Bukalapak.com (ditulis bukalapak) merupakan salah satu perusahaan perdagangan elektronikIndonesia. Perusahaan ini didirikan pada 2010 oleh Achmad Zaky, Nugroho Herucahyono, dan Muhamad Fajrin Rasyid sebagai lokapasar untuk memfasilitasi para pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM).[1][2][3] Kini, Bukalapak berkembang menjadi platform all commerce dengan ekspansi ke lini bisnis online to offline (O2O), business to business (B2B), finansial, dan logistik.[4][5][6]
Bukalapak memimpin penetrasi digital di kalangan warung di Indonesia dengan persentase mencapai 56% berdasarkan hasil studi Nielsen pada tahun 2022.[7][8][9][10] Hingga Mei 2023, Bukalapak melayani sedikitnya 130 juta pengguna dan 16,8 Juta mitra UMKM, serta memproses rata-rata lebih dari dua juta transaksi harian.[11][12][13]
Saat ini, Bukalapak menjadi salah satu perusahaan e-commerce terbesar di Indonesia dan masuk ke dalam jajaran startupunicorn.[4][5][6][6] Penawaran umum perdana (IPO) pertamanya di Bursa Efek Indonesia pada 2021 menjadi yang terbesar sepanjang sejarah pasar modal Indonesia, yakni sebesar USD 1,5 miliar.[14][15]
Sejarah
Bukalapak didirikan pada tanggal 10 Januari2010 oleh Achmad Zaky, Nugroho Herucahyono, dan Fajrin Rasyid di sebuah rumah kos[16] semasa berkuliah di Institut Teknologi Bandung.[17] Bukalapak semula terkenal di kalangan penghobi sepeda yang sedang menggandrungi sepeda lipat dan fixed-gear. Bukalapak memanfaatkan tren tersebut dengan menjadi wadah bagi masyarakat untuk menjual berbagai jenis sepeda dan aksesoris bersepeda.[18] Pada 2013, Bukalapak mencatat rata-rata transaksi harian sebesar Rp500 juta, dan telah bermitra dengan sedikitnya 80.000 penjual.[19]
Pada Januari 2020, Rachmat Kaimuddin tampil sebagai CEO baru Bukalapak, menggantikan Achmad Zaky yang mengundurkan diri. Nugroho Herucahyono dan Fajrin Rasyid menyusul mengundurkan diri. Kepergian para pendiri Bukalapak diiringi dengan perubahan strategi perusahaan. Pada 27 Juli 2021, Bukalapak resmi mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI). IPO Bukalapak sebesar US$1,5 miliar adalah yang terbesar sepanjang sejarah pasar modal Indonesia, sekaligus pencatatan perdana saham pertama oleh unicorn teknologi di bursa efek di Asia Tenggara.[20] Namun, empat bulan berselang, Rachmat Kaimuddin mengundurkan diri demi mengejar kariernya di pemerintahan. COO Bukalapak, Willix Halim mengambil alih sebagai CEO.[21]
Sepanjang 2022, Bukalapak membukukan laba bersih Rp1,983 triliun, meningkat dari tahun sebelumnya sebesar Rp1,672 triliun.[22] Pada akhir tahun tersebut, jumlah mitra Bukalapak mencapai 16,1 juta, meningkat dari 11,8 juta dibandingkan tahun sebelumnya.[23]
Kinerja usaha
Sepanjang 2023, Bukapalak mencatatkan pertumbuhan pendapatan sepanjang 2023. Berdasarkan laporan keuangan, Bukapalak mengantongi pendapatan bersih sebesar Rp 4,43 triliun pada 2023. Ini meningkat 22,66% secara tahunan atau Year on Year (YoY) dari Rp 3,61 triliun.[24][25]
Pendapatan dari segmen marketplace berkontribusi sebesar Rp 2,23 triliun, yang berhasil tumbuh 47,44% YoY. Segmen O2O menyumbang Rp 2,18 triliun dan segmen pengadaan mencapai Rp 11,09 miliar. [26]
Kendati begitu, Bukalapak masih menderita rugi tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp1,36 triliun. Ini berbalik dari laba bersih senilai Rp 1,98 triliun. Hal tersebut disebabkan oleh tingginya beban dan rugi atas nilai investasi. Beban pokok pendapatan Bukapalak membengkak 32,33% secara tahunan dari Rp2,55 triliun pada 2022 menjadi Rp3,38 triliun pada 2023. Selain itu, Bukalapak harus menanggung beban operasional lainnya dan mencatatkan rugi atas nilai investasinya sebesar Rp1,22 triliun. Angka itu berbalik dari laba atas nilai investasi sebesar Rp3,93 triliun di 2022.[27]
Pada kuartal pertama 2024, Bukalapak mencatat pendapatan bersih senilai Rp 1,16 triliun yang meningkat 16,18% Year-over-year (YOY) dari Rp1 triliun. Sumber penyumbang terbesar berasal dari segmen Online to Offline (O2O) yang berkontribusi sebesar Rp638,46 miliar atau tumbuh 31,79% secara tahunan. Diikuti segmen marketplace Bukalapak yang naik 3,22% YoY menjadi Rp530,32 miliar.[28][29]
Segmen O2O mewakili 55% pendapatan Bukalapak di kuartal pertama. Sekitar 64 persen dari Total Processing Value (TPV) berasal dari luar wilayah Tier 1 di Indonesia. Presiden Bukalapak Teddy Oetomo dalam keterangan tertulis menyebut, pertumbuhan segmen O2O didorong oleh optimalisasi dari portofolio produk yang ditawarkan dan peningkatan ragam layanan dengan cakupan lebih luas untuk Mitra.[30][31]
Margin kontribusi Bukalapak secara keseluruhan, dihitung sebagai laba kotor setelah biaya penjualan dan pemasaran, meningkat dari Rp104 miliar di kuartal pertama 2023 ke Rp124 miliar di kuartal pertama 2024. Pendapatan inti, dihitung sebagai laba bersih yang dilaporkan tidak termasuk keuntungan/kerugian investasi, nilai tukar, goodwill, dan non-recurring items, mencapai Rp185 miliar, meningkat pesat dibandingkan kerugian Rp117 miliar yang dialami perusahaan pada kuartal pertama tahun lalu. Per 31 Maret 2024, Bukalapak memiliki kas, setara kas, dan investasi likuid senilai Rp19,1 triliun.[28][29]
Pada kedua 2024,Bukalapak melaporkan pertumbuhan pendapatan sebesar 6% pada kuartal kedua 2024 dibandingkab kuartal pertama. Divisi Marketplace tumbuh signifikan sebesar 26%, didukung keberhasilan dalam kategori gaming. Selain itu, divisi Online to Offline (O2O) mencatat pertumbuhan 17% pada paruh pertama 2024 secara tahunan, dengan kontribusi 50% terhadap total pendapatan grup. [32]
Sebanyak 73% dari Total Processing Value (TPV) pada kuartal kedua 2024 berasal dari wilayah di luar Tier 1 Indonesia. Hal ini mencerminkan penetrasi yang kuat dalam ekosistem all-commerce serta adopsi digitalisasi di toko ritel mikro offline. Bisnis O2O kini menyumbang 50% dari total pendapatan grup Bukalapak pada paruh pertama 2024.[33]
Pada kuartal ketiga 2024, Bukalapak mencatatkan EBITDA sebesar Rp 168 miliar dan pendapatan yang meningkat 2% menjadi Rp 3.400 miliar, meskipun mengalami kerugian bersih sebesar Rp 597,34 miliar. Perusahaan berfokus pada optimalisasi operasional dan disiplin keuangan. Untuk mencapai pertumbuhan jangka panjang, Bukalapak akan memusatkan perhatian pada bisnis inti seperti Mitra Bukalapak, Gaming, Investment, dan Retail, dengan rencana restrukturisasi untuk meningkatkan efisiensi.[34]
Bukalapak tahun ini memfokuskan peningkatan layanan pada empat divisi, yakni mitra, mobile, console game, ritel O2O, dan layanan keuangan melalui investasi di bidang teknologi dan inovasi pengalaman pengguna.[30][31]
Layanan
Bukalapak telah mengalami perkembangan signifikan dari semula hanya platform marketplace menjadi platform all commerce yang melayani pasar online dan offline. Melayani sekitar 130 juta pengguna dan 16,8 juta mitra UMKM, perusahaan ini telah menjadi salah satu pemain utama dalam e-commerce di Indonesia.[35][36][37]
Secara umum, lini bisnis Bukalapak terdiri dari marketplace, online to offline (O2O), business to business (B2B), finansial, dan logistik. Marketplace Bukalapak menyediakan berbagai jenis produk, baik fisik maupun virtual, yang mencakup berbagai kategori seperti gadget, hobi, fashion, barang-barang harian, dan game. Selain itu, juga terdapat layanan keuangan yang mencakup asuransi, pembiayaan pinjaman, investasi dalam bentuk reksa dana dan emas, serta perbankan digital.[38]
Bisnis O20 Bukalapak yang disebut Mitra Bukalapak memungkinkan masyarakat menjual berbagai produk fisik dan virtual sekaligus layanan keuangan dasar yang ditujukan kepada individu yang tidak memiliki akses ke layanan perbankan (seperti pengiriman uang, pembayaran tagihan, dan investasi). Menurut hasil studi yang dilakukan oleh Nielsen pada tahun 2022, Bukalapak memimpin penetrasi digital di kalangan warung di Indonesia dengan persentase mencapai 56%.[7][8][9]
Selanjutnya, bisnis finansial Bukalapak meliputi BMoney dan Bukatabungan. BMoney merupakan aplikasi investasi online milik Buka Investasi Bersama. Para pengguna BMoney dapat melakukan transaksi jual beli saham berbagai emiten di Indonesia. Sejak diluncurkan pada 2020, BMoney telah melayani hampir 1 juta investor dengan total dana kelolaan mencapai lebih dari Rp1 triliun.[39][40] Adapun Bukatabungan adalah aplikasi perbankan digital yang diperkenalkan oleh Bukalapak bekerja sama dengan Standard Chartered, perusahaan jasa keuangan multinasional yang berbasis di Inggris.[41][42]
Di bisnis logistik, Bukalapak meluncurkan BukaSend pada 2019. BukaSend memungkinkan Mitra Bukalapak menjadi agen ekspedisi. Layanan ini diakses melalui aplikasi Bukalapak dan dapat dimanfaatkan untuk mengirim paket tanpa perlu pergi ke agen.[43][44] Sejak 2020, Bukalapak juga memperkenalkan BukaGudang, layanan pemenuhan layanan (fulfillment) yang bertujuan membantu para pelapak mengatur kegiatan operasional mereka melalui manajamen gudang dan penyimpanan, packing barang, dan distribusi barang ke pihak ketiga.[45][46]
Sebagai perusahaan teknologi lokal, Bukalapak aktif menjalin kerja sama dengan pemerintah dan institusi terkait lainnya untuk menciptakan inisiatif yang berdampak baik bagi masyarakat, terutama memberdayakan para pelaku UMKM di Indonesia melalui akses ke teknologi, permodalan, dan infrastruktur. Komitmen Bukalapak menghadirkan a fair economy for all diwujudkan dengan menyediakan platform teknologi yang bisa dimanfaatkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. [48] Sejak berdirinya, Bukalapak menjalankan sejumlah inisiatif dengan perhatian khusus pada pemberdayaan UMKM dan pelaku bisnis perempuan.[49]
Di antara inisiatif pemberdayaan pelaku bisnis perempuan, Bukalapak mengadakan Perempuan Jadi Pengusaha.[50] Program ini memberdayakan para wanita Mitra Bukalapak & Pelapak, istri dari Mitra Bukalapak, dan wanita-wanita potensial lainnya dengan pelatihan kewirausahaan dan keterampilan yang dapat mereka terapkan untuk membangun dan mengembangkan bisnis. Dengan begitu, mereka dapat meningkatkan pendapatan dan taraf hidup.Kegiatan Perempuan Jadi Pengusaha berlangsung sejak 2022 dan saat itu dibuka Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik IndonesiaBintang Puspayoga.[51][52]
Sejak 2023, Bukalapak menggelar program Kompetisi Modal Perempuan Jagoan Pencari Cuan (PUJAAN) bagi para pelapak dan mitra[53] yang berfokus pada eskalasi keterampilan bisnis dan digital. Melalui kompetisi tersebut, Bukalapak memberikan kesempatan bagi UMKM perempuan untuk mendapatkan akses ke permodalan sekaligus berbagai keterampilan bisnis dan digital. Kompetisi PUJAAN didukung oleh Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) dan Pengelola Nama Domain Internet Indonesia (Pandi).[54]
Dalam menjalankan kegiatan bisnis berkelanjutan sesuai poin Sustainable Development Goals (SDGs), Bukalapak mengusung pilar Environment, Social, dan Governance (ESG) Di tiga pilar tersebut, Bukalapak menyasar tiga tujuan yaitu menekan angka kemiskinan dengan cara meningkatkan pendapatan, mengurangi ketidaksetaraan dengan memperluas akses ke pasar, serta mendorong kesetaraan gender melalui akses yang sama ke berbagai peluang.[55] Wujud kontribusi terhadap penekanan angka kemiskinan, Bukalapak melalui Mitra Bukalapak telah merangkul lebih dari 10 juta UMKM di seluruh Indonesia untuk mentransformasi bisnis mereka dan menempatkan mereka sejajar dengan bisnis-bisnis modern. Para Mitra Bukalapak mencatat peningkatan pendapatan hingga 3x lipat dan transaksi 6x lebih banyak secara rata-rata sejak bergabung jadi Mitra Bukalapak.[56]
Pada November 2024, Mitra Bukalapak dan Bank Indonesia berkolaborasi meningkatkan literasi keuangan digital pelaku UMKM Sulawesi Selatan dengan mengadakan acara kopi darat bertajuk “NGObrol PIntar: Mariki Silaturahmi Bareng Bank Indonesia (NGOPI)”. Acara ini diikuti oleh Komunitas Juwara, yaitu komunitas yang dibentuk oleh Mitra Bukalapak, merupakan jaringan kios, agen pulsa, dan pemilik warung terbesar di Indonesia, dengan anggota mencapai lebih dari 130.000 di lebih dari 50 kota dan kabupaten di seluruh negeri.[57]
Pendanaan
Setelah berdiri kurang lebih satu tahun, Bukalapak mendapat penambahan modal dari Batavia Incubator[58][59] (perusahaan gabungan dari Rebright Partners yang dipimpin oleh Takeshi Ebihara, Japanese Incubator dan Corfina Group). Pada 2012, Bukalapak menerima tambahan investasi dari GREE Ventures yang dipimpin oleh Kuan Hsu.
Pada Maret 2014, Bukalapak mengumumkan investasi oleh Aucfan, IREP, 500 Startups, dan GREE Ventures yang merupakan bagian dari pendanaan Seri A.[60][61][62] Pada Februari 2015, Bukalapak mengumumkan pendanaan Seri B dengan masuknya Grup Emtek yang memiliki stasiun televisi SCTV, Indosiar dan O Channel. Emtek masuk ke Bukalapak melalui anak perusahaannya yaitu PT Kreatif Media Karya (KMK Online).[63][64] Sumber lain menyebut Emtek sebenarnya sudah bergabung sejak 2014.[60] Baik Bukalapak maupun Emtek tidak menyebutkan berapa dana investasi yang dikucurkan. Namun, dari laporan keuangan EMTEK tahun 2015, diketahui bahwa Bukalapak telah mendapatkan dana investasi dari Emtek hingga Rp439 miliar.[65]
Pada Januari 2019, Bukalapak mengumumkan telah mendapat pendanaan dari Asia Growth Fund yang diprakarsai Mirae Asset dan Naver. Meski menolak memberikan keterangan perihal jumlah dana yang diperoleh, Mirae Asset mengkonfirmasi nilainya mencapai US$50 juta atau sekitar Rp706 miliar.[66] Pada Oktober 2019, Bukalapak mendapat dana dari Shinhan Financial Group Co Ltd dari Korea Selatan dengan nilai yang tidak disebutkan. Ini merupakan bagian dari pendanaan Seri F yang menggenjot valuasi Bukalapak hingga mencapai US$2,5 miliar atau sekitar Rp35 triliun.[67] Selain Shinhan GIB, Emtek dan sejumlah investor Bukalapak sebelumnya juga mengikuti pendanaan Seri F. Dalam laporan perusahaan Emtek yang tercatat di Bursa Efek Indonesia tanggal 27 Mei 2019, PT KMK Online memiliki saham 35,17% saham di Bukalapak.[68]
Pada November 2020, Microsoft menginvestasikan US$100 juta di Bukalapak sebagai bagian dari kesepakatan yang akan menjadikan Bukalapak mengadopsi Microsoft Azure sebagai platform cloud pilihannya.[13]
Hingga akhir Juni 2023, Bukalapak telah menyerap dana hasil penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) sebesar Rp12 triliun. Total dana bersih yang terkumpul dari IPO sebesar Rp21,3 triliun atau masih tersisa Rp 9,3 triliun. Realisasi dana IPO tersebut tersebar di berbagai pos mulai dari kebutuhan modal kerja perusahaan, entitas anak perusahaan, sampai pengembangan usaha perseroan dan enitas anak usaha yang lain.[69][70]
Akuisisi dan investasi
Pada Oktober 2018, Bukalapak mengakuisisi perusahaan ecommerce barang bekas pakai bernama Prelo. Tujuan akuisisi pada perusahaan rintisan yang bermarkas di Bandung tersebut bertujuan memperoleh sumber daya manusia untuk Bukalapak.[71]
Sepanjang 2021, Bukalapak dilaporkan mengakuisisi perusahaan digital lain, termasuk: PT Onstock Solusi Indonesia, PT Ayo Tech Indonesia, PT Kokatto Teknologi Global, Five Jack Co. Ltd, PT Cloud Hosting Indonesia, dan PT Belajar Tumbuh Berbagi.[72][73][74]
Pada 4 April 2023, Bukalapak mengumumkan telah mengakuisisi seluruh saham situs pembanding harga asal Malaysia iPrice. Kesepakatan ini dilakukan melalui anak usaha Bukalapak, PT Recommerce Internasional Indonesia (RII).[75][76]
Selain akuisisi, Bukalapak gencar berinvestasi di berbagai instrumen seperti deposito, saham, reksa dana, hingga entitas perusahaan.[77]
Per 31 Maret 2023, Bukalapak juga tercatat memiliki investasi pada entitas asosiasi senilai Rp777,17 miliar per 31 Maret 2023. Adapun investasi tersebut terdiri dari PT Allo Fresh Indonesia (AFI) dengan kepemilikan 35%, Crewdible Holding Pte.Ltd dengan kepemilikan sebesar 9,09%, dan PT Belanja Online Streaming (BOS) dengan kepemilikan 40%.[77]
Pada 4 April 2023, Bukalapak mengakuisisi situs komparasi harga di Asia Tenggara iPrice. Bukalapak membeli saham mayoritas di perusahaan tersebut lewat investasi strategis.[78][79]
ESG Initiative Award (EIA) 2024 - Best ESG Initiative of The Year - Best Commissioner for ESG Commitment - Best Technology Innovation for Sustainability - Best Corporate Secretary for ESG Initiatives[80]
PR Awards Marketing Magazine Southeast Asia 2017 – Best PR-led Integrated Communications & Best Direct-to-Consumer PR Campaign[97]
PR Indonesia Awards 2017 – Bronze – Program PR Sub Kategori Digital PR
Millward Brown - Top 50 Most Valuable Indonesia Brands 2016[98]
Kontroversi
Pada Maret 2019, seorang peretaskelompok kejahatan Kaskus yang menggunakan nama Gnosticplayers mengklaim telah mencuri data pengguna milik Bukalapak dan situs informasi karier asal Indonesia, Youthmanual.[99] Peretas mengatakan telah mencuri 13 juta akun Bukalapak dari 26 juta akun daring di enam situs internet. Bukalapak mengonfirmasi ada upaya serangan dari peretas namun mengklaim tidak ada data pribadi konsumen yang berhasil dicuri.[100][101][102][103]
Pada September 2019, Bukalapak menjadi sorotan karena kabar pemutusan hubungan kerja (PHK) yang dilakukan perusahaan pada ratusan karyawannya.[104] Bukalapak mengkonfirmasi kabar ini meski tak memberikan informasi mengenai berapa banyak karyawannya yang terkena dampak restrukturisasi.[105]
^ ab"What are unicorn companies?". The Jakarta Post. Diarsipkan dari versi asli tanggal 17 June 2019. Diakses tanggal 28 June 2019.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)