Vitantonio Liuzzi
Vitantonio "Tonio" Liuzzi (lahir 6 Agustus 1980)[a] adalah seorang mantan pembalap mobil profesional asal Italia, yang sebelumnya membalap di dalam ajang Formula Satu untuk tim Red Bull, Toro Rosso, Force India, dan HRT. Ia tinggal di Pescara, Italia. ProfilLahir di Locorotondo, Bari, Apulia, Italia, Vitantonio Liuzzi handal berbicara dalam tiga bahasa, yaitu Italia, Inggris, dan Prancis. Ia dikenal sebagai pembalap F1 paling funky dan gaul, terlihat dengan tiga anting-antingnya yang memenuhi telinga kanan dan kirinya. Pra Formula 1KartingSeperti kebanyakkan pembalap lainnya, Tonio memulai karier balapnya pada usia 9 tahun. Ia memenangi ajang kejuaraan nasional karting Italia pada 1993. Pada 1995 ia meraih tempat kedua dalam kejuaraan dunia karting, dan tempat kelima dalam kejuaraan Eropa. Ia lantas menjadi juara dunia karting pada tahun 2001. Ia juga sempat mengalahkan juara dunia F1 saat itu, Michael Schumacher, dalam sebuah balapan gokart di kota kelahiran Schumi, di Kerpen, Jerman. Formula juniorSegera setelah ia menjadi juara dunia karting di 2001, Liuzzi kemudian pindah ke ajang Formula Renault Jerman. Ia juga kemudian membalap di ajang F3 Jerman, namun ia hanya mampu meraih tempat kesembilan dalam ajang tersebut. Pada tahun yang sama ia juga mencoba peruntungannya di ajang F3 Internasional di mana ia berhasil menang di San Marino, dan kemudian ia berhasil mendapatkan tes dari tim F3000 Coloni dan Williams F1. Red Bull lantas mengontrak Liuzzi untuk tahun 2003 di F3000, di mana ia kemudian finish keempat dalam klasemen akhir. Tahun 2004 ia kemudian pindah ke tim Arden milik Christian Horner (sekarang menjadi Red Bull Junior Team), di mana ia berhasil memenangi tujuh balapan dari 10 lomba, dan di akhir musim ia berhasil menjadi juara F3000 dengan satu balapan tersisa dalam kalender. Formula Satu (2005–2012)Spekulasi Formula Satu musim dingin 2004Penampilan Liuzzi yang bagus di ajang F3000 tahun 2004 sempat memunculkan spekulasi bahwa ia akan diambil Ferrari untuk tahun 2005 sebagai tes driver, atau mungkin dipinjamkan kepada Sauber untuk dididik selama setahun sebelum diundang masuk ke Ferrari. Ia lantas berhasil mendapatkan jatah tes di tim Sauber, sebelum akhirnya tim Swiss itu memutuskan untuk berpisah dari Ferrari dan memilih untuk mengontrak Jacques Villeneuve ketimbang memakai jasa Liuzzi. Red Bull F1 (2005–2007)Red Bull Racing (2005)Bulan November 2004, Liuzzi kemudian diajak oleh tim Jaguar Racing untuk mengetes mobil mereka, dan pada Januari 2005, setelah nama tim berubah menjadi Red Bull Racing, Liuzzi mendapatkan kontrak F1 perdananya sebagai test driver tim RBR. Bulan Februari 2005, Liuzzi sempat digosipkan akan menjadi pendamping David Coulthard untuk musim 2005. Tetapi kemudian tim RBR memutuskan untuk tetap memakai jasa Christian Klien untuk musim 2005. Liuzzi kemudian dijanjikan akan diberikan kesempatan membalap di beberapa seri di musim 2005. Pada GP San Marino 2005, RBR memenuhi janji mereka dengan menarik Liuzzi sebagai pembalap menggantikan Klien. Liuzzi direncanakan akan membalap setiap tiga seri sekali. Poin perdana Liuzzi di F1 dicatat di San Marino, di mana ia berhasil mendapatkannya setelah dua B.A.R (Jenson Button dan Takuma Sato) didiskualifikasi. Setelah melewati dua balapan lain di Spanyol dan Monaco, Liuzzi kemudian diberikan kesempatan sekali lagi untuk membalap di Eropa, sebelum akhirnya tim RBR mengembalikan posisi Klien ke kursi asalnya. Scuderia Toro Rosso (2006–2007)Akhir 2005, Red Bull kemudian mengambil alih tim Minardi, dan mengubah namanya menjadi Scuderia Toro Rosso. Liuzzi kemudian dipilih untuk duduk sebagai pembalap utama di tim tersebut bersama Scott Speed. Dalam balapan di Indianapolis Motor Speedway, Liuzzi mencatatkan poin perdananya untuk tim STR di musim 2006. Dan poin tersebut merupakan poin satu-satunya Liuzzi dan STR sepanjang 2006. Liuzzi bertahan di kursi STR untuk musim 2007. Setelah beragam penampilan buruk selama setengah musim awal 2007, salah satunya adalah kecelakaan menabrak tembok Wall of Champions di Kanada, masa depan Liuzzi dan Speed mulai diragukan untuk 2007. Di GP Prancis di Magny-Cours, Speed menjadi korban pertama dari kebijakan Red Bull, dan posisinya digantikan oleh Sebastian Vettel. Kemudian setelah manajemen Red Bull memastikan bahwa juara dunia CART 4 kali Sebastien Bourdais akan masuk ke tim STR mulai 2008, masa depan Liuzzi semakin tidak jelas. Tak peduli dengan masa depannya, Liuzzi kemudian masih bisa memberikan poin bagi STR saat balapan di Jepang, dan berhasil finish P6 di China. Force India (2008–2010)Segera setelah kontraknya diputus oleh manajemen Red Bull, Liuzzi lantas mencoba mencari lowongan kursi untuk 2008. Sempat dihubung-hubungkan dengan tim Williams, Liuzzi akhirnya ditarik oleh DR. Vijay Mallya untuk menjadi test driver Force India untuk musim 2008. Mallya menjanjikan akan menarik Liuzzi sebagai pembalap jika kontrak Sutil dan Giancarlo Fisichella sudah berakhir di akhir 2009 dan penampilan Liuzzi sebagai test driver memuaskan. Tanggal 3 September 2009, manajemen Force India kemudian melepas Giancarlo Fisichella ke tim Ferrari untuk menggantikan Luca Badoer yang menggantikan Felipe Massa yang cedera akibat kecelakaan di Hungaria. Liuzzi kemudian mendapatkan kursi yang ia harapkan sejak awal 2008. Debutnya di tim Force India di mulai di Monza, di mana ia nyaris saja meraih podium sebelum tersingkir di lap 22 akibat masalah transmisi. Di akhir musim, diumumkan bahwa posisi Vitantonio Liuzzi masih tetap aman bersama Adrian Sutil untuk musim 2010. Vitantonio Liuzzi kemudian berhasil meraih poin perdananya sejak GP Cina 2007 saat ia finish P9 di Grand Prix F1 Bahrain 2010 (dengan sistem poin yang baru). Selanjutnya di GP Australia, ia berhasil finish di P7. Poin lain ia catatkan di Monako dam Kanada dengan berhasil finish P9 di dua balapan tersebut. Kemudian setelah gagal di empat balapan (Eropa, Inggris, Jerman, dan Hungaria), Liuzzi kembali meraih poin di Belgia saat ia berhasil finish di P10. Posisi finish terbaik Liuzzi kemudian berhasil didapatkan saat ia finish keenam di Korsel. Liuzzi finish di P15 klasemen dengan 21 poin. Ironisnya sekalipun ia memiliki kontrak sampai akhir musim 2011, Force India akhirnya memutuskan untuk mengganti Liuzzi dengan Paul di Resta untuk musim 2011. Hispania Racing (2011–2012)Usai keluar dari tim Force India di akhir 2010, nama Liuzzi sempat hilang dari peredaran bursa pembalap sebelum akhirnya kembali masuk nominasi sebagai calon pengganti sementara Robert Kubica yang terkena cedera parah akibat kecelakaan reli di Lotus Renault GP. Kubica sendiri sempat menginginkan agar Liuzzi menjadi penggantinya, tetapi kemudian tim Renault lebih memilih untuk menarik Nick Heidfeld. Liuzzi kemudian mengikuti tes bersama HRT F1 di bulan Februari sebelum akhirnya ia resmi ditarik untuk mendampingi Narain Karthikeyan di tim tersebut. Debut Liuzzi dan Karthikeyan bersama HRT di Grand Prix Australia berakhir dengan kekecewaan saat mereka berdua gagal masuk kualifikasi. Sementara di Grand Prix Malaysia duet HRT ini mengundurkan diri dari lomba dengan alasan keamanan. Liuzzi berhasil finish di Grand Prix Cina dan Grand Prix Turki dengan berada di P22. Hasil finish terbaiknya bersama HRT ia dapatkan di Grand Prix Kanada saat berhasil finish P13. Di Grand Prix Italia ia menjadi biang kecelakaan saat tergelincir tak lama selepas start dari ikut membawa Vitaly Petrov dan Nico Rosberg terlibat dalam kecelakaan. StatistikBiodataNama lengkap: Vitantonio Liuzzi
Musim ke musim
CatatanPranala luarWikimedia Commons memiliki media mengenai Vitantonio Liuzzi.
|