Kitab Ezra–Nehemia
Kitab Ezra–Nehemia atau Kitab Ezra saja (bahasa Ibrani: סֵפֶר עֶזְרָא, translit. Sefer Ezra) merupakan salah satu kitab dalam Tanakh atau Alkitab Ibrani dan termasuk dalam kitab-kitab tanpa pengelompokan resmi dalam Ketuvim. Dalam Perjanjian Lama di Alkitab Kristen, Kitab Tawarikh menjadi nama dari dua buah kitab dari kelompok kitab-kitab sejarah, yaitu Kitab Ezra[a] dan Kitab Nehemia, yang sebenarnya merupakan pecahan dari Kitab Ezra–Nehemia. NamaNama "Ezra" merupakan serapan dari bahasa Ibrani: עֶזְרָא (ʿEzraʾ, har. "pertolongan, bantuan") yang merujuk pada tokoh Ezra bin Seraya,[b] yaitu seorang ahli Taurat dan imam Israel yang pulang dari pembuangan Babel dan mengajarkan kembali hukum Taurat di Yerusalem. Sementara itu, nama "Nehemia" sendiri merupakan serapan dari bahasa Ibrani: נְחֶמְיָה (Nekhemyah, har. "yang dihibur oleh Yahweh")[1] yang merujuk pada tokoh Nehemia bin Hakhalya, yaitu bupati[c] atas wilayah Yehud bekas Yehuda) di bawah Raja Artahsasta I dari Persia yang berusaha membangun kembali Yerusalem. IsiIsinya mencakup periode dari kejatuhan Babel pada tahun 539 SM sampai paruh kedua abad ke-5 SM, menceritakan misi-misi berturutan Zerubabel, Ezra, dan Nehemia ke Yerusalem, serta upaya-upaya mereka untuk memulihkan praktik pemujaan kepada Allah Israel dan untuk menciptakan suatu komunitas Yahudi yang dimurnikan.[2] Narasinya sangat skematis, setiap tahap pemulihan mengikuti pola yang sama: Allah "menggerakkan" raja Persia, sang raja mengutus seorang pemimpin Yahudi untuk melakukan suatu tugas, sang pemimpin mengatasi perlawanan dan berhasil, keberhasilan ditandai dengan suatu pertemuan besar. Dalam Alkitab Kristen, Kitab Ezra–Nehemia ditempatkan dalam urutan sebelum Kitab Ester, karena mempunyai kaitan erat dengan kitab tersebut. Kitab-kitab sejarah ini mencakup masa sekitar 100 tahun, yaitu antara tahun 536 SM - 432 SM.[3] Ada dua periode utama yang tercatat di dalamnya:
Kitab Ezra mencatat peristiwa dalam kedua periode ini. Kitab Nehemia mencatat hanya periode kedua. Kitab Ester mencatat peristiwa yang terjadi di antara kedua periode tersebut.[3] KepengaranganPada abad ke-19 dan hampir sepanjang abad ke-20, ada keyakinan bahwa Kitab Tawarikh dan Ezra–Nehemia berasal dari penulis atau kelompok penulis yang sama (serupa dengan pandangan sesuai tradisi yang menganggap Ezra adalah penulis ketiganya). Tetapi pandangan yang umum di kalangan akademisi modern adalah bahwa perbedaan-perbedaan antara Tawarikh dan Ezra–Nehemia jauh lebih banyak daripada kesamaannya, dan bahwa Ezra–Nehemia sendiri memiliki suatu sejarah penyusunan yang panjang dari berbagai sumber, yang membentang dari awal abad ke-4 SM hingga periode Helenistik.[4] Naskah Masorah Ezra–Nehemia sebagian besar tersusun dalam bahasa Ibrani Biblika Akhir, dengan bagian-bagian penting dalam "bahasa Aram Resmi"; terdapat beberapa cerminan kosakata Persia Kuno, namun ada sedikit pengaruh yang signifikan dari bahasa Yunani.[5] Penyusunan dan penamaan kitabPenyusunan kitab, terutama penamaan dari kitab ini, sebenarnya bermacam-macam tergantung tradisi gerejanya. Susunan dan nama "Kitab Ezra" yang digunakan dalam Alkitab terjemahan Bahasa Indonesia umumnya merupakan tradisi modern yang diikuti oleh kebanyakan Alkitab versi modern. Ezra–NehemiaNaskah-naskah tertua dari Alkitab memasukkan kitab Ezra–Nehemia sebagai kitab tunggal dengan label nama "Ezra". Naskah Masorah sebagai contohnya, memuat kitab ini dengan nama סֵפֶר עֶזְרָא (Séfer ʿEzraʾ). Kitab Vulgata yang disusun oleh Hieronimus dan diterjemahkan dari naskah-naskah Ibrani juga melabeli Kitab Ezra–Nehemia sebagai "Ezra". Beberapa versi Alkitab tertua, seperti Septuaginta dan Vetus Latina juga memasukkan kitab Ezra–Nehemia sebagai kitab tunggal, tetapi diberi nama "2 Esdras" atau "Esdras Bʹ", karena nama 1 Esdras diperuntukkan bagi kitab "Ezra Yunani" (seperti yang dijelaskan di bawah). Alkitab Gereja Tewahedo Ortodoks Etiopia menyusunnya seperti Septuaginta tetapi pelabelan namanya terbalik, jadi kitab Ezra–Nehemia disebut "1 Ezra" sedangkan kitab Ezra Yunani disebut "2 Ezra". Ezra YunaniSeptuaginta Yunani dan Alkitab-Alkitab Kristen mula-mula menambahkan satu kitab "Ezra Yunani" yang pada dasarnya merupakan kitab "Ezra Ibrani" (Ezra–Nehemia) tetapi dalam bahasa Yunani, kecuali kitab ini memiliki satu bagian tambahan (dan juga beberapa perubahan terkait) di bagian tengah Ezra 4. Tambahan tersebut menyusun naskah Kitab Ezra dengan suatu struktur kiastik dan mengurangi masalah tekstual seputar identitas Raja Ahasyweros yang tercantum dalam Ezra 4:6. Perbedaan lain adalah penambahan sedikit pasal dari akhir Kitab Tawarikh dan Kitab Nehemia ke dalam kitab ini. Selain itu, meskipun isinya secara substansial sama, ayat-ayatnya menggunakan penomoran yang berbeda dengan Kitab Ezra Ibrani.[6] Ezra Yunani diberi nama "1 Esdras" atau "Esdras Aʹ" di dalam Septuaginta dan Vetus Latina. Vulgata Clementina dan turunan dari kitab ini melabeli kitab Ezra Yunani sebagai kitab apokrifa "3 Esdras", beberapa versi Alkitab dari Gereja-Gereja Timur sebagai "2 Ezra/Esdras", dan versi-versi Alkitab modern sebagai kitab apokrifa "1 Esdras". Saat ini, Ezra Yunani dianggap sebagai kitab apokrifa untuk hampir seluruh versi Alkitab Kristen modern dan tidak dimasukkan dalam kanon Alkitab Kristen dan Ibrani. Ezra LatinDalam perkembangan Alkitab Kristen selanjutnya, muncul kitab "Ezra Latin", yang disebut demikian karena versi Latin dari kitab ini adalah versi yang paling bertahan hingga saat ini.[7] Tidak seperti kitab Ezra Yunani, isi kitab Ezra Latin sama sekali berbeda dengan Kitab Ezra–Nehemia. Pasal 3–14 merupakan isi utama dari kitab ini, yang menceritakan wahyu Yahudi tentang "akhir zaman". Pasal 1–2 dan 15–16 ditambahkan kemudian dan banyak versi Alkitab yang tidak memasukkannya. Beberapa versi Alkitab dari Gereja-Gereja Timur menamai Kitab Ezra Latin sebagai "3 Ezra/Esdras", Vulgata Clementina dan turunan dari kitab ini sebagai kitab apokrifa "4 Esdras", dan versi-versi Alkitab modern sebagai kitab apokrifa "2 Esdras". Seperti halnya kitab Ezra Yunani, kitab Ezra Latin juga dianggap sebagai kitab apokrifa untuk hampir seluruh versi Alkitab Kristen modern dan tidak dimasukkan dalam kanon Alkitab Kristen dan Ibrani. Pemisahan Kitab Ezra dan NehemiaKitab Ezra–Nehemia dibagi menjadi dua karya terpisah dimulai pada abad ke-3 oleh seorang teolog dan cendekiawan Kristen, Origenes, meskipun pada saat itu pembagian ini belum populer.[8][8][9] Pemisahan dalam Alkitab-Alkitab Yahudi dilakukan sebelum Abad Pertengahan berakhir.[10] Pemisahan Kitab Ezra dan Nehemia mulai tersebar pada abad ke-8, meskipun muncul secara tidak menentu. Barulah pada Alkitab Vulgata Paris dan Vulgata Clementina kitab-kitab ini secara jelas dibagi dua. Sejak Reformasi Protestan, pemisahan kedua kitab ini populer dan menjadi umum dalam versi-versi Alkitab modern. Alkitab Vulgata Clementina dan versi-versi turunan dari Alkitab ini melabeli "Kitab Ezra" yang terpisah sebagai "1 Esdras", sedangkan "Kitab Nehemia" sebagai "2 Esdras".[11] Beberapa versi Alkitab Gereja-Gereja Timur membagi kedua kitab ini dan menamai Kitab Nehemia sebagai "Nehemia" tetapi Kitab Ezra terpisah sebagai "1 Ezra/Esdras", karena kitab "2 Ezra/Esdras" dan "3 Ezra/Esdras" masing-masing untuk kitab "Ezra Yunani" dan "Ezra Latin". Alkitab yang berdasarkan tradisi modern umumnya melabeli kitab-kitab Ezra versi lain yang dianggap sebagai apokrifa dengan nama "Esdras" untuk membedakannya dengan "Kitab Ezra" yang termasuk kanon. Penamaan ilmiahPara pakar modern memberikan penomoran tersendiri dengan label nama "Ezra" untuk menghindari kebingungan atas versi penamaan kitab yang beragam: "1 Ezra" untuk Kitab Ezra, "2 Ezra" untuk Kitab Nehemia, "3 Ezra" untuk kitab Ezra Yunani, "4 Ezra" untuk kitab Ezra Latin pasal 3–14, "5 Ezra" untuk kitab Ezra Latin pasal 1–2, dan "6 Ezra" untuk kitab Ezra Latin pasal 15–16 Pembagian dalam Alkitab KristenDalam Alkitab Kristen, Kitab Ezra–Nehemia terbagi menjadi 2 kitab terpisah.
Kaitan dengan kitab lainKitab Nehemia kitab sejarah yang kedua setelah Kitab 1 dan 2 Tawarikh dan Kitab Ezra.[12] Kitab Ezra–Nehemia dipercaya merupakan kelanjutan dari Kitab Tawarikh.[13] Kitab ini termasuk dalam salah satu dari tiga kelompok besar dalam Alkitab Ibrani yang mengisahkan peristiwa-peristiwa beruntun dalam sejarah Israel. Kelompok pertama Kejadian–Bilangan menceritakan riwayat awal mula manusia sampai ketika bangsa Israel bersiap memasuki tanah Kanaan. Kelompok kedua Yosua–Raja-raja mengisahkan bangsa Israel setelah masuk ke Tanah Perjanjian sampai pada masa pembuangan Babel. Kelompok ketiga Tawarikh–Ezra–Nehemia) mengisahkan masa pemerintahan Raja Daud sampai usaha pembangunan kembali Yerusalem sesudah pembuangan.[14] Lihat pula
Catatan
Referensi
Pranala luar
|