Ibrahim Anon
Ibrahim Anon (lahir 18 Oktober 1965) adalah seorang kartunis berkewarganegaraan Malaysia. Pembuatan kartun oleh Ibrahim Anon umumnya dengan menggunakan nama pena: Ujang. Pada mulanya ia menampilkan nama tersebut di majalah Gila-Gila atas arahan Jafar Taib. Kemudian dalam setiap penampilannya ia menggunakan nama tersebut.[1] KarierSejak kecil, Ibrahim yang merupakan keturunan Minangkabau ini, telah menyukai kegiatan menggambar. Pada tahun 1982, setelah selesai Sijil Pelajaran Malaysia, ia pergi ke Kuala Lumpur. Sambil bekerja di sebuah pabrik roti, ia mencoba mengirimkan karyanya yang berjudul "Hikayat Ujang Senang". Karakter ini sudah ada di dalam pikirannya sejak ia duduk di bangku sekolah. Pada tahun 1984, ia bertemu Jaafar Taib, seorang pengarah dari perusahaan Creative Enterprise Sdn Bhd (CESB). Jaafar-lah kemudian yang menerbitkan karya Ibrahim, Hikayat Ujang Senang, di majalah Gila-Gila. Sejak saat itu namanya mulai dikenal sebagai seorang kartunis. Pada tahun 1993, Ibrahim bergabung bersama Kharisma Group. Dalam kelompok media tersebut, ia menerbitkan majalah Ujang. Di Kharisma, ia juga menciptakan karakter Usop Sontorian, yang kemudian menjadi film animasi. Selanjutnya, karya-karya yang diterbitkan oleh majalah Ujang banyak dipengaruhi oleh unsur-unsur Islami. Setelah keluar dari Kharisma Group, ia mendirikan perusahaannya sendiri: Multi Triple Vision Sdn Bhd. Melalui perusahaan ini, Ibrahim menerbitkan majalah Varia Lawak dengan mengumpulkan sebagian besar kartunis-kartunis dari majalah Ujang. Majalah Varia Lawak ini juga menerbitkan kartun-kartun yang bernuansa Islam. Setelah digugat oleh Datuk Md. Othman Yusof, pemilik Kharisma Group, ia mengubah nama Varia Lawak menjadi Lanun. Disamping itu ia juga menerbitkan Buletin Lubuk, majalah khusus untuk penggemar mancing. Namun begitu kedua-duanya tidak bertahan lama dan terpaksa tutup di penghujung tahun 2000. Dua tahun kemudian, Ibrahim kembali muncul dengan majalah Ujang Budak Minang, tetapi juga tidak bertahan lama. Melalui karyanya, Ibrahim telah banyak melahirkan watak-watak yang diamatinya dari lingkungan sekitar. Watak-watak tersebut diterjemahkannya dalam bentuk visual berupa kartun lewat karya-karyanya: Aku Budak Minang, Jibam, Aca, Atuk dan banyak lagi. Watak-watak tersebut banyak bercerita mengenai kehidupan pribadinya dan kebanggaannya sebagai seorang Minangkabau. Tahun 2007, novelnya Jibam diangkat ke dalam dunia film oleh Jajja Production Sdn Bhd. Film itu terkenal dengan sebutan Jibam The Movie. ReferensiPranala luar |