Stasiun Kemayoran
Stasiun Kemayoran (KMO) adalah stasiun kereta api kelas II yang terletak di perbatasan antara Gunung Sahari Selatan, Kemayoran, dan Gunung Sahari Utara, Sawah Besar, Jakarta Pusat. Stasiun yang terletak pada ketinggian +4 m ini hanya melayani KRL Commuter Line dengan jarak 5 km arah selatan dari Jakarta Kota. SejarahStasiun ini terletak di bekas jalur BOSM sebelah utara Stasiun Pasar Senen, berada di ujung timur wilayah Weltevreden. Stasiun ini dinamakan sesuai dengan nama daerah pemukiman di sekitarnya, berdiri pada awal abad-20. Stasiun dan jalurnya diambil alih oleh Staatsspoorwegen pada tahun 1898.[3] Pasca-akuisisi oleh SS pada 1898, nama Stasiun Kemayoran, sempat diubah menjadi Weltevreden S.S. (WLS), dan singkatan stasiun ini terus digunakan meski nama stasiun ini dikembalikan menjadi Kemayoran lagi dengan beralihnya kepemilikan Stasiun Weltevreden NIS ke tangan SS.[5] Aslinya, bangunan stasiun ini terbuat dari kayu dan memiliki overkapping. Setelah jalur ini diambil alih oleh SS, Stasiun Kemayoran kemudian dikembangkan oleh SS. Pada tahun 1902, dibangun jalur shortcut dari Kemayoran menuju Ancol, digunakan untuk mempercepat arus pengiriman barang menuju Tanjung Priok. Jalur itu dibuka pada tanggal 1 Maret 1904.[6][7] Jalur ini melewati pos blok percabangan yang diberi nama Pisangbatu, kini dikenal sebagai Stasiun Rajawali. Pada 1904, stasiun ini dan Stasiun Pasar Senen sempat menjalani renovasi, yang keduanya menggelontorkan dana sebesar ƒ350.000,00.[8] Dengan dioperasikannya lokomotif listrik dan kereta rel listrik (KRL pertama) di jalur Batavia–Buitenzorg pada tahun 1925, SS kemudian merencanakan pembangunan jalur ganda di hampir seluruh lintas Jakarta sejak tahun 1926. Sebagai langkah awal, jalur ganda pertama di lin Batavia adalah antara Kemayoran–Batavia dan Sawah Besar–Weltevreden. Bahkan, perombakan juga dilakukan pada jalur menuju Tanjung Priok setelah diresmikannya Stasiun Tanjung Priok baru pada tahun 1925.[7] Hingga tahun 1980-an, ruangan Stasiun Kemayoran yang dindingnya kayu tersebut disewakan oleh para pensiunan pegawai PJKA yang belum bisa memiliki rumah.[9] Bangunan stasiun tersebut khirnya dibongkar pada Juni 1987 dan diganti dengan bangunan baru yang ada pada saat ini.[10] Tata letakStasiun ini memiliki empat jalur kereta api. Emplasemen sebelah utara merupakan jalur dwiganda, sedangkan emplasemen selatan merupakan jalur ganda. Jalur 1 merupakan sepur lurus arah Pasar Senen–Jatinegara, jalur 2 merupakan sepur lurus arah Rajawali–Kampung Bandan, jalur 3 merupakan sepur lurus dari Tanjung Priok–Ancol, dan jalur 4 merupakan sepur lurus arah Ancol–Tanjung Priok.
Layanan kereta apiMulai 8 Juni 2019, seluruh perjalanan kereta api lokal yang melayani rute Jakarta-Cikampek-Purwakarta pp (Cilamaya Ekspres, Walahar Ekspres, dan Jatiluhur/Lokal CKP) melintas langsung/tidak berhenti di stasiun ini.[11][12] Otomatis, sejak saat itu pula stasiun ini hanya melayani perjalanan KRL Commuter Line saja.
Antarmoda pendukung
Galeri
Insiden
Daftar referensiUmumde Bruyn Kops, A.L. (1940). "De Ringbaan in en om Batavia". Spoor- en Tramwegen. 13 (22): 435–439. Khusus
|