Pertempuran Yarmuk
Pertempuran Yarmuk (Arab: معركة اليرموك) adalah perang antara Muslim Arab dan Kekaisaran Romawi pada tahun 636. Pertempuran ini, oleh beberapa sejarawan, dipertimbangkan sebagai salah satu pertempuran penting dalam sejarah dunia, karena dia menandakan gelombang besar pertama penaklukan Muslim di luar Arab, dan cepat masuknya Islam ke Palestina, Suriah, dan Mesopotamia yang rakyatnya menganut agama Kristen. Pertempuran ini merupakan salah satu kemenangan Khalid bin Walid yang paling gemilang, dan memperkuat reputasinya sebagai salah satu komandan militer dan kavaleri paling brilian di zaman Pertengahan. Pertempuran ini terjadi pada masa pemerintahan Umar bin Khattab, khalifah Rasyidin kedua. Pertempuran ini terjadi empat tahun setelah Nabi Muhammad meninggal pada 632. Dia dilanjutkan oleh khalifah pertama, Abu Bakar, yang mencoba membawa seluruh bangsa yang bertutur bahasa Arab di bawah kendali Kaum Muslimin. Pada 633 pasukan Muslim menyerang Suriah, dan setelah berbagai penghadangan dan pertempuran kecil berhasil merebut Damaskus pada 635. Kaisar Romawi Timur, Heraclius mengatur sebuah pasukan sekitar 40.000 orang setelah mengetahui lepasnya Damaskus dan Emesa. Pergerakan pasukan Romawi Timur yang besar ini, menyebabkan Kaum Muslimin di bawah Khalid ibn Walid meninggalkan kota-kota, dan mundur ke selatan menuju Sungai Yarmuk, sebuah penyumbang Sungai Yordan. Sebagian pasukan Romawi Timur di bawah Theodore Sacellarius dikalahkan di luar Emesa. Muslim di bawah Khalid ibn Walid bertemu komandan Romawi Timur lainnya, Baänes di lembah Sungai Yarmuk pada akhir Juli. Baänes hanya memiliki infantri untuk melawan kavaleri ringan Arab, karena Theodor telah mengambil kebanyakan kavaleri bersamanya. Setelah sebulan pertempuran kecil-kecilan, tanpa aksi yang menentukan, kedua pasukan akhirnya berkonfrontasi pada 20 Agustus. Latar BelakangSerangan Balik ByzantiumStrategi RashidunMedan TempurPengerahan PasukanSebagian besar catatan awal menempatkan jumlah pasukan Muslim antara 36.000 dan 40.000 dan jumlah pasukan Bizantium antara 60.000 dan 70.000 (Jumlah ini telah diperkirakan dengan mempertimbangkan situasi logistik Kekaisaran dan dengan pandangan bahwa mereka tidak akan pernah bisa dikumpulkan ketika Kekaisaran berada di puncaknya tetapi terutama tidak dengan wilayah yang sangat lemah dan kelelahan pada tahun 628 dan seterusnya). Perkiraan modern untuk ukuran masing-masing pasukan bervariasi: beberapa perkiraan untuk tentara Bizantium adalah antara 80.000 dan 150.000, sedangkan perkiraan lainnya adalah 15.000 hingga 20.000. Perkiraan tentara Rashidun adalah antara 25.000 dan 40.000. Catatan asli sebagian besar berasal dari sumber-sumber Arab, umumnya setuju bahwa tentara Bizantium dan sekutunya melebihi jumlah Muslim Arab dengan 2 banding 1. Satu-satunya sumber Bizantium awal adalah Theophanes, yang menulis seabad kemudian. Kisah pertempuran itu bervariasi, beberapa menyatakan itu berlangsung sehari, yang lain lebih dari sehari. Ketegangan di Tentara BizantiumPertempuranMenurut sumber Muslim, datanglah pertolongan Allah. kepada tentara Islam dengan berhembusnya angin selatan yang kuat meniup awan debu ke wajah prajurit Romawi Timur, kejadian ini sama persis seperti yang terjadi pada pasukan persia dalam pertempuran Qadisiyyah. Prajurit menjadi lesu di bawah panas matahari Agustus. Meskipun begitu Khalid terdorong mundur, namun meskipun jumlah pasukannya hanya setengah prajurit Romawi Timur, mereka lebih bersatu daripada pasukan multinasional Tentara Kekaisaran yang terdiri dari orang Armenia, Slavia, Ghassanid dan juga pasukan Romawi Timur biasa. Menurut beberapa sumber, Kaum Muslimin berhasil memengaruhi unsur-unsur di pasukan Romawi Timur untuk beralih sisi, tugas ini dipermudah oleh kenyataan bahwa Kristen Arab, Ghassanid, belum dibayar selama beberap bulan dan yang Kristen Monofisitnya ditekan oleh Ortodoks Romawi Timur. Sekitar 12.000 Arab Ghassanid membelot. Kemajuan pasukan Kristen di sisi kanan, menuju kamp berisi wanita Arab dan keluarganya, akhirnya diusir dengan bantuan dari beberapa wanita Arab. Dan memperbaharui serangan-balik. Prajurit Baänes berhasil dipukul mundur hingga ke sebuah jurang terjal. Sebagai hasilnya, seluruh Suriah terbuka bagi Kaum Muslimin. Damaskus direbut kembali oleh Kaum Muslimin dalam waktu sebulan, dan Yerusalem jatuh tidak lama kemudian. Hari Ke-1Hari Ke-2Hari Ke-3Hari Ke-4Hari Ke-5Hari Ke-6AkibatKetika bencana ini terdengar Heraclius di Antioch, dinyatakan dia mengucapkan selamat tinggal kepada Suriah, berkata, "Selamat tinggal Suriah, provinsiku yang indah. Kau adalah seorang musuh sekarang"; dan meninggalkan Antiokia ke Konstantinopel. Heraclius mulai memusatkan pasukannya untuk mempertahankan Mesir. EvaluasiPranala luar
Catatan kaki
Referensi |