Grand Prix F1 Bahrain 2011
Grand Prix F1 Bahrain 2011 (secara resmi bernama 2011 Formula 1 Gulf Air Bahrain Grand Prix) merupakan sebuah balapan mobil Formula 1 yang tadinya dijadwalkan untuk digelar pada tanggal 13 Maret 2011. Balapan ini kemudian dibatalkan setelah terjadinya demonstrasi besar-besaran oleh masyarakat negara Bahrain yang terjadi sejak tanggal 21 Februari 2011.[1][2] Pada tanggal 3 Juni, FIA sempat mengembalikan Grand Prix Bahrain ke dalam kalender dengan slot waktu tanggal 30 Oktober, sehingga menjadikan balapan ini sebagai ronde yang ke-17 dari 20 lomba yang tadinya akan diselenggarakan.[3] Karena satu dan lain hal, di mana diantaranya adalah kekhawatiran tim-tim F1 soal penyelenggaraan balapan ini, panitia setempat akhirnya membatalkan secara resmi gelaran balapan edisi tahun 2011, dan berjanji akan mengembalikan Grand Prix Bahrain ke dalam kalender F1 untuk musim 2012.[4] PenundaanPada tanggal 14 Februari 2011 (yang kemudian dikenal sebagai Hari Kemarahan), kerusuhan sipil meletus di negara Bahrain sebagai bagian dari serangkaian protes di seluruh kawasan Afrika Utara dan Timur Tengah.[5] Akibat terjadinya kerusuhan tersebut, staf medis yang akan menghadiri sesi latihan bebas untuk balapan Seri GP2 Asia di negara Bahrain pada akhir pekan itu dipindahkan ke rumah sakit di Manama, yang memaksa sesi latihan bebas yang tadinya akan digelar pada hari Kamis dibatalkan. Kemudian, pada hari itu, diumumkan bahwa seluruh akhir pekan akan dibatalkan atas permintaan federasi otomotif setempat.[6] Kepala eksekutif Sirkuit Internasional Bahrain, yaitu Pangeran Salman bin Hamad Al Khalifa, yang juga merupakan putra mahkota negara Bahrain, menyatakan bahwa "[fokusnya] ... adalah [untuk] menyelenggarakan acara [balapan] sukses [yang] lainnya dalam bentuk Grand Prix Bahrain."[7] Bernie Ecclestone, sebagai CEO Formula One Management dan Formula One Administration, menyatakan bahwa dia berharap agar pembicaraan dengan Al Khalifa akan meredakan kekhawatirannya bahwa acara balapan tersebut mungkin dibatalkan. Wakil Presiden Pusat Hak Asasi Manusia Bahrain, yaitu Nabeel Rajab, mengatakan bahwa akan sulit untuk mengakhiri protes dengan cepat.[7] Ecclestone menyatakan bahwa "Jika [unjuk rasa] tidak mereda pada hari Rabu [23 Februari], saya kira kami mungkin harus membatalkannya."[8] Para pengunjuk rasa dikutip menyatakan bahwa "satu-satunya alasan" Putra Mahkota bersedia untuk berbicara dengan para pengunjuk rasa adalah demi bisa menyelenggarakan perlombaan.[9] Pada tanggal 21 Februari 2011, Pangeran Salman secara resmi menunda balapan karena protes yang sedang berlangsung. Sebuah sesi tes pra-musim yang dijadwalkan di Sirkuit Internasional Bahrain dari tanggal 3–6 Maret juga ditunda dan dipindahkan ke Sirkuit Barcelona-Catalunya, yang terletak di negara Spanyol.[10] Pihak panitia penyelenggara acara balapan ini kemudian diberikan tenggat waktu hingga tanggal 1 Mei untuk memutuskan apakah mereka ingin melanjutkan perlombaan di kemudian hari atau tidak.[11] Pemulihan sementara dan pembatalanPada bulan April 2011, pihak panitia penyelenggara acara balapan ini merilis sebuah pernyataan, yang mana isinya menyatakan bahwa "kehidupan normal telah kembali ke [negara] Bahrain", dan mereka berharap dapat menjadi tuan rumah balapan di akhir tahun.[12] Pada tanggal 2 Mei 2011, Bernie Ecclestone memperpanjang batas waktu penjadwalan ulang perlombaan hingga tanggal 3 Juni.[13] Pada pertemuan Dewan Olahraga Bernotor Dunia (WMSC) pada tanggal 3 Juni, anggota FIA dengan suara bulat lebih memilih untuk mengembalikan Grand Prix Bahrain ke kalender pada tanggal yang direncanakan pada tanggal 30 Oktober, dengan Grand Prix India yang dipindahkan dari tanggal tersebut ke tanggal 11 Desember.[14] Keputusan tersebut kontroversial, dengan kepala tim Mercedes, yaitu Ross Brawn, yang menyatakan bahwa balapan final di bulan Desember sama sekali tidak dapat diterima,[15] sementara kelompok kepentingan dan aktivis hak asasi manusia mengkritik FIA karena pemulihan statusnya di tengah pergolakan politik yang sedang terjadi di negara tersebut.[16][17][18] Pembalap Red Bull Racing, yaitu Mark Webber, menyatakan kekhawatirannya atas kondisi hak asasi manusia, dan menyatakan bahwa dia berharap agar olahraga bermotor tersebut dapat mengambil sikap yang lebih tegas terhadap kasus ini.[19] Beberapa pembalap yang lain menyatakan kesediaannya untuk balapan, dengan syarat keselamatan mereka dapat dijamin di tengah laporan bahwa protes besar-besaran sedang direncanakan pada hari balapan.[20] Petisi untuk memboikot balapan tersebut telah mendapatkan 300.000 tanda tangan.[14] Menanggapi hal ini, presiden FIA pada saat itu, yakni Jean Todt, berjanji bahwa badan pengatur olahraga bermotor tersebut akan memantau situasi di negara Bahrain dengan cermat, dan membuka kemungkinan pembatalan jika keadaan negara tersebut memang memburuk menjelang bergulirnya balapan tersebut,[21] sementara pemegang hak komersial, yaitu Bernie Ecclestone, meminta agar diadakan pemungutan suara untuk yang kedua kalinya, mengembalikan Grand Prix India ke tanggal semula di bulan Oktober, dan memindahkan Grand Prix Bahrain untuk kembali lagi ke akhir musim pada bulan Desember.[22] Menurut mantan presiden FIA, yaitu Max Mosley, penjadwalan ulang balapan akan memerlukan persetujuan yang bulat dari semua tim.[23] Telah dilaporkan bahwa Asosiasi Tim Formula Satu (FOTA) menentang penjadwalan ulang balapan menjadi tanggal 30 Oktober karena alasan logistik, tetapi bersedia untuk membahas tempat berlabuh di akhir musim untuk balapan tersebut.[24] Pada tanggal 8 Juni, Ecclestone menyatakan bahwa menurutnya perlombaan ini tidak akan dilaksanakan karena FIA telah mengabaikan pasal 66 dari Kode Olahraga, yang menyatakan bahwa "tidak ada amandemen yang dapat dilakukan terhadap pengaturan kejuaraan [dunia] setelah pendaftaran dibuka tanpa persetujuan dari semua peserta."[25] FIA kemudian meminta Ecclestone untuk mengajukan proposal kalender yang baru setelah mereka diberitahu oleh FOTA bahwa menggelar Grand Prix Bahrain pada tanggal 30 Oktober adalah sebuah langkah yang sama sekali "tidak praktis".[26][27] Pada tanggal 9 Juni, pihak panitia penyelenggara acara balapan Grand Prix Bahrain secara resmi membatalkan tawaran mereka untuk kembali lagi ke dalam kalender.[28] Lihat pula
Referensi
|