, pemikiran tak sistematis (perhatian tak bijaksana) sebagai sebab-langsung, dan ini mesti dianggap sebagai bahaya bagi pencapaian.[3]
Apa itu vicikitsa? Yaitu memiliki dua pikiran tentang kebenaran, dan fungsinya adalah sebagai dasar untuk tidak terlibat dengan hal-hal positif.[1]
Herbert Guenther menjelaskan:
Keragu-raguan [vicikitsa] adalah peristiwa mental ketika seseorang terombang-ambing antara dua ekstrem mengenai Empat Kebenaran dan hubungan antara tindakan seseorang dan hasilnya. Keragu-raguan ini menciptakan hambatan untuk segala hal yang positif dan khususnya untuk visi kebenaran.[1]
Alexander Berzin menjelaskan:
Keragu-raguan yang tidak tegas (the-tshoms) adalah keraguan antara menerima atau menolak apa yang benar. Apa yang benar mengacu pada fakta-fakta seperti Empat Kebenaran Mulia dan sebab akibat perbuatan (karma). Selain itu, keraguan mungkin cenderung lebih ke sisi yang benar, lebih ke sisi yang salah, atau terbagi rata antara keduanya. Keragu-raguan yang tidak tegas berfungsi sebagai dasar untuk tidak terlibat dengan apa yang konstruktif.[4]
Chogyam Trungpa menyatakan bahwa vicikitsa (keraguan) berarti "Anda tidak mempercayai alternatif apa pun dan tidak menginginkan nasihat atau jalan keluar apa pun". Ini termasuk meragukan ajaran, guru, dan dharma, serta norma-norma kehidupan sehari-hari.[5]
Chögyam Trungpa (2009). The Truth of Suffering and the Path of Liberation. Shambhala.
Goleman, Daniel (2008). Destructive Emotions: A Scientific Dialogue with the Dalai Lama (edisi ke-Kindle). Bantam.
Guenther, Herbert V.; Kawamura, Leslie S. (1975). Mind in Buddhist Psychology: A Translation of Ye-shes rgyal-mtshan's 'The Necklace of Clear Understanding' (edisi ke-Kindle). Dharma Publishing.
Gateway to Knowledge. 1. Diterjemahkan oleh Kunsang, Erik Pema. North Atlantic Books. 2004.
van Gorkom, Nina (13 Agustus 2010). "Vicikicchā". Cetasikas (edisi ke-2). London: Zolag. hlm. 149–151.