Share to:

 

Tamil Malaysia


Malaysians of Tamil origin
மலேசியத் தமிழர்கள்
Jumlah populasi
Sekitar 1.971.000[1]
Daerah dengan populasi signifikan
 Malaysia
 Singapore
 Indonesia
 Australia
Bahasa
Tamil Malaysia, English dan Melayu
Agama
Hindu, Kekristenan, Buddha, Islam
Kelompok etnik terkait
Tamil, India Tamil, Tamil Myanmar, Indian Singapura, Tamil Sri Lanka, Malayari Malaysia, Telugu Malaysian

Orang Tamil Malaysia, (Tamil :மலேசியத் தமிழர்கள்) juga dikenal sebagai Tamilar Malaysia , adalah orang-orang yang sepenuhnya atau sebagian keturunan Tamil yang lahir di Malaysia atau berimigrasi ke Malaysia dari Tamil Nadu, India, dan wilayah Tamil di timur laut Sri Lanka. Mayoritas dari 1,8–2 juta orang, yaitu 80% dari populasi India Malaysia di Malaysia, berasal dari kelompok etnis Tamil India dari Tamil Nadu dan Sri Lanka. Sebagian besar migrasi Tamil Malaysia dimulai selama masa pemerintahan Raj Britania Raya, ketika Inggris memfasilitasi migrasi pekerja India untuk bekerja di perkebunan. Namun, terdapat juga beberapa komunitas Tamil yang telah lama menetap sebelum kolonialisme Inggris.[2][3]

Latar Belakang

Orang Tamil sudah tiba di Kepulauan Melayu sebelum era Penjajahan British, terutama sejak masa kejayaan Kerajaan Chola di India Selatan pada abad ke-11. Pada waktu itu, orang Tamil merupakan kelompok pedagang maritim terkenal di Asia. Meskipun sebagian besar pendatang di Asia Tenggara telah diserap ke dalam kelompok etnis mayoritas Melayu, namun beberapa golongan masyarakat seperti umat Islam Tamil dan Chetty Melaka masih merupakan sisa-sisa sejarah migrasi ini yang lebih awal.[4]

Sejarah

Periode pra-kolonial

Wanita Tamil di Semenanjung Malaya, sekitar tahun 1910.

Hubungan antara orang Tamil dan apa yang sekarang disebut Malaysia telah ada lebih dari 2000 tahun. Karya puisi Tamil kuno, Paṭṭiṉappālai (Tamil: பட்டினப் பாலை), menyebut wilayah Malaysia modern sebagai Kaalagam . (Tamil: காழகம்).[5][6]

Sastra Tamil dari abad ke-10 dan ke-11 merujuk pada negara bagian Malaysia modern, Kedah, sebagai Kadaram.(Tamil: கடாரம்).

Sebelum penjajahan British, orang Tamil sudah terlihat di kepulauan ini jauh lebih awal, terutama sejak masa kerajaan India Selatan yang kuat, yaitu Chola, pada abad ke-11.Dinasti Pallawa dari Tamil Nadu menyebarkan budaya Tamil dan aksara Tamil ke Malaysia. [7]Maharaja Tamil Rajendra Chola I dari dinasti Chola menyerang Sriwijaya pada abad ke-11.[8]

Semenanjung Malaya memiliki budaya Tamil yang kuat pada abad ke-11, dan gild pedagang Tamil didirikan di beberapa lokasi.Pada waktu itu, orang Tamil adalah salah satu kelompok pedagang penting di Asia maritim. Meskipun sebagian besar imigran ini ke Asia Tenggara telah berasimilasi dengan kelompok etnis Melayu mayoritas, beberapa komunitas seperti Chetty Malaka adalah sisa-sisa dari para migran Tamil awal ini.[4]

Periode kolonial

Selama era kolonial British, Inggris memfasilitasi migrasi pekerja India untuk bekerja di perkebunan. Mayoritas besar migran dari India adalah etnis Tamil dan berasal dari Kepresidenan Madras, yang kini dikenal sebagai Tamil Nadu, di bawah Kekaisaran Inggris.

Banyak dari migran tersebut yang berasal dari Tamil Nadu menetap secara permanen di Malaysia dan menjadi pemilik toko serta pengusaha.

Pejuang kemerdekaan India Tamil, Maruthu Pandiyar, beserta kerabatnya dan 72 prajuritnya dideportasi ke Penang pada tahun 1802 oleh Pemerintah Kepresidenan Madras (Pemerintah Inggris India).[9]

Kereta Api Kematian Siam Burma

Orang Tamil Malaysia selama pembangunan Kereta Api Kematian antara Juni 1942 hingga Oktober 1943.

Selama Perang Dunia Kedua, tentara Jepang mempekerjakan lebih dari 120.000 orang Tamil untuk membangun jalur kereta api sepanjang 415 km antara Siam dan Burma guna mengangkut pasokan militer. Diperkirakan bahwa sekitar 60.000 dari mereka, atau setengahnya, meninggal selama proyek ini.

Namun, penelitian terbaru mengungkapkan bahwa setidaknya 150.000 orang Tamil India tewas selama proyek jalur kereta api Siam. Mereka menjadi korban gigitan ular dan serangga, penyakit seperti kolera, malaria, dan beriberi, pembantaian, penyiksaan, pemerkosaan, bunuh diri, dan lain-lain, karena tidak mampu menanggung beban yang sangat berat.[10]

Untuk menghilangkan kolera, pasukan Jepang melancarkan pembantaian besar-besaran terhadap orang India, membunuh sejumlah besar orang Tamil setiap hari. Sekelompok kecil orang Tamil juga tewas setiap minggu akibat kelelahan akibat pekerjaan yang berlebihan.[11] [12]

Demografi

Kaum Tamil merupakan mayoritas dalam populasi India di Malaysia, mencakup sekitar 7% dari total populasi Malaysia. Di kalangan komunitas India, sekitar 80-90% adalah kaum Tamil, dengan sebagian besar mereka tinggal di pantai barat Semenanjung Malaysia. Mereka terutama terkonsentrasi di daerah-daerah seperti Klang, Petaling Jaya, Shah Alam, Ipoh, Taiping, Butterworth, George Town, Kulim, Sungai Petani, Port Dickson dan seremban. Di Sabah, komunitas ini lebih terkonsentrasi di Kota Kinabalu.

Kelompok subetnik Tamil di Malaysia

Malaysia adalah rumah bagi komunitas India yang beragam, dengan kaum Tamil membentuk mayoritas. Di kalangan populasi yang berbahasa Tamil, terdapat beberapa kelompok subetnik yang memiliki identitas, budaya, dan sejarahnya sendiri. Di antaranya adalah Tamil India, Tamil Sri Lanka, Chettiar, Chetty Melaka, Kristang, Jawi Peranakan dan Indesia. Setiap kelompok ini memberikan kontribusi yang unik terhadap keragaman budaya Malaysia.

Tamil India

Tamil India merupakan kelompok Tamil terbesar di Malaysia yang telah ada di sini sejak zaman sebelum penjajahan Inggris. Awalnya, pedagang Tamil datang ke Asia Tenggara, termasuk Malaysia, untuk berdagang. Selama masa penjajahan Inggris, banyak Tamil India dibawa ke Malaysia untuk bekerja di perkebunan karet dan sebagai buruh. Sejak itu, mereka menjadi bagian penting dalam ekonomi dan masyarakat Malaysia. Sebagian besar Tamil India kini tinggal di daerah perkotaan dan terus melestarikan budaya, bahasa, serta agama mereka, dengan perayaan meriah seperti Thaipusam dan Dipawali. Sekolah Tamil dan kuil menjadi pilar utama dalam menjaga warisan mereka.

Tamil Sri Lanka

Tamil Sri Lanka, atau dikenal sebagai Tamil Ceylon, datang ke Malaysia untuk mengisi posisi administrasi dan profesional selama era penjajahan Inggris. Meskipun jumlah mereka lebih kecil dibandingkan Tamil India, mereka dikenal karena penekanan yang tinggi pada pendidikan dan profesionalisme. Budaya mereka hampir mirip dengan Tamil India, tetapi memiliki elemen unik dari Sri Lanka dalam bahasa dan praktik keagamaan. Saat ini, banyak Tamil Sri Lanka memegang posisi penting di berbagai sektor, mencerminkan komitmen mereka terhadap kemajuan.

Chettiar

Komunitas Chettiar adalah kelompok subetnis Tamil yang dikenal karena keahlian mereka dalam perdagangan dan keuangan. Berasal dari wilayah Chettinad di Tamil Nadu. Komunitas Chettiar memainkan peran penting dalam menyediakan layanan keuangan selama masa penjajahan, terutama di bidang pertanian dan bisnis. Identitas budaya mereka sangat berpusat pada kepatuhan yang ketat terhadap praktik tradisional, termasuk pemujaan kuil berdasarkan klan dan ritual unik. Meskipun jumlah mereka semakin berkurang, warisan mereka dalam pembangunan ekonomi Malaysia tetap signifikan.

Mamak atau Tamil Muslim

Komunitas Mamak sering merujuk pada Muslim India Tamil. Istilah "Mamak" biasanya digunakan untuk menyebut Muslim berbahasa Tamil yang bermigrasi ke Kepulauan Melayu, termasuk Malaysia, dari Tamil Nadu, India, selama era penjajahan. Seiring waktu, mereka mendirikan bisnis, terutama di bidang makanan dan perdagangan.

Peranakan Tamil

Chetty Melaka

Komunitas CChetty Melaka, juga dikenal sebagai Peranakan Tamil, berasal dari pedagang Tamil yang menetap di Melaka selama era Kesultanan Melaka. Para pedagang ini menikah dengan penduduk lokal Melayu, menghasilkan perpaduan unik antara praktik budaya Tamil dan Melayu. Komunitas Chetti Melaka sebagian besar beragama Hindu, tetapi adat istiadat mereka sering mengandung pengaruh Melayu. Mereka biasanya menggunakan campuran bahasa Tamil, Melayu, dan Bahasa Melayu Kreol Chetty, yang mencerminkan warisan hibrida mereka.

Kristang

Komunitas Kristang dikenal dengan tradisi Katolik yang khas dan bahasa kreol mereka, Papia Kristang.

Jawi Peranakan

Komunitas Jawi Peranakan merupakan perpaduan budaya yang menarik. Terdiri dari pedagang Muslim India berbahasa Tamil yang menikah dengan orang Melayu, mereka mencerminkan kombinasi unik tradisi Islam India dan Melayu. Jawi Peranakan memainkan peran penting dalam perdagangan dan penyebaran pendidikan Islam di Malaysia. Mereka sering fasih berbahasa Tamil dan Melayu, mencerminkan warisan dua budaya mereka.

Indesia

Indesia adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan perpaduan warisan budaya antara orang India Malaysia dan Indonesia. Istilah ini mencerminkan hasil dari pernikahan campuran atau hubungan budaya antara kedua komunitas, yang menghasilkan identitas baru dengan pengaruh tradisi, bahasa, dan nilai dari kedua belah pihak. Fenomena ini semakin banyak terjadi di era modern, terutama di kalangan orang India Malaysia dan etnis Batak Indonesia.

Agama

92,39% masyarakat Tamil menganut agama Hindu, 3,87% Kristen, 3,48% Islam dan 0,26% lainnya.

Agama Masyarakat Tamil Malaysia
Agama Persentase
Hindu
  
92,39%
Kristian
  
3,87%
Islam
  
3,48%
Agama Lain
  
0,26%

Agama memegang peran penting dalam kehidupan orang Tamil Malaysia, dengan mayoritas menganut agama Hindu. Hinduisme, yang dibawa oleh migran Tamil selama masa kolonial Inggris, sangat melekat pada identitas budaya mereka. Kuil-kuil yang didedikasikan untuk dewa seperti Dewa Murugan, Siwa, Wisnu, dan Dewi Amman menjadi pusat komunitas untuk ibadah, perayaan, dan pelestarian budaya. Festival seperti Thaipusam, Dipawali, dan Pongal memiliki makna besar, menarik banyak orang dan menampilkan tradisi Hindu Tamil. Thaipusam, khususnya, dirayakan dengan prosesi besar, terutama di Batu Caves, menjadikannya acara budaya yang penting.

Selain Hinduisme, sebagian kecil orang Tamil Malaysia menganut agama Kekristenan, yang sebagian besar disebabkan oleh kegiatan misionaris selama era kolonial. Orang Tamil Malaysia yang beragama Kristen aktif dalam komunitas keimanan mereka, dengan gereja dan program budaya yang dirancang untuk melestarikan bahasa dan tradisi Tamil dalam praktik keagamaan mereka. Ada juga minoritas Muslim Tamil, yang mengintegrasikan elemen budaya Tamil ke dalam praktik Islam mereka.

Agama bagi orang Tamil Malaysia bukan hanya soal spiritualitas, tetapi juga cara untuk menegaskan identitas dan memperkuat ikatan komunitas. Namun, tantangan seperti pembongkaran kuil dan sengketa lahan kadang-kadang muncul, yang menyoroti perjuangan untuk pelestarian agama dan budaya di masyarakat multikultural. Meskipun menghadapi tantangan ini, orang Tamil Malaysia tetap berkomitmen untuk menjaga praktik keagamaan mereka dan mewariskannya kepada generasi mendatang.

Bahasa

Penggunaan bahasa Tamil pada papan reklame sebuah toko tekstil di India Kecil, Pulau Pinang.

Tamil adalah bahasa pengantar pendidikan di Malaysia, dengan lebih dari 500 sekolah berbahasa Tamil. Menurut Harold Schiffman, seorang peneliti Amerika yang mempelajari orang Tamil Malaysia, pemeliharaan bahasa Tamil di Malaysia lebih baik dibandingkan dengan di Singapura. Namun, ia mencatat bahwa beberapa orang Tamil mulai beralih ke bahasa Inggris dan Melayu.[13] Meskipun sebagian besar siswa Tamil masih bersekolah di sekolah yang dibiayai publik yang mengajarkan mata pelajaran utama dalam bahasa Tamil, ada upaya untuk beralih ke bahasa Melayu.[14]

Budaya

Kuliner

Rujak India Malaysia, atau dikenali sebagai Pasembur.
Kue Apam Manis India, slah satu jenis apam yang populer di India Selatan, Sri Langka, Malaysia dan Singapura

Masakan Tamil Malaysia adalah bagian yang kaya dan beragam dari lanskap kuliner negara, menggabungkan cita rasa tradisional India Selatan dengan bahan-bahan lokal Malaysia. Beberapa hidangan ikonik termasuk Nasi daun pisang, yang disajikan dengan nasi dan berbagai kari, roti canai yang renyah dengan dhal atau kari ayam, Dosa tipis yang disajikan dengan chutney dan sambar, serta idli yang lembut dengan sambar dan chutney kelapa. Chettinad cuisine, yang terkenal dengan rempah-rempah kuat dan pedas, juga merupakan bagian penting dari masakan Tamil Malaysia, dengan hidangan seperti kari ayam Chettinad dan kari kambing. Selain itu, pongal (nasi dengan lentil), vadai (camilan goreng berbahan lentil), dan sambar (sup lentil dengan sayuran dan asam jawa) juga sangat populer. Masakan Tamil Malaysia mencerminkan perpaduan antara kekayaan rasa, penggunaan rempah-rempah seperti daun kari, ketumbar, dan kunyit, serta pengaruh tradisi kuliner India Selatan yang dipadukan dengan keanekaragaman budaya Malaysia.

Pengaruh Masakan Tamil dalam Masakan Melayu dan Masakan Malaysia

Masakan Tamil telah memberikan pengaruh yang signifikan terhadap masakan Malaysia, khususnya dalam konteks masakan Melayu, karena masyarakat Malaysia yang multikultural telah menciptakan perpaduan tradisi kuliner yang beragam. Masakan Tamil Malaysia, dengan penggunaan rempah yang kaya, telah berkontribusi pada perkembangan hidangan lokal. Bahan-bahan seperti daun kari, asam jawa, biji mustard, dan santan yang menjadi inti dalam masakan Tamil, telah diintegrasikan dalam masakan Melayu. Misalnya, hidangan seperti kari dan rendang memiliki kesamaan dengan kari Tamil, dengan rasa yang tajam dan penggunaan rempah. Pengaruh masakan Tamil juga terlihat dalam popularitas roti canai (yang mirip dengan roti john Melayu), dan idli serta sambar yang telah menjadi bagian dari budaya makanan Malaysia secara luas. Praktik berbagi makanan antara komunitas Tamil, Melayu, dan etnis lainnya telah menciptakan perpaduan rasa yang harmonis, di mana rempah dan metode memasak Tamil menjadi bagian penting dari identitas kuliner Melayu dan Malaysia yang unik dan beragam.

Politik

Umum

Politik Tamil Malaysia merupakan bagian integral dari lanskap politik Malaysia yang lebih luas, yang terbentuk dari migrasi historis orang Tamil selama masa kolonial Inggris, terutama sebagai pekerja di perkebunan karet. Konteks historis ini memengaruhi status sosial-politik komunitas tersebut, yang sering kali ditandai dengan marginalisasi. Setelah kemerdekaan Malaysia pada tahun 1957, orang Tamil Malaysia mencari representasi melalui organisasi politik seperti Kongres India Malaysia (MIC), yang merupakan anggota pendiri koalisi Barisan Nasional. Selama bertahun-tahun, kelompok lain seperti Hindu Rights Action Force (Hindraf) juga muncul, memperjuangkan hak-hak sipil dan menangani keluhan terkait ketimpangan ekonomi dan pelestarian budaya.

Ketimpangan ekonomi tetap menjadi masalah utama bagi orang Tamil Malaysia, terutama mereka yang tinggal di daerah pedesaan yang menghadapi kemiskinan dan akses terbatas ke pendidikan serta peluang. Hak budaya dan agama juga menjadi perhatian penting, karena komunitas ini berusaha untuk melestarikan bahasa Tamil, tradisi, dan praktik agama Hindu di tengah tantangan seperti pembongkaran kuil. Sementara MIC secara tradisional mewakili kepentingan Tamil, ketidakpuasan terhadap efektivitasnya telah mendorong banyak orang untuk mendukung partai oposisi seperti Partai Tindakan Demokratik (DAP) dan Partai Keadilan Rakyat (PKR), yang dianggap lebih inklusif.

Gerakan akar rumput seperti Hindraf memainkan peran penting dalam meningkatkan kesadaran tentang perjuangan komunitas ini, meskipun mereka menghadapi tindakan keras dari pemerintah. Diaspora Tamil di Malaysia tetap berkomitmen untuk mempromosikan pendidikan, pelestarian budaya, dan pengembangan komunitas melalui sekolah Tamil dan inisiatif budaya. Ke depannya, keterlibatan politik komunitas Tamil diperkirakan akan fokus pada mengatasi ketimpangan ekonomi dan sosial, meningkatkan representasi politik, dan mendorong pemberdayaan dalam masyarakat multikultural Malaysia. Ketahanan dan advokasi mereka terus membentuk peran mereka dalam kerangka politik negara yang terus berkembang.

Pola Pemilihan Orang Tamil Malaysia

Orang Tamil Malaysia, tidak seperti beberapa komunitas etnis lain di Malaysia, cenderung memilih lintas garis ras dan partai daripada secara ketat mendukung kelompok etnis atau partai tertentu. Meskipun secara historis bersekutu dengan Kongres India Malaysia (MIC) sebagai bagian dari koalisi Barisan Nasional (BN), ketidakpuasan yang semakin meningkat terhadap efektivitas MIC dalam menangani tantangan sosial-ekonomi mereka telah menyebabkan banyak orang Tamil Malaysia mengalihkan dukungan politiknya. Hal ini mengakibatkan dukungan yang signifikan terhadap partai oposisi seperti Partai Tindakan Demokratik (DAP) dan Partai Keadilan Rakyat (PKR), yang dianggap lebih inklusif dan berorientasi pada reformasi.

Perilaku memilih ini berbeda dengan komunitas Tionghoa Malaysia, yang umumnya menunjukkan kohesi yang lebih kuat dalam preferensi politik mereka, sering kali mendukung partai seperti DAP. Di sisi lain, orang Tamil Malaysia lebih cenderung memilih kandidat dari ras atau partai lain yang mereka anggap lebih mewakili kepentingan mereka, dengan menekankan isu-isu seperti pemberdayaan ekonomi, pendidikan, dan hak-hak sipil dibandingkan solidaritas etnis. Pola pemilihan yang beragam ini mencerminkan pragmatisme mereka dan keinginan untuk kepemimpinan yang dapat menangani kekhawatiran spesifik mereka dalam kerangka politik Malaysia yang multikultural dan multi-etnis.

Orang-orang terkenal

Ini adalah daftar orang Tamil Malaysia yang terkenal. Entitas dalam daftar ini memiliki artikel terkait yang memverifikasi bahwa mereka mengidentifikasi diri sebagai Tamil Malaysia, dan asal etnis mereka berasal dari Tamil Nadu (India) atau Sri Lanka.

Rujukan

  1. ^ Project, Joshua. "Tamil (Hindu traditions) in Malaysia". 
  2. ^ Culture and economy:Tamils in the plantation sector 1998-99 Diarsipkan 2017-03-24 di Wayback Machine. (April 2000)
  3. ^ Ethnic identity and News Media preference in Malaysia Diarsipkan 2007-08-28 di Wayback Machine. (November 2006)
  4. ^ a b Sneddon, James (2003). The Indonesian Language: Its history and role in modern society. Sydney: University of South Wales Press Ltd. hlm. 73. 
  5. ^ திருநாவுக்கரசு, க.த., தென்கிழக்காசிய நாடுகளில் தமிழ்ப்பண்பாடு, p. 294.
  6. ^ Uruttirangannanar. Pathinenmaelkanakku (PDF). Paṭṭiṉappālai (பட்டினப் பாலை) (dalam bahasa Tamil). Tamil Nadu. hlm. 294. 
  7. ^ Prehistory of the Indo-Malaysian Archipelago by Peter Bellwood p.137
  8. ^ Studies in Southeast Asian Art: Essays in Honor of Stanley J. O'Connor by Stanley J. O'Connor,Nora A. Taylor p.196
  9. ^ சிவகங்கைச் சரித்திர அம்மானை. Madras Government Oriental Manuscripts Series No: 34
  10. ^ "The real Kwai killed over 1.50 lakh Tamils". The Hindu. Aug 27, 2016. Diakses tanggal Sep 21, 2016. 
  11. ^ Lomax, Eric (11 April 2014). The Railway Man: A POW's Searing Account of War, Brutality and Forgiveness by Eric Lomax. W. W. Norton & Company. hlm. 158. ISBN 9780393344073. 
  12. ^ Kratoska, Paul H. (2006). The Thailand-Burma Railway, 1942-1946: Asian labour. Taylor & Francis. ISBN 9780415309547. 
  13. ^ Schiffman, Harold (1998-12-31). "Malaysian Tamils and Tamil Linguistic Culture". University of Pennsylvania. Diakses tanggal 2007-08-27. 
  14. ^ Tong, YS (2006-12-23). "Tamil groups object to language-switch policy". Malaysiakini. Diakses tanggal 2007-08-27. 
Kembali kehalaman sebelumnya