OCBC Bank
Oversea-Chinese Banking Corporation Ltd (Hanzi sederhana: 华侨银行有限公司; Hanzi tradisional: 華僑銀行有限公司; Pinyin: Huáqiáo Yínháng Yǒuxiàn Gōngsī), atau biasa disingkat menjadi OCBC (Hanzi sederhana: 华侨银行; Hanzi tradisional: 華僑銀行; Pinyin: Huáqiáo Yínháng), adalah sebuah perusahaan perbankan dan jasa keuangan multinasional asal Singapura. Jumlah aset dari bank ini mencapai S$581 miliar pada akhir tahun 2023,[8] sehingga menjadikan bank ini sebagai bank dengan jumlah aset terbesar kedua di Asia Tenggara.[9] Bank ini juga merupakan salah satu bank dengan peringkat kredit tertinggi di dunia, dengan peringkat Aa1 dari Moody’s[10] dan peringkat AA− dari Standard & Poor's.[11] Bank ini rutin masuk dalam daftar tiga "bank teraman di dunia" yang disusun oleh majalah Global Finance.[12] The Asian Banker menyebut bank ini sebagai bank terkuat di Singapura untuk tahun 2018–2019, dan bank terkuat kelima di wilayah Asia Pasifik.[13] Bank ini memiliki lebih dari 400 kantor cabang yang tersebar di 19 negara,[8] termasuk 199 kantor cabang di Indonesia di bawah Bank OCBC NISP, serta lebih dari 60 kantor cabang di Tiongkok Daratan, Hong Kong, dan Makau masing-masing di bawah OCBC China, OCBC Bank (Hong Kong), dan OCBC Bank (Macau).[8] Pada tahun 2019, bank ini disebut sebagai bank terbaik di Asia Pasifik oleh majalah Global Finance.[14] SejarahPada tanggal 31 Oktober 1932, Chinese Commercial Bank (1912), Ho Hong Bank (1917), dan Oversea-Chinese Bank (1919) bergabung untuk membentuk bank ini di bawah kepemimpinan Tan Ean Kiam (salah satu pendiri dan direktur dari Oversea-Chinese Bank)[15][16] dan Lee Kong Chian, yang saat itu merupakan wakil chairman dari Chinese Commercial Bank. Lee memainkan peran penting dalam penggabungan tersebut, sehingga kini disebut sebagai "bapak pendiri" dari bank ini.[17][18] Sejak mulai beroperasi pada bulan Februari 1933, bank ini telah menjadi salah satu bank lokal terkuat di Straits Settlements.[19] Pada tahun 1942 selama Perang Dunia II, semua bank lokal di Singapura sempat ditutup selama masa awal pendudukan Jepang. Pada bulan April 1942, sebagian besar bank, termasuk bank ini, telah beroperasi secara normal. Di Indonesia, pasukan pendudukan Jepang menutup semua kantor cabang dari bank ini di Sumatra. Selama perang, bank ini memindahkan kantor pusatnya ke Bombay, India dan baru kembali ke Singapura setelah perang berakhir.[20] Kantor cabang dari bank ini di Xiamen berhasil selamat dari perang, dan pada akhir dekade 1950-an, bank ini menjadi salah satu dari hanya empat bank asal luar Tiongkok yang memiliki kantor cabang di Tiongkok.[21] Pasca perang, bank ini membuka kembali kantor cabangnya di Jambi, Jakarta, dan Surabaya. Namun, konflik pada tahun 1963 antara Indonesia dan Malaysia (yang saat itu masih meliputi Singapura) menyebabkan kantor cabang dari bank ini di Indonesia kembali ditutup. Pada tahun yang sama, pemerintah revolusioner di Burma menasionalisasi dua kantor cabang dari bank ini di sana untuk membentuk People's Bank No. 14.[22] Bank ini kemudian dikritik karena lambat berekspansi untuk memenuhi kebutuhan dari komunitas bisnis Tionghoa pasca perang, terutama di kota-kota kecil di Malaya. Salah satu kritik berasal dari Tan Sri Khoo Teck Puat yang akhirnya keluar dari bank ini pada tahun 1959 setelah gagal menjadi anggota dewan direksi dari bank ini, dan kemudian mendirikan Malayan Banking di Kuala Lumpur pada tahun 1960 bersama 80 orang mantan pegawai dari bank ini.[23] Pada tahun 1970, jumlah aset dari bank ini melampaui S$1 miliar, sehingga menjadikan bank ini sebagai lembaga keuangan dengan jumlah aset terbesar di Singapura. Pada akhir tahun 1981, jumlah aset dari bank ini telah tumbuh menjadi lebih dari S$7 miliar.[19] Pada bulan Desember 1972, bank ini mengakuisisi Four Seas Communications Bank, bank Tionghoa tertua di Singapura. Bank tersebut didirikan pada tahun 1906 dengan nama Sze Hai Tong Bank untuk menyediakan jasa keuangan bagi komunitas Tiochiu.[24] Pada tahun 1976, OCBC Centre, yang dirancang oleh arsitek I. M. Pei asal Amerika, selesai dibangun dan dijadikan kantor pusat dari bank ini.[25] Pada tanggal 9 Mei 1989, bank ini meluncurkan logo baru.[19] Pada bulan Agustus 2001, bank ini mengakuisisi Keppel Capital Holdings dan semua anak usahanya, termasuk Keppel TatLee Bank, Keppel Securities, dan Keppel TatLee Finance. Pada bulan Februari 2002, Keppel TatLee resmi digabung ke dalam bank ini.[19] Pada tanggal 25 Juni 2004, bank ini mendirikan e2 Power untuk berbisnis di bidang pemrosesan transaksi dan dukungan teknologi informasi. Bank ini juga mendirikan perusahaan dengan nama serupa di Malaysia pada tanggal 21 Juli 2004.[26] Pada tanggal 3 Juni 2005, Perdana Menteri Malaysia, Abdullah Ahmad Badawi, meresmikan Menara OCBC di Kuala Lumpur sebagai kantor pusat untuk bisnis dari bank ini di Malaysia. Pada bulan Juli 2005, bank ini membuka kantor cabang lepas pantai di Brunei.[27] Pada tanggal 11 Mei 2017, bank ini setuju untuk mengakuisisi bisnis kekayaan privat dari National Australia Bank di Singapura dan Hong Kong.[28] Akuisisi tersebut akhirnya selesai pada bulan November 2017.[29] Tabungan dan kredit pemilikan rumah yang dibukukan di Hong Kong kemudian dialihkan ke OCBC Bank (Hong Kong), sementara tabungan dan kredit pemilikan rumah yang dibukukan di Singapura dialihkan ke bank ini. Pada bulan Maret 2020, bank ini menjalin kemitraan dengan Xero, sebuah perangkat lunak akuntansi berbasis awan asal Selandia Baru, untuk membantu nasabah UMKM mendigitalisasi bisnisnya.[30] Pada bulan Juli 2020, bank ini meluncurkan HealthPass, sebuah aplikasi seluler untuk menghubungkan pasien dengan dokter di Singapura melalui konsultasi daring.[31] Pada tanggal 3 September 2024, bank ini mengumumkan bahwa mereka akan memperbolehkan anak berusia 7 hingga 15 tahun untuk membuka rekening sendiri, mengelola rekeningnya sendiri secara digital, dan memiliki kartu debit sendiri. Bank ini menyatakan bahwa rekening tersebut akan didaftarkan dengan nama dari anak yang bersangkutan, tetapi dikelola "sesuai batasan yang diatur oleh orang tuanya".[32][33] Pemegang sahamHingga tanggal 8 Maret 2021, sepuluh pemegang saham terbesar dari bank ini meliputi[34]:
* Persentase dihitung berdasarkan total jumlah saham biasa, tidak meliputi saham treasuri. Anak usaha![]() ![]() ![]() Great Eastern HoldingsPada tahun 2004, bank ini mengakuisisi Great Eastern Holdings (GEH). GEH memiliki aset sebesar S$53,1 miliar dan polis aktif sebanyak 3,8 juta hingga tanggal 30 September 2010. GEH memiliki dua kanal distribusi, yakni tenaga pemasar dan bancassurance. Perusahaan ini juga beroperasi di Malaysia, Indonesia, dan Brunei. Pada tanggal 19 Juni 2023, OCBC meningkatkan kepemilikan sahamnya di Great Eastern Holdings menjadi 88,4%.[35] Rujukan dan referensi
Pranala luar![]() Wikimedia Commons memiliki media mengenai OCBC Bank. |