Share to:

 

Laelianus

Gaius Laelius Cornelius Laelianus

Gaius Laelius Cornelius Laelianus, atau lebih dikenal sebagai Laelianus, adalah seorang Kaisar Romawi yang memerintah secara singkat pada tahun 269 M sebagai seorang uzurpator dalam Kekaisaran Galia. Ia adalah salah satu dari beberapa kaisar kecil yang muncul selama periode yang dikenal sebagai Krisis Abad Ketiga dalam sejarah Kekaisaran Romawi. Pemerintahannya hanya berlangsung beberapa bulan sebelum ia dikalahkan oleh saingannya, Kaisar Postumus.

Latar Belakang

Tidak banyak informasi yang tersedia tentang kehidupan awal Laelianus. Nama lengkapnya menunjukkan kemungkinan asal-usul dari keluarga senator atau bangsawan di provinsi-provinsi Romawi. Sebelum menjadi kaisar, Laelianus diketahui menjabat sebagai komandan militer (dux), khususnya di wilayah yang kemudian dikenal sebagai Kekaisaran Galia, yang meliputi Galia, Hispania, dan sebagian Britannia.

Pada tahun 260 M, setelah perpecahan besar dalam Kekaisaran Romawi akibat penawanan Kaisar Valerianus oleh Kekaisaran Sassaniyah, Kekaisaran Galia didirikan oleh Postumus. Laelianus menjadi salah satu jenderal utama Postumus dan memainkan peran penting dalam mempertahankan kekaisaran tersebut dari ancaman eksternal, termasuk serangan suku-suku barbar seperti Franka dan Alamanni.

Pengangkatan sebagai Kaisar

Pada awal tahun 269 M, Laelianus memproklamasikan dirinya sebagai kaisar di kota Mogontiacum (kini Mainz, Jerman), yang merupakan pusat militer penting di Kekaisaran Galia. Deklarasi ini kemungkinan besar didorong oleh ketidakpuasan di kalangan legiun terhadap Postumus, meskipun motivasi pribadi Laelianus juga tidak dapat diabaikan.

Legiun yang mendukung Laelianus berasal dari Legio XXII Primigenia, salah satu pasukan elit Romawi yang berbasis di Mogontiacum. Sebagai uzurpator, Laelianus mengklaim gelar Imperator Caesar Laelianus Augustus dan mulai memobilisasi pasukannya untuk melawan Postumus.

Pemerintahan Singkat

Pemerintahan Laelianus berlangsung sangat singkat, diperkirakan tidak lebih dari beberapa bulan. Selama waktu ini, ia memegang kendali atas wilayah yang kecil, terutama sekitar Mogontiacum. Kekaisarannya segera menghadapi perlawanan dari Postumus, yang memobilisasi pasukan besar untuk merebut kembali kota tersebut.

Menurut sumber-sumber sejarah, Laelianus mungkin menikmati dukungan dari beberapa kelompok lokal dan unit militer tertentu, tetapi ia kekurangan sumber daya dan loyalitas yang lebih luas untuk memperkuat posisinya sebagai kaisar.

Kematian

Laelianus akhirnya dikalahkan oleh Postumus dalam pengepungan Mogontiacum pada tahun yang sama ia memproklamasikan dirinya sebagai kaisar. Setelah kota itu jatuh, Laelianus dieksekusi oleh pasukan Postumus atau dibunuh oleh pengikutnya sendiri yang menyerah kepada Postumus untuk menghindari pembalasan.

Namun, kemenangan atas Laelianus ternyata menjadi bumerang bagi Postumus. Pasukannya yang menang ingin menjarah Mogontiacum sebagai hadiah kemenangan, tetapi Postumus menolak. Hal ini memicu pemberontakan di antara pasukannya sendiri, yang akhirnya menyebabkan pembunuhan Postumus oleh tentaranya.

Referensi

  1. Alfoldi, Andreas. The Crisis of the Empire (A.D. 249–270). Oxford University Press, 1969.
  2. Drinkwater, John F. The Gallic Empire: Separatism and Continuity in the North-Western Provinces of the Roman Empire A.D. 260–274. Franz Steiner Verlag, 1987.
  3. Historia Augusta, "The Thirty Tyrants."
Kembali kehalaman sebelumnya