Nama bandara ini diambil dari nama tokoh militer H.A.S. Hanandjoeddin (5 Agustus 1910 – 5 Februari 1995).
Status sebagai bandara internasional ditetapkan oleh Kementerian Perhubungan Indonesia sejak Januari 2017 sebagai bagian dari promosi pariwisata Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.[5]
Pengembangan
Perpanjangan landas pacu hingga 3.660 m, dan tahun 2016 sudah dipergunakan.
Pada tahun 2015, bandara ini dibangun dengan dana Kabupaten Belitung. Renovasi Bandara H.A.S Hanandjoedin ini bertujuan untuk membenahi infrastruktur di Kabupaten Belitung, karena Pulau Belitung termasuk dari Proyek Strategis Nasional. Renovasi bandara Ini selesai pada 2017, dan resmi menjadi Bandar Udara Internasional.
Bandar udara ini akan difungsikan sebagai bandar udara transit karena letaknya yang strategis, memiliki landasan pacu yang panjang, pelataran pesawat yang luas, serta pengembangannya berpotensi sebagai bandar udara internasional untuk mendongkrak pariwisata khususnya di Pulau Belitung.
^"Airport information for WIOD". World Aero Data. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-03-05.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan) Data current as of October 2006. Sumber: DAFIF.