PP Construction & Investment
PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk atau biasa disingkat menjadi PP, adalah sebuah badan usaha milik negara Indonesia yang bergerak di bidang konstruksi.[3][4] SejarahPerusahaan ini didirikan oleh Bank Industri Negara pada tanggal 26 Agustus 1953 dengan nama NV Pembangunan Perumahan. Proyek pertama yang dikerjakan oleh perusahaan ini adalah pembangunan kompleks rumah dinas Semen Gresik. Perusahaan ini kemudian ditugaskan untuk mengerjakan sejumlah proyek yang didanai dengan hasil pampasan perang dari Jepang, seperti pembangunan Hotel Indonesia, Bali Beach Hotel, Ambarukmo Palace Hotel, dan Samudera Beach Hotel. Pada tanggal 29 Maret 1961, pemerintah mengambil alih perusahaan ini dan menetapkan perusahaan ini menjadi perusahaan negara (PN).[5] Pada tahun 1971, pemerintah mengubah status perusahaan ini menjadi persero.[6] Pada tahun 1991, perusahaan ini berekspansi ke bisnis properti dengan menyewakan ruangan yang ada di kantor pusatnya dan mengembangkan sebuah perumahan di Cibubur. Selain itu, perusahaan ini juga membentuk sejumlah perusahaan patungan, antara lain PT PP-Taisei Indonesia Construction, PT Mitracipta Polasarana, dan PT Citra Waspphutowa. Pada tahun 1993, perusahaan ini menjadi perusahaan konstruksi pertama di Indonesia yang berhasil mendapat sertifikasi ISO 9001. Pada tahun 2004, Koperasi Karyawan Pemegang Saham Pembangunan Perumahan (KKPSPP) resmi memegang minoritas saham perusahaan ini. Pada tahun yang sama, perusahaan ini menerbitkan buku "Prinsip-Prinsip Kontraktor" yang menjadi buku panduan bagi perusahaan konstruksi di Indonesia. Pada tahun 2008, perusahaan ini meluncurkan PP University sebagai pusat pendidikan dan pelatihan bagi para pegawainya. Pada tahun yang sama, perusahaan ini mulai menerapkan prinsip konstruksi hijau untuk mengurangi dampak negatif konstruksi terhadap lingkungan. Pada tanggal 9 Februari 2010, perusahaan ini resmi melantai di Bursa Efek Indonesia. Pada tahun 2011, perusahaan ini berhasil menyelesaikan proyek investasi pertamanya, yakni pembangunan PLTG berkapasitas 65 MW di Talang Duku, Sumatera Selatan. Pada tahun 2012, perusahaan ini mulai mengerjakan proyek pembangunan New Tanjung Priok dengan nilai proyek sebesar Rp 8,2 triliun. Selain itu, perusahaan ini juga mengerjakan proyek pembangunan di tujuh bandara di seluruh Indonesia. Pada tahun 2013, perusahaan ini mengakuisisi PT PP Dirganeka dan mengubah nama perusahaan tersebut menjadi PT PP Pracetak. Pada tahun yang sama, perusahaan ini juga membentuk Divisi Properti dan membuka kantor cabang di Pulau Sulawesi. Pada tahun 2014, perusahaan ini mengakuisisi PT Prima Jasa Aldo Dua dan mengubah nama perusahaan tersebut menjadi PT PP Peralatan. Pada tanggal 19 Mei 2015, PT PP Properti resmi melantai di Bursa Efek Indonesia. Pada tahun 2016, perusahaan ini memisahkan Divisi Bisnis Energi dan Divisi Bisnis Infrastruktur menjadi dua perusahaan tersendiri, masing-masing dengan nama PT PP Energi dan PT PP Infrastruktur. Pada tahun yang sama, perusahaan ini juga menjadi perusahaan konstruksi pertama di Indonesia yang menerapkan Enterprise Resource Planning (ERP) berbasis SAP. Pada tahun 2018, perusahaan ini menjadi BUMN pertama di Indonesia yang meluncurkan surat berharga perpetual.[3][4] Portofolio
PT PP semenjak berdiri telah terlibat dalam pembuatan sejumlah bangunan penting. Berikut adalah beberapa bangunan yang pengerjaannya melibatkan perusahaan ini. Bangunan/Hotel
Bangunan sipil
Stadion olahraga
Anak PerusahaanPP PropertiPerusahaan ini didirikan pada tahun 2013 sebagai hasil pemisahan dari Divisi Properti milik Pembangunan Perumahan yang telah eksis sejak tahun 1991. PP Properti resmi melantai di Bursa Efek Indonesia pada bulan Mei 2015.[8] Pada bulan November 2018, PP Properti juga mengakuisisi Limasland Realty dan Grahaprima Realtindo untuk dapat mengembangkan apartemen di Cilegon dan Yogyakarta.[9] Hingga akhir tahun 2020, PT PP Properti Tbk mengelola 6 unit hotel, 12 unit pusat perbelanjaan, dan 35 unit residensial. PP UrbanPT PP Urban bergerak di bidang pengembangan perkotaan, konstruksi, dan beton pracetak. Perusahaan ini memulai sejarahnya pada tahun 1989 dengan nama PT Prakarsa Dirga Aneka sebagai salah satu unit bisnis dari Yayasan Kesejahteraan Karyawan Pembangunan Perumahan. Perusahaan ini awalnya bergerak di bidang perdagangan untuk mendukung bisnis dari induknya. Seiring waktu, perusahaan ini kemudian berekspansi ke bisnis beton pracetak dan konstruksi. Pada tahun 2008, perusahaan ini mengubah namanya menjadi PT PP Dirganeka dengan fokus bisnis di bidang konstruksi dan manajemen gedung. Setelah diakuisisi oleh Pembangunan Perumahan pada tahun 2013, nama perusahaan ini diubah menjadi PT PP Pracetak dengan fokus bisnis di bidang konstruksi, manajemen gedung, dan beton pracetak. Pada tahun 2017, nama perusahaan ini kembali diubah menjadi PT PP Urban dengan fokus bisnis di bidang pengembangan perkotaan, terutama pengembangan perumahan untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). PP PresisiPT PP Presisi Tbk fokus menyediakan jasa pendukung konstruksi, yakni konstruksi sipil sederhana, ready mix, pembuatan pondasi, pengoperasian erektor, pemasangan bekisting, dan penyewaan alat berat. Perusahaan ini memulai sejarahnya dengan nama PT Prima Jasa Aldodua (PJA) pada 6 Mei 2004. Hingga tahun 2012, perusahaan ini fokus menyediakan jasa penyewaan peralatan konstruksi berskala kecil. Pada tahun 2014, perusahaan ini resmi diakuisisi oleh Pembangunan Perumahan dan namanya diubah menjadi "PT PP Alat Konstruksi" (PP Alkon) pada Juni 2014. Nama perusahaan ini lalu diubah menjadi "PT PP Peralatan Konstruksi" pada Juli 2014. Pada bulan Maret 2017, nama perusahaan ini kembali diubah menjadi seperti sekarang. Pada bulan November 2017, perusahaan ini resmi melantai di Bursa Efek Indonesia.[10] Referensi
Pranala luar
|