Literatur lebih lanjut mengenai suku bangsa ini lebih kepada penggunaan Bahasa Musi yang menyebar di bagian timur Sumatera Selatan. Masyarakat Musi juga dalam beberapa literatur/sejarah merupakan salah satu suku Melayu di Indonesia. Namun menurut sensus penduduk Indonesia suku Musi merupakan suku bangsa tersendiri dari suku bangsa Melayu. Pencacahan pada sensus suku, suku Musi dimasukkan kedalam kelompok "Suku Asal Sumatera Selatan" yang sudah tergabung semua kelompok-kelompok etnis asli Sumatera Selatan yang tercakup kedalam 2 etnik besar/utama (Melayu dan Komering).[butuh rujukan]
Etimologi dan Sejarah
Asal usul nama Suku Musi berasal dari Sungai Musi yang menjadi mata air sumber kehidupan awal masyarakat setempat. Trend pemberian nama suatu suku berdasarkan nama sungai setempat sering dijumpai pada suku lainnya di Provinsi Sumatera Selatan.
Seni dan Budaya
Salah satu kesenian yang populer di kalangan Orang Musi adalah Senjang. Senjang adalah jenis kesenian sastra lisan (semacam Talibun) yang dipadukan dengan musik dan tarian dan biasanya dibawakan oleh sepasang muda-mudi. Adapun tari tradisional Orang Musi adalah Tari Setabik yang dijadikan tarian resmi penyambutan tamu agung yang berkunjung ke Kabupaten Musi Banyuasin. Tari Setabik diiringi musik tradisonal dan lagu yang dinyanyikan dalam bahasa Melayu dialek Musi. Kebudayaan dan adat-istiadat suku Musi sangat dipengaruhi kebudayaan Melayu dan Islam.
Bahasa yang digunakan oleh suku Musi ialah bahasa Melayu Musi yang merupakan salah satu ragam dialek dari bahasa Melayu[12]. Bahasa/dialek ini adalah salah satu dari banyaknya ragam dialek/bahasa di Sumatera Selatan. Bahasa ini juga termasuk dalam rumpun bahasa Musi