STS-27
STS-27 merupakan misi program Pesawat Ulang Alik NASA ke-27, dan penerbangan ketiga Pesawat Ulang Alik Atlantis. Diluncurkan pada 2 Desember 1988, misi ini adalah misi Pesawat Ulang Alik kedua setelah musibah Challenger pada Januari 1986. STS-27 membawa muatan rahasia untuk Kementerian Pertahanan AS, yang pada akhirnya diketahui sebagai sebuah satelit pengintai Lacrosse. Perisai panas pada sayap kanan pengorbit mengalami kerusakan selama lepas landas dan anggota kru berpikir bahwa mereka akan mati selama proses penetrasi atmosfer.[1][2] Situasi ini mirip seperti insiden fatal yang terjadi 15 tahun kemudian pada misi STS-107. Meskipun kerusakan yang dialami Atlantis lebih luas dibandingkan yang dialami oleh Columbia pada STS-107, kerusakan terjadi pada area yang lebih aman dan ubin yang hilang berada di atas antena. Misi berhasil mendarat, meskipun perlu dilakukan perbaikan akibat kerusakan panas. Awak Misi
Pengaturan tempat duduk awak
Ringkasan misiPesawat Ulang Alik Atlantis (OV-104), armada Pesawat Ulang Alik termuda yang dimiliki NASA waktu itu, melakukan penerbangan ketiganya dengan misi rahasia untuk Kementerian Pertahanan Amerika Serikat (DoD). Misi ini membawa satu satelit, USA-34. Informasi dalam arsip NASA telah mengidentifikasi USA-34 sebagai Lacrosse 1, sebuah satelit pengawas cuaca untuk Badan Pengintaian Nasional AS (NRO) dan Badan Intelijen Pusat (CIA).[4] Misi ini awalnya dijadwalkan untuk meluncur pada 1 Desember 1988, namun peluncuran ditunda satu hari karena awan dan kondisi angin kencang di lokasi peluncuran. Peluncuran akhirnya dilakukan dari Launch Complex 39, Pad B (LC-39B) di Kennedy Space Center, Florida, pada 2 Desember 1988 pukul 09:30 EST. Atlantis mendarat pada 6 Desember 1988 di Landasan Pacu 17 di Pangkalan Angkatan Udara Edwards, California, pada 18:35 EST. Total durasi misi yang terhitung hingga berhentinya roda di landasan pacu adalah 4 hari, 9 jam, dan 6 menit. Atlantis dikembalikan ke Kennedy Space Center pada 13 Desember dan dipindahkan ke OPF pada 14 Desember 1988. Terdapat spekulasi bahwa sempat dilakukan EVA pada misi ini.[5] Wawancara dengan awak misi beberapa tahun setelah penerbangan mengonfirmasi bahwa sempat terjadi masalah dengan satelit saat proses pelepasan sehingga dilakukan pertemuan kembali dengan satelit dan perbaikan satelit.[6][7] Perbaikan-perbaikan yang tidak direncanakan ini bisa saja memerlukan sebuah EVA yang kemungkinan dilakukan oleh Ross dan Shepherd. Sebagai misi rahasia Kementerian Pertahanan, informasi rinci atau konfirmasi EVA semacam itu tetap tidak dirilis. Kerusakan ubin termalUbin pelindung termal Atlantis mengalami kerusakan yang cukup parah dalam misi ini. Bahan isolasi ablatif dari hidung kanan roket pendorong padat telah mengenai pengorbit sekitar 85 detik setelah meluncur, seperti yang terlihat dalam rekaman peluncuran.[8] Awak STS-27 juga berkomentar bahwa material putih teramati beberapa kali di kaca depan selama peluncuran.[9] Para awak melakukan inspeksi pada sisi kanan pesawat yang terdampak menggunakan lengan robot Canadarm, tetapi resolusi dan jangkauan kamera yang terbatas tidak memungkinkan untuk menentukan tingkat kerusakan ubin sepenuhnya. Masalah ini diperparah oleh fakta bahwa awak misi dilarang menggunakan metode standar mereka untuk mengirim gambar ke pusat kendali di darat karena sifat rahasia dari misi ini. Para kru terpaksa menggunakan metode transmisi yang lambat dan terenkripsi, menyebabkan gambar yang diterima insinyur NASA berkualitas buruk dan membuat mereka berpikir kerusakan itu sebenarnya "hanya lampu dan bayangan." Mereka mengatakan kepada kru bahwa kerusakannya tidak terlihat lebih parah daripada kerusakan pada misi sebelumnya.[8] Sebuah laporan menyatakan bahwa awak misi sempat merasa "geram" karena Pusat Kendali tampak seperti tidak peduli.[10][11] Ketika Komandan Gibson melihat sendiri kerusakan yang dia perkirakan, Ia mengatakan "Kita akan mati",[2] dan tidak percaya bahwa Pesawat Ulang Alik akan selamat saat masuk kembali ke atmosfer; jika instrumen menunjukkan bahwa Pesawat Ulang Alik itu hancur, dia berencana untuk "memberi tahu pusat kendali apa yang saya pikirkan tentang analisis mereka" dalam detik-detik terakhir sebelum kematiannya.[1] Saat mendarat, besarnya kerusakan pada Pesawat Ulang Alik itu membuat NASA heran; lebih dari 700 ubin rusak dan satu ubin hilang tak berbekas. Ubin yang hilang telah terletak di atas pelat baja untuk antena L-band yang mungkin cukup kuat untuk dapat mencegah Atlantis mengalami kehancuran yang sama seperti <i id="mwgw">Columbia</i> pada tahun 2003.[8] Hampir tidak ada kerusakan yang ditemukan di sisi kiri pengorbit. STS-27 Atlantis adalah wahana antariksa yang ditemukan mengalami kerusakan paling parah saat berhasil mendarat ke Bumi.[12] Tim yang bertugas menyelidiki penyebab insiden ini memulai penyelidikan dengan pemeriksaan terperinci atas kerusakan TPS Atlantis dan peninjauan laporan inspeksi terkait untuk menetapkan definisi anomali yang mendalam. Tinjauan data lengkap dilakukan untuk menelusuri akar permasalahan dan beberapa skenario kegagalan. Informasi dari proses penyelidikan yang diperoleh selama peninjauan menjadi dasar bagi temuan dan rekomendasi tim.[9] Panggilan bangunNASA memulai tradisi memainkan musik untuk para astronaut selama program Gemini, dan pertama kali menggunakan musik untuk membangunkan awak selama Apollo 15. Setiap trek dipilih secara khusus, sering kali oleh keluarga astronaut, dan biasanya memiliki makna khusus bagi tiap individu awak, atau bagi kegiatan sehari-hari mereka.[13]
Galeri
Lihat jugaReferensiArtikel ini berisi bahan berstatus domain umum dari situs web atau dokumen National Aeronautics and Space Administration.
Pranala luarWikimedia Commons memiliki media mengenai STS-27.
|