Trans Padang
Trans Padang adalah sistem bus raya terpadu di Kota Padang yang beroperasi sejak Februari 2014.[2] Bus beroperasi setiap hari mulai dari pukul 06.00 WIB hingga 17.00 WIB. Saat ini, Trans Padang melayani 6 koridor yakni Pasar Raya Padang menuju Lubuk Buaya (Koridor I), Pusat Kota menuju Bungus (Koridor II), Pusat Kota Padang menuju Pusat Pemerintahan Aia Pacah (Koridor III), Teluk Bayur menuju Terminal Anak Air (Koridor IV).[3] Pasar Raya Padang menuju Indarung (Koridor V), dan Pasar Raya Padang menuju Universitas Andalas (Koridor VI) Trans Padang memiliki 65 unit armada. Rinciannya, 25 unit untuk Koridor I, 10 Unit untuk koridor III, 10 unit untuk Koridor IV, 10 unit untuk Koridor V, dan 10 unit untuk Koridor VI. SejarahPengoperasian bus ini sudah direncanakan sejak tahun 2007, tetapi terus tertunda oleh berbagai faktor. Pada tahun 2011, Kementerian Perhubungan menunjuk tiga kota, yakni Padang, Surabaya, dan Makassar, untuk penerapan BRT pada tahun itu, tetapi hal tersebut kembali gagal terealisasi hingga 2012 dan 2013.[4] Operasional busBus Trans Padang memiliki kapasitas penumpang sebanyak 40 orang, dengan rincian 20 orang duduk dan 20 orang berdiri dengan pegangan tangan, serta dilengkapi fasilitas tempat duduk prioritas untuk para penumpang lanjut usia, ibu hamil, dan penumpang dengan anak serta penumpang berkebutuhan khusus. Karcis dapat dibeli di halte dengan tarif sebesar Rp1.500 untuk pelajar dan Rp3.500 untuk umum untuk satu kali perjalanan (flat) jauh atau dekat.[5] Pada tahun 2015, transaksi pembelian tiket Trans Padang sudah bisa dilayani dengan uang elektronik Bank BRI (Brizzi). Pengelolaan bus Trans Padang awalnya berada di bawah naungan UPT Trans Padang. Namun, sejak 2021, dialihkan ke Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Padang Sejahtera Mandiri (PSM). Peralihan tersebut diikuti dengan pengurangan jam operasional Trans Padang yang semula beroperasi dari pukul 06.00 WIB hingga 21.00 WIB menjadi pukul 06.00 WIB hingga 17.00 WIB. Saat ini, terdapat kekurangan di berbagai amada bus Trans Padang. Salah satunya adalah masalah pintu bus yang rusak. Pintu tengah di beberapa unit bus di Koridor 1 dan 4 yang memiliki sistem "Sliding Door" rusak. Hal ini menyebabkan pintu tersebut harus dibuka secara manual oleh pramugara bus dan pintu tersebut hanya dikunci menggunakan rantai dan sabuk pengaman. Hal ini tentu mempengaruhi kenyamanan masyarakat saat menggunakan bus tersebut. Beberapa bus di Koridor 1 Trans Padang juga sudah berumur 10 tahun. Usia bus yang tergolong tua juga mempengaruhi kenyamanan penumpang, hal ini ditandai dengan unit AC di dalam bus yang tidak dingin, interior bus yang kotor, pegangan tangan yang rusak, dll. Jumlah penumpang Trans Padang sepanjang tahun 2023 sebanyak 3,6 juta penumpang (~10,000 penumpang per hari), yang naik dari 1,3 juta penumpang sepanjang 2021 dan 2,2 juta penumpang sepanjang 2022.[6] TrayekDari enam koridor yang telah dirancang untuk Trans Padang, enam koridor tersebut telah beroperasi sepenuhnya, yaitu Koridor I dari Lubuk Buaya hingga Pasar Raya Padang sepanjang 19 km, Koridor II dari Pusat kota hingga Bungus, Koridor III dari Pusat Kota hingga Pusat Pemerintahan, Koridor IV dari Teluk Bayur hingga Anak Air sepanjang 23 km, Koridor V dari Indarung hingga Pasar Raya Padang sepanjang 17 kilometer, serta Koridor VI dari Universitas Andalas hingga Pasar Raya Padang. Khusus Koridor II, III, V dan VI, haltenya hanya berupa pancang.[7]
InsidenPada 13 Januari 2021, armada Trans Padang dari Anak Air yang melintas di perlintasan kereta api menuju Adinegoro ditabrak Kereta api Minangkabau Ekspres yang sedang melaju dari arah Bandara Internasional Minangkabau (BIM). Tidak ada korban jiwa karena saat kejadian bus tidak membawa penumpang, sementara sopir bus mengalami luka berat.[9] Lihat pulaReferensi
Wikimedia Commons memiliki media mengenai Trans Padang. |