Share to:

 

Leang Bulu Sipong I

Leang Bulu Sipong I
Gua Bulu Sipong I, Gua Bulu Sipong 1, Leang Bulu Sipong 1, Leang Pattebakkang I, Leang Pattebakkang 1, Gua Pattebakkang I, Gua Pattebakkang 1
Lua error in Modul:Location_map at line 423: Kesalahan format nilai koordinat.
LokasiDusun Tangaparang, Desa Botolempangan, Kecamatan Bontoa, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, Indonesia
Koordinat04°58'33"S 119°36'57"E[1]
Geologikarst / batu kapur
Situs webvisit.maroskab.go.id
cagarbudaya.kemdikbud.go.id
kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsulsel/
Wisata Gua Prasejarah
Leang Bulu Sipong I
Informasi
Lokasi Dusun Tangngaparang, Desa Botolempangan, Kecamatan Bontoa, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan
Negara  Indonesia
Pemilik
Pembukaan Setiap hari pukul 08.00–16.00 WITA
Jenis objek wisata Edukasi arkeologi dan gua prasejarah
Situs web visit.maroskab.go.id
Situs Cagar Budaya Leang Bulu Sipong I
Nama sebagaimana tercantum dalam
Sistem Registrasi Nasional Cagar Budaya
Cagar budaya Indonesia
PeringkatProvinsi
KategoriSitus
Lokasi
keberadaan
Dusun Tangaparang, Desa Botolempangan, Kecamatan Bontoa, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, Indonesia
Pemilik Indonesia
PengelolaDinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Maros

Balai Pelestarian Cagar Budaya Sulawesi Selatan

Leang Bulu Sipong I atau Gua Bulu Sipong I (Indonesia: Gua Satu Gunung I; Inggris: Cave of One Mountain I ) adalah sebuah gua di kawasan Karst Maros-Pangkep, Taman Nasional Bantimurung-Bulusaraung. Lokasi gua ini secara administratif terletak di wilayah Bulu Sipong, Dusun Tangaparang, Desa Botolempangan, Kecamatan Bontoa, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, Indonesia. Berada pada posisi 04°58'33" LS dan 119°36'57" BT. Gua ini termasuk ke dalam jenis gua prasejarah. Temuan arkeologi pada gua ini berupa lukisan telapak tangan dan perahu yang diatasnya terdapat lukisan manusia dengan berbagai aktivitas seperti memegang kemudi, mendayung, serta memegang tombak.[1][2][3]

Potensi gambar

Penggambaran adegan perburuan ikan dengan harpun pada seni cadas di Leang Bulu Sipong I menunjukkan bahwa masyarakat pendukungnya melakukan perburuan ikan besar. Perburuan ikan besar dengan harpun seperti itu pada umumnya dilakukan di lepas pantai dan merupakan perjalanan perburuan yang sangat sulit, bahkan pada zaman modern. Berdasarkan fakta itu, diduga kuat penggambaran ikan pada seni cadas periode Austronesia bersifat sosio-religi yang mungkin menunjukkan kasus shamanisme.[3]

Lihat pula

Referensi

  1. ^ a b Tim Direktori Maros-Pangkep (2007). Direktori Potensi Wisata Budaya Di Kawasan Karst Maros-Pangkep Sulawesi Selatan Indonesia (PDF). Makassar: Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Makassar. hlm. 47. ISBN 978-979-17021-0-2. 
  2. ^ Ahmad, Amran; A. Siady Hamzah (2016). Database Karst Sulawesi Selatan 2016 (PDF). Makassar: Badan Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sulawesi Selatan. hlm. 43. 
  3. ^ a b Pasaribu, Yosua Adrian (2016). "Konteks Budaya Gambar Binatang Pada Seni Cadas Di Sulawesi Selatan (Paradigma Jurnal Kajian Budaya Vol. 6 No. 1)". download.garuda.ristekdikti.go.id. hlm. 1-27. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-05-04. Diakses tanggal 4 Mei 2021. 
Kembali kehalaman sebelumnya