Inpex Corporation
INPEX CORPORATION (国際石油開発帝石株式会社 , Kokusai Sekiyu Kaihatsu Teiseki Kabushiki-gaisha) adalah perusahaan minyak Jepang, yang memulai usahanya pada tahun 1966 dengan nama North Sumatra Offshore Petroleum Exploration Co., Ltd., terdaftar di Bursa Saham Tokyo pada tanggal 17 November 2004 sebagai Perusahaan terbuka dengan kode 1605 Diarsipkan 2008-05-26 di Wayback Machine.. Pada tanggal 3 April 2006, INPEX Corporation dan Teikoku Oil Co., Ltd. berintegrasi (merger) dan menjadi INPEX Holdings, Inc. Perusahaan tersebut kemudian kembali berganti nama menjadi INPEX Corporation. IkhtisarInpex Corporation memulai bisnis di bidang perminyakan sejak tanggal 21 Februari 1966, dengan nama North Sumatra Offshore Petroleum Exploration Co., Ltd. yang menandatangani Kontraktor Kontrak Kerja Sama dengan PERMINA (sekarang Pertamina) berkaitan dengan Blok Lepas Pantai Sumatera Utara.[4] Dan sejak itu INPEX memulai bisnisnya yang terus berkembang hingga mendunia. Saat ini INPEX beroperasi di Indonesia, Australia, Negara-negara Laut Kaspia (Kazakhstan, Azerbaijan, Georgia), Timur Tengah (Uni Emirat Arab dan Abu Dhabi), dan Brasil.[5] Sampai saat ini INPEX sudah bernilai ¥ 29.46 Milyar[6] atau setara dengan USD 253.56 Juta.[7] Investasi di IndonesiaINPEX berinvestasi di Indonesia sejak awal pendiriannya, dengan ditandatangani kontrak pada tanggal 21 Februari 1966 dengan nama perusahaan North Sumatra Offshore Petroleum Exploration Co., Ltd.. Sejak itu INPEX terus mengembangkan investasinya di berbagai wilayah Indonesia melalui berbagai anak perusahaan, yang meliputi: INPEX Corporation
Pada bulan Oktober 1966 INPEX Corporation menandatangani Production Sharing Contract (PSC) dengan pemerintah Indonesia untuk memegang hak 100% untuk mengoperasikan dua blok yaitu Blok lepas pantai Mahakam dan Unit Attaka yang kemudian diperpanjang pada bulan Januari 1991 selama 20 tahun sampai tahun 2017. Kemudian pada bulan April 1970, INPEX melakukan kerja sama dengan Unocal untuk mengoperasikan Unit Attaka dengan pembagian 50% - 50%, segera setelah itu Blok Attaka ditemukan, dengan produksi yang dimulai pada tahun 1972. Pada bulan Juli 1970, INPEX melakukan kerja sama pengoperasian dengan Total E&P Indonesie untuk Blok lepas pantai Mahakam dengan pembagian 50%-50% pula. Kerja sama ini menemukan lapangan minyak bumi dan gas baru yang terbukti dengan produksi yang terus menerus sampai sekarang di Blok Bekapai, Blok Handil, Blok Tambora, Blok Tunu dan Blok Peciko. Sejak diproduksi, minyak mentah dikirim dengan tanker melalui Santan dan Terminal Senipah, kebanyakan ke pengilangan dan perusahaan listrik di Jepang, sedangkan gas alam dikirim ke LNG Bontang, dan kemudian dikapalkan ke Jepang dan negara lainnya.[8] INPEX Natuna, Ltd.
Pada bulan Juli 1977, INPEX berpartisipasi sebesar 35% (yang lain adalah ConocoPhillips 40%, dan Chevron 25%) dalam pengoperasian di wilayah Laut Natuna Utara tepatnya Blok B Laut Natuna Selatan (South Natuna Sea Block B) dimana Lapangan Udang telah ditemukan. Sejak itu ditemukan lagi beberapa lapangan minyak baru yaitu: Lapangan Ikan Pari, Lapangan Belida, dan Lapangan Sembilang. Kemudian pada bulan Desember 2004, dimulai produksi minyak mentah dan gas dari Lapangan Belanak. Pada bulan Januari 1999, persetujuan penjualan tercapai untuk mengirim gas dari blok tersebut dan blok lainnya yang terdekat (Blok A Laut Natuna Selatan dan Blok Kakap) ke Singapura, melalui pipa bawah laut Indonesia yang pertama menghubungkan dengan pasar luar negeri. Mulai menyuplai pada tahun 2001 dan kemudian akan mulai mengirim pula ke Malaysia. PSC Blok ini diperpanjang sampai tahun 2028.[9] INPEX Jawa, Ltd.
Pada bulan Oktober 1986, INPEX memperoleh 7,5% pembagian di Blok Lepas Pantai Jawa Barat Laut (Offshore Northwest Java Block). Sejak berproduksinya Lapangan Ardjuna pada tahun 1971, INPEX sudah menemukan dan mengembangkan struktur minyak dan gas baru di Lapangan Arimbi pada 1976 dan Lapangan Sudut Barat Laut (Northwest Corner Field) serta Lapangan Bima pada 1986. Selain INPEX, di Blok ini dibagi oleh BP Indonesia (46%), CNOOC Southeast Sumatra Ltd (36.72%) dan tiga lainnya sebesar 10,03%.[9] INPEX Sumatra, Ltd.
Pada bulan Oktober 1986, INPEX memperoleh saham di Blok Lepas Pantai Sumatra Tenggara (Offshore Southeast Sumatra Block) pada saat yang sama dengan perolehan di Blok Lepas Pantai Jawa Barat Laut. Sejak itu ditemukan Lapangan Intan dan Widuri di blok ini, keduanya masih berproduksi sampai saat ini. Pada Desember 2004, partner lainnya memasukkan persetujuan penjualan gas dengan PLN untuk menyuplai gas alam dari tahun 2006 sampai 2018. Gas alam akan berproduksi terutama dari Lapangan Zelda dan Area Banuwati dan disuplai ke Pembangkit Listrik Cilegon di Jawa Barat menggunakan pipa bawah laut. INPEX Sumatra, Ltd. memperoleh saham di blok ini sebesar 13.07%, CNOOC Southeast Sumatra Ltd 65.54%, dan lima lainnya sebesar 21.39%.[9] INPEX Masela, Ltd.
INPEX mendapatkan hak untuk melakukan kegiatan eksplorasi di Blok Masela melalui penandatanganan kontrak Masela PSC pada tanggal 16 November 1998. Sejak saat itu INPEX melalui INPEX Masela Ltd telah melakukan kegiatan eksplorasi hidrokarbon di Blok ini, dengan kepemilikan saham 100%. Blok Masela sendiri, dengan luas area saat ini lebih kurang 4.291,35 km², terletak di Laut Arafura, Provinsi Maluku, sekitar 155 kilometer (km) arah barat daya Saumlaki, 533 km sebelah selatan kota Ambon ibu kota provinsi Maluku atau lebih kurang 400 km di utara kota Darwin, Australia, dengan kedalaman laut 300 – 1000 meter. Pada tahun 2000, INPEX Masela Ltd telah melakukan pengeboran sumur eksplorasi pertama yaitu sumur Abadi-1 yang terletak di tengah-tengah struktur Abadi dengan kedalaman laut 457 meter dan total kedalaman 4.230 meter. Dari tes uji kandungan sumur Abadi-1 ini, yang dilakukan pada batu pasir Formasi Plover, dialirkan gas sebesar 25 MMSCFD (juta kaki kubik/hari) dan 260 BOPD (barel kondensat/hari) melalui pipa choke 40/64”. Pada tahun 2002, INPEX Masela Ltd melakukan pengeboran sumur appraisal yaitu Abadi-2 dan Abadi-3. Sumur Abadi-2 terletak lebih kurang lebih 13,5 km sebelah timur laut sumur Abadi-1, di bor pada kedalaman laut 580 meter dan total kedalaman 3.986 meter. Dari tes uji kandungan sumur Abadi-2 ini, yang dilakukan pada batu pasir Formasi Plover, dialirkan gas sebesar 18,6 MMSCFD (juta kaki kubik/hari) dan 150 BOPD (barel kondensat/hari) melalui pipa choke 44/64”. Sumur Abadi-3 terletak lebih kurang 16,5 km sebelah barat daya dari sumur Abadi-1,di bor di kedalaman laut 423 meter, dan total kedalaman 4.032 meter. Dari tes uji kandungan sumur Abadi-3 ini, yang dilakukan pada batu pasir Formasi Plover, dialirkan gas sebesar 13,8 MMSCFD (juta kaki kubik/hari) dan 266 BOPD (barel kondensat/hari) melalui pipa choke 44/64”. Untuk pengembangan lapangan gas Abadi ini, INPEX Masela Ltd saat ini sedang melakukan beberapa studi detail yang meliputi penghitungan cadangan (reserve calculation), skenario pengembangan (development scenario) dan studi pemasaran gas (gas marketing study). Sehingga pengembangan lapangan gas Abadi ini dapat direalisasikan pada 2027.[11] MI Berau B.V.
Bulan Oktober 2001, INPEX berpartisipasi dalam pembangunan Blok Berau di Papua, Indonesia yang merupakan penyedia utama terhadap LNG Tangguh, melalui investasi bersama (joint investment) di MI Berau BV. MI Berau memegang 16,3% bagian di Unit Tangguh, dan areal yang meliputi Blok Berau, Blok Wiriagar dan Blok Muturi. Persetujuan penjualan jangka panjang untuk menyuplai LNG ke Cina, Korea dan Amerika Utara sudah disetujui dan saat ini proyek LNG Tangguh mulai melakukan pengeboran sumur produksi dan konstruksi kilang pencairan gas untuk memproduksi LNG pada tahun 2008. Pada Blok Berau, MI Berau BV memiliki bagian kepemilikan sebesar 22,856%, BP Indonesia 48%, Nippon Oil 17.144%, dan Kanematsu sebesar 12.0%. Sedangkan di Unit Tangguh, MI Berau memiliki 16.3%, BP Indonesia 37.2%, CNOOC 12.5%, dan lainnya sebesar 34%.[10] INPEX Offshore Northeast Mahakam, Ltd.INPEX memperkuat aktivitas eksplorasi untuk meningkatkan statusnya di Indonesia, sebagai area utama operasi INPEX. Pada tanggal 11 Juni 1997, INPEX mulai melakukan eksplorasi di Blok Saliki, lepas pantai Kalimantan Timur, dimana INPEX membagi saham dengan Total E&P Indonesie sebesar 50%-50%. Dan pada tanggal 6 November 2002, INPEX (7,5%) bersama-sama dengan UNOCAL (92,5%) mengoperasikan Blok lepas pantai Mahakam Utara.[10] Referensi
Pranala luar
|