Stasiun Depok Baru
Stasiun Depok Baru (DPB) atau dikenal dengan Stasiun Margonda merupakan stasiun kereta api kelas I yang terletak di Jalan Stasiun Depok Baru, Depok, Pancoran Mas, Depok. Stasiun yang terletak pada ketinggian +93 m ini melayani kereta api komuter Commuter Line dengan 31 km arah selatan dari Jakarta Kota. Lokasi stasiun ini sangat strategis berada di belakang Kantor Wali Kota Depok, ITC Depok, dan Terminal Margonda yang berseberangan dengan Markas Besar Polres Kota Depok. Per 25 Maret 2021, stasiun ini, bersama Stasiun Bekasi, Tanah Abang, Kranji, Depok, Jakarta Kota, Bojonggede, Citayam, Parung Panjang, dan Angke resmi menghapus penjualan kartu single trip (Tiket Harian Berjaminan/THB) untuk KRL Commuter Line. Hal ini karena mayoritas penumpang KRL Commuter Line sudah terbiasa menggunakan kartu multi trip maupun uang elektronik.[3] SejarahStasiun Depok Baru merupakan stasiun yang dibangun Perusahaan Jawatan Kereta Api (PJKA) untuk mendukung mobilitas masyarakat Depok, khususnya setelah Perumnas Depok 1 dan Depok 2 sudah mulai memadat serta untuk mendukung stasiun lama yang sudah ada sebelumnya. Pembebasan tanah untuk stasiun ini dirampungkan pada pertengahan Januari 1983 dan mulai dibangun segera sesudahnya, bersama dengan rencana jalur ganda baru Manggarai–Depok.[4] Pada 19 Februari 1983, Menteri Perhubungan, Roesmin Noerjadin, meletakkan batu pertama pembangunan jalur ganda tersebut. Pasca pembebasan, pada waktu itu, stasiun ini belum ada wujud bangunannya, tetapi sudah tumpah ruah melayani penumpang.[5] Hingga November 1984, proyek masih berlangsung, tetapi masih dapat melayani penumpang. Berita Yudha edisi 2 November 1984 menampilkan maket wujud Stasiun Depok Baru apabila stasiunnya sendiri sudah rampung.[6] Pada tanggal 26 Februari 1985, PJKA mengharapkan agar stasiun ini sudah bisa melayani penumpang secara penuh untuk mengurai kepadatan di Stasiun Depok, sehubungan dengan banyaknya penumpang gelap dan atapers yang menggunakan KRL Jabotabek, yang membuat PJKA rugi Rp1,5 juta per hari.[7] Pada 13 Februari 1986, Kepala Proyek Pembangunan KA Jabotabek kala itu, Pantiarso, menyatakan bahwa bangunan Stasiun Depok Baru telah hampir selesai dan siap melayani KRL Jabotabek.[8] Tata letakStasiun ini memiliki tiga jalur kereta api dengan jalur 1 dan 3 sebagai sepur lurus. Stasiun ini memiliki akses penyeberangan lewat atas yang terletak di tengah-tengah peron, tetapi sudah tidak terpakai lagi karena akses penyeberangan kini melewati jalur bawah (underpass).
Layanan kereta api
InsidenPada 29 April 2017, seorang dokter wanita tewas ditabrak KRL tujuan Bogor. Menurut pengakuan sejumlah saksi, kejadian ini diakibatkan oleh si wanita yang tidak mengindahkan peringatan petugas pelayanan KRL agar tidak menyeberang melalui emplasemen stasiun. Alhasil, KRL langsung menyambar dokter wanita tersebut.[9] Pada 02 Mei 2022, area Pasar Kemiri Depok telah terjadi kebakaran sehingga menyebabkan gangguan pada perjalanan KRL lintas Depok Baru–Bogor/Nambo maupun sebaliknya dikarenakan aliran listrik pada kabel listrik aliran atas terputus. Kebakaran yang terjadi pada pukul 19.05 WIB telah berhasil dipadamkan oleh petugas Pemadam Kebakaran Depok dan kabel listrik aliran atas baru bisa diperbaiki pada pukul 21.03 WIB.[10] Antarmoda pendukung
Galeri
Referensi
|