Share to:

 

Institut Seni Indonesia Surakarta

Institut Seni Indonesia Surakarta
ꦆꦤ꧀ꦱ꧀ꦠꦶꦠꦸꦠ꧀ꦱꦼꦤꦶꦆꦤ꧀ꦢꦺꦴꦤꦺꦱꦶꦪꦱꦸꦫꦏꦂꦠ


 
Informasi
Nama sebelumnya
Sekolah Tinggi Seni Indonesia Surakarta
Moto"Artistik": Artikulatif dalam Inovasi dan Inspiratif dalam Kreasi
JenisPerguruan Tinggi Negeri Badan Layanan Umum
Didirikan11 September 2006
Lembaga induk
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
RektorDr. I Nyoman Sukerna, S.Kar., M.Hum.
Lokasi
Surakarta
,
Indonesia Indonesia
Warna  Merah marun
Situs webwww.isi-ska.ac.id
Instagram: isi_surakarta Musicbrainz: 8e9a23ba-1f3f-4c73-8246-e99849fcb78d Modifica els identificadors a Wikidata

Institut Seni Indonesia Surakarta atau ISI Surakarta (bahasa Jawa: ꦆꦤ꧀ꦱ꧀ꦠꦶꦠꦸꦠ꧀ꦱꦼꦤꦶꦆꦤ꧀ꦢꦺꦴꦤꦺꦱꦶꦪꦱꦸꦫꦏꦂꦠ) adalah sebuah perguruan tinggi negeri yang berada di Jebres, Kota Surakarta. ISI Surakarta merupakan satu dari tujuh institut seni yang ada di Indonesia.

ISI Surakarta memiliki dua fakultas yaitu Fakultas Seni Pertunjukan dan Fakultas Seni Rupa dan Desain yang berlokasi di dua kampus, yakni Kampus Kentingan (Kampus Pusat dan FSP) serta Kampus Mojosongo (FSRD).

Sejarah

ISI Surakarta berdiri sejak 15 Juli 1964 sebagai Akademi Seni Karawitan Indonesia (ASKI) Surakarta. Berdirinya lembaga ini didasarkan pada Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 068/1964. Pada mulanya, pengelolaan lembaga ini berada di bawah Direktorat Jenderal Kebudayaan. Berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 160/M/1974 dan keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 02/O/1975 pengelolaannya dipindahkan kepada Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Pendirian lembaga ini adalah sebagai upaya untuk memberi ruang bagi lulusan siswa-siswi Konservatori Karawitan (Kokar) Surakarta yang telah berdiri sejak tahun 1953 di Kepatihan Surakarta. Kokar sekarang telah berubah karena pada tahun 1976 menjadi Sekolah Menengah Karawitan Indonesia (SMKI) Surakarta dan sekarang telah berubah pula menjadi Sekolah Menengah Kejuruan 8 Surakarta.

Pada tahun 1988, dengan terbitnya Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 0446/O/1988 tertanggal 12 September 1988, status Akademi Seni Karawitan Indonesia (ASKI) Surakarta ditingkatkan dan berubah namanya menjadi Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI) Surakarta. Menteri yang menandatangani Surat Keputusan tersebut adalah Prof. Dr. Fuad Hasan. Pada tanggal 11 September 2006 Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI) Surakarta ditingkatkan statusnya pula dan diresmikan oleh Menteri Pendidikan Nasional, Prof. Dr. Bambang Sudibyo dan berubah namanya menjadi Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta. Peningkatan status tersebut dikukuhkan dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 77 Tahun 2006 tertanggal 20 Juli 2006.

Identitas

Lambang ISI Surakarta adalah angsa berwarna merah marun yang memiliki mata urna di tengah dahi, telinga patra, memiliki sirip dan ekor lumba-lumba, dan berkaki elang yang membawa buah manggis dan diiringi daun dan kelopak bunga cempaka dengan makna:

  • Angsa sebagai penjelajah;
  • Mata urna sebagai tajam melihat;
  • Telinga patra sebagai bijak mendengar;
  • Sirip dan ekor lumba-lumba sebagai pengendali arah;
  • Manggis sebagai kejujuran; dan
  • Daun dan kelopak bunga cempaka sebagai penebar keutamaan dan kegunaan bagi semua.

Fakultas dan program studi

Fakultas Seni Pertunjukan (FSP)

  • S-1 Seni Tari
  • S-1 Seni Pedalangan
  • S-1 Seni Karawitan
  • S-1 Seni Teater
  • S-1 Etnomusikologi
  • S-1 Koreografi Inkuiri
  • D-4 Tata Kelola Seni

Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD)

  • S-1 Seni Murni
  • S-1 Kriya
  • S-1 Film dan Televisi
  • S-1 Fotografi
  • S-1 Desain Interior
  • S-1 Desain Komunikasi Visual
  • S-1 Desain Produk Industri
  • S-1 Intermedia
  • D-4 Desain Mode Batik
  • D-4 Senjata Tradisional Keris
  • D-4 Animasi
  • D-4 Destinasi Pariwisata

Program Pascasarjana

  • S-2 Seni
  • S-3 Seni

Fasilitas

Kemahasiswaan

ISI Surakarta adalah pemrakarsa "Pentas Tari 24 Jam" yang diselenggarakan setiap tahun pada tanggal 29 April 2007 untuk memperingati Hari Tari Dunia. Dalam pagelaran ini ditampilkan berbagai tari dari berbagai wilayah Indonesia dan juga dari sejumlah perwakilan negara lain. Selain itu juga setiap tanggal 7 November diselenggarakan Hari Wayang Dunia.[perinci lagi][1][2]

Catatan kaki

  1. ^ "Tempo Interaktif 20 April 2007, diakses 8 Mei 2007". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007-06-30. Diakses tanggal 2007-05-08. 
  2. ^ "Tempo Interaktif 29 April 2007, diakses 8 Mei 2007". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007-05-01. Diakses tanggal 2007-05-08. 

Lihat pula

Pranala luar

Kembali kehalaman sebelumnya