Bahasa Kharg
Bahasa Kharg adalah suatu bahasa Iran Barat Daya yang dituturkan di Pulau Kharg di Teluk Persia.[1] PenggolonganBahasa Kharg sangat berkerabat dengan bahasa-bahasa Iran di Provinsi Fars dan bahasa-bahasa di sepanjang daerah pesisir hingga Selat Hormuz.[1] Bahasa ini pertama kali dicatat pada akhir dasawarsa 1950-an oleh pewarta Jalal Al-e Ahmad, yang melaporkan dalam etnografinya bahwa dari 120 rumah tangga penduduk yang kemudian mendiami pulau tersebut, sebagian besar telah berpindah dari daerah pesisir Tangestan dengan hanya sebagian kecil penduduk yang merupakan penduduk setempat.[2] Penutur asli bahasa Kharg pada saat itu menggolongkan bahasa ini sebagai dialek yang berkerabat dekat dengan bahasa di Tangestan dan Bushehr.[2] StatusDalam beberapa dasawarsa berikutnya, ketika Kharg berubah dari masyarakat pedesaan yang terpencil menjadi pusat ekspor minyak bumi, perubahan sosial dan kependudukan skala besar terjadi, dengan bahasa Persia menjadi bahasa yang menonjol di semua bidang kehidupan.[2] Penelitian lapangan tentang Kharg oleh pakar bahasa bernama Habib Borjian pada tahun 2016 menunjukkan bahwa bahasa Kharg masih dituturkan "oleh sekitar selusin keluarga, dan bahkan di sana bahasa itu tidak disebarkan dengan benar ke generasi berikutnya".[2] Borjian menambahkan bahwa "penduduk setempat lainnya di pulau itu adalah penduduk asli Kharg yang telah kehilangan bahasa asli atau pendatang dari pemukiman pesisir terdekat yang berbicara dengan dialek mereka sendiri".[2] Khawatir tentang kepunahannya, penutur bahasa Kharg setempat telah menerbitkan bahan ajaran baru tentang bahasa Kharg, termasuk puisi dan peribahasa.[2] SejarahBorjian menjelaskan bahwa kelangsungan hidup manusia di Kharg sebagian besar dimungkinkan karena pasokan air yang berkelanjutan. Namun, karena curah hujan yang rendah, orang-orang membawa air bawah tanah dari akuifer di kaki bukit tengah pulau ke ladang dengan menggunakan saluran bawah tanah buatan manusia yang dikenal sebagai kariz.[3] Karena fakta bahwa pertanian berkelanjutan di Kharg dalam riwayatnya hanya mungkin dilakukan dengan menggunakan kariz, Borjian menunjukkan bahwa permukiman manusia menetap di pulau itu "tidak dapat mendahului penyebaran kariz, yang terjadi di bawah kekuasaan Akhemeniyah di Timur Dekat (550–330 SM)".[3] Pada tahun 2007, sebuah prasasti coretan batu ditemukan di Kharg dengan tulisan pendek dalam aksara paku Persia Kuno.[3] Prasasti berbahasa Persia Kuno tersebut, menurut penguraian awal, berbunyi: “Tanah yang tak diairi dengan riang [dengan] keluarnya [air]ku”.[3] Borjian menjelaskan bahwa meskipun bacaan ini belum dipastikan atau dibantah oleh para ahli lain, "hal ini sangat sesuai dengan kemungkinan dimulainya permukiman manusia yang menetap di pulau Kharg".[3] Borjian menceritakan bahwa jika prasasti tersebut ternyata asli, dapat disimpulkan bahwa ada penjajahan Persia di Kharg di bawah penguasa Akhemeniyah Persia.[3] Borjian menambahkan bahwa bahasa pemukim Persia masa Akhemeniyah bisa jadi merupakan leluhur bahasa Kharg, dengan mencatat bahwa "tidak ada bukti yang bertentangan untuk membuat hipotesis ini tidak masuk akal".[3] Namun, pada saat yang sama, mengingat kesepakatan aneka arah bahasa Kharg dengan berbagai bahasa Iran Selatan, poligenesis tersirat. Borjian menyimpulkan:[3]
RujukanCatatan kakiDaftar pustaka
|